Berita Nasional

Sambangi Pasar Asemka, Zulhas Buktikan Fenomena Predatory Pricing Online Shop Itu Nyata

Zulkifli Hasan Sambangi Pasar Asemka yang Diakuinya Lebih Sepi Dibanding Pasar Tanah Abang. Para Pedagang Jadi Korban Predatory Pricing Online Shop

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan meninjau Pasar Asemka, Tamansari, Jakarta Barat pada Jumat (29/9/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG - Setelah menyambangi Blok A Pasar Tanah Abang yang dikabarkan sepi pembeli, kini Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan meninjau Pasar Asemka, Tamansari, Jakarta Barat pada Jumat (29/9/2023). 

Dalam kunjungannya itu, pria yang karib disapa Zulhas, didampingi oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, Zulhas datang dengan mobil berpelat RI 32.

Kala itu, dia yang mengenakan kemeja putih dan berkaca mata, langsung menyambangi sejumlah toko pedagang yang mayoritas menjual kosmetik dan aksesoris wanita. 

Zulhas nampak berbincang dan mendengarkan keluhan dari sejumlah pedagang, terutama tentang prospek penjualannya. 

Dia juga membagikan sejumlah uang dan memborong barang dagangan bernilai Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah kepada para pedagang.

Selain membagikan sejumlah uang dan memborong dagangan, Zulhas juga beberapa kali menerima selfie dari para pedagang maupun pengunjung pasar. 

Baca juga: Gelar Aksi Damai, HMI se-Jakarta Dukung Langkah Bahlil Lahadalia Selesaikan Masalah Rempang

Baca juga: Jawabannya Berhasil Bikin Sujiwo Tejo Terdiam, Ustaz Dasad Latif: Mudah-mudahan Mulai Solat

Sesekali, ia juga menengok potret toko di Pasar Asemka yang mulai ditinggalkan penjualnya. 

"Lihat pada tutup ya tokonya?" ujar Zulhas menunjukkan satu toko yang tutup kepada awak media.

Zulhas kemudian melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi pedagang-pedagang lain.

Di tengah perjalanannya itu, awak media menanyakan apakah Pasar Asemka sama sepinya dibandingkan Pasar Tanah Abang atau lebih sepi.

"Ini lebih lagi (sepi), memang korban yang pertama ini bukti (pedagang offline)," kata Zulhas, Jumat.

"Tadi saya diskusi sama teman, jadi rupanya kalau algoritma itu tahu, ini pakai bedaknya berapa banyak, apa yang dibeli orang itu tahu, sehingga udah tahu, sehingga dia tawarin, langsung belanja, sehingga yang lain (pedagang offline) bisa habis, apalagi kalau dia kasih diskon besar-besaran," imbuhnya. 

Salah satu pedagang kosmetik yang mengeluhkan hal itu adalah Anton (21).

Dia mengatakan, tokonya itu turun omzet penjualan hingga 70 persen sejak pandemi Covid-19 dan social commers.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved