Wacana Dua Poros Pilpres

PDIP Sebut Pilpres Dua Poros Digagas oleh Presiden Jokowi, Bisa Terwujud Tergantung Lima Pihak Ini

Wacana dua poros dalam pilpres 2024 yang digagas Presiden Jokowi bisa terwujud jika memenuhi beberapa syarat. Ada lima pihak yang sangat menentukan.

Editor: Rusna Djanur Buana
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah ditemui di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--PDI Perjuangan tidak menutup pintu untuk terwujudnya dua poros dalam Pemilu 2024.

Poros pertama adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan poros kedua Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto.

Meski demikian banyan syarat yang harus dipenuhi jika dua poros itu diwujudkan, terutama menyangkut kesepakatan posisi Ganjar dan Prabowo.

Masalahnya Ganjar Pranowo sudah dideklarasikan sebagai calon presiden oleh PDIP yang bekerja sama dengan PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo, sementara Prabowo juga ditetapkan sebagai capres dari koalisi Indonesia Maju.

Koalisi Indonesia maju terdiri dari Partai Gerindra, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, Gelora, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Baca juga: VIDEO NDX AKA Garap Video Klip Lagu Pemenangan Ganjar Bantenge Metu Kandang

Jika tidak ada yang mau mengalah menjadi wakil presiden, dua poros di pilpres tidak akan pernah terwujud.

Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, sangat memungkinkan wacana duet antara Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto dibuka kembali.

Meski keduanya sudah diusung menjadi bakal calon presiden (bacapres), Basarah meyakini masih ada sikap politik yang kemungkinan bisa menyatukan keduanya.

"Nah saya mengatakan di Kompas TV beberapa waktu lalu, saya punya asumsi, kemungkinan duet Ganjar dan Prabowo itu masih terbuka.

Tergantung bagaimana sikap lima aktor di dalamnya," ujar Basarah dalam acara Satu Meja The Forum yang dilansir dari kanal YouTube Kompas TV pada Jumat (29/9/2023).

Lima aktor atau lima pihak yang dimaksud adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga merupakan kader PDI-P, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ganjar, dan Prabowo, serta para ketua umum parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang saat ini mendukung Prabowo.

"Analisis saya terhadap lima aktor ini, itu sangat mungkin duet Ganjar dan Prabowo itu dibuka kembali," kata Basarah.

Baca juga: VIDEO Kunjungi Bumi Pospera, Ganjar Pranowo Bicara Lapangan Kerja

Dia menjelaskan awal mula wacana duet Ganjar dengan Prabowo mengemuka.

Menurut Basarah, hal itu dimulai pada 22 April 2023, saat Presiden Jokowi menyampaikan nama-nama potensial yang bisa menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Saat itu, ada tujuh nama yang disebut Jokowi. Salah satunya, Prabowo Subianto.

"Itu dimulai 22 April 2023. Setelah satu hari Pak Ganjar ditetapkan bakal capres oleh Bu Mega (sebagai bacapres dari PDIP).

Kemudian, wacana ini berlanjut di panen raya di tengah sawah di Kebumen, Jawa Tengah. Seingat saya 10 Maret 2023," ujar Basarah.

"Di sanalah, menurut sumber-sumber yang layak untuk saya percaya, Pak Jokowi menyatakan keinginannya soal duet Ganjar-Prabowo," katanya lagi.

Keinginan Jokowi itu juga sudah disampaikan kepada Ganjar maupun Prabowo saat itu.

Setelah kebersamaan Presiden dengan Ganjar dan Prabowo tersebut, menurut Basarah, wacana duet sempat berhenti selama satu semester, yakni sejak Maret sampai 20 September 2023.

Saat itu, Basarah mengatakan, Ganjar selesai menghadiri rapat pemenangannya dan ditanya oleh wartawan soal bagaimana jika ada wacana dirinya berduet dengan Prabowo.

Baca juga: VIDEO : Ketua TPN Arsjad Rasjid Tegaskan Ganjar Capres dan Tak Ada Pembahasan Duet dengan Prabowo

"Beliau katakan, kalau di politik itu selama belum didaftarkan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), semuanya masih mungkin.

Setelah pernyataan Mas Ganjar itu, mencuatlah wacana Ganjar-Prabowo dan menggelinding bak bola salju sampai diskusi saat ini," ujar Basarah.

Gerindra dan PDI-P melalui sejumlah elite parpol sudah menanggapi wacana duet ini.

Mereka kompak menginginkan posisi bakal capres untuk masing-masing tokoh yang mereka usung.

Peluang Khofifah

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan, siapa pun sosok bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo hanya diketahui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Hasto menyampaikan itu menjawab peluang nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang masuk ke pusaran kandidat cawapres Ganjar.

"Ya, hanya Ibu Megawati yang tahu, tapi dialog dengan para ketum parpol sudah dilakukan," kata Hasto ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (28/9/2023), usai meninjau geladi kotor Rakernas IV PDI-P.

Hasto menyampaikan bahwa tugas dirinya dan jajaran elite PDI-P dan partai politik pengusung Ganjar hanya mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari narasi hingga sosok yang masuk pusaran kandidat.

Semisal, Hasto membeberkan pengalamannya setiap turun ke Jawa Timur dan bertemu Khofifah.

"Kami kan sering bertemu dengan Ibu Khofifah, menanyakan bagaimana hubungan antara seluruh elemen masyarakat di Jatim, khususnya PDI Perjuangan," ucapnya.

Hasto turut mengungkap pengalaman pribadinya bekerja bersama Khofifah di Komisi VI DPR.

Saat itu, Hasto mengaku memiliki hubungan yang baik selama bekerja sama di DPR. 

Baca juga: Usai Dilantik menjadi Ketua Umum PSI, Kaesang Langsung Bertemu Hary Tanoe, Dukung Ganjar?

"Tapi terkait dengan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar, itu nanti rakyat yang menyuarakan.

Itu akan ditangkap semuanya melalui pertimbangan-pertimbangan mendalam yang sudah dilakukan cukup lama oleh Ibu Megawati Soekarnoputri.

Ibu Mega selalu berdialog bersama ketua umum partai politik pengusung Pak Ganjar Pranowo dalam dialog yang detail, panjang, mendalam dengan Presiden Jokowi," tutur Hasto.

Berbagai spekulasi merebak mengenai sosok perempuan yang masuk bursa bakal cawapres Ganjar. Mereka adalah Yenny Wahid, Susi Pudjiastuti, dan Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi, jika wacana bacawapres Ganjar Pranowo adalah sosok perempuan maka yang harus dipertimbangkan adalah individu itu mempunyai elektoral yang ikut menopang Ganjar.

Selain itu, lanjut Ari, faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah kontribusi partai dan penguasaan wilayah.

"Jika bicara tiga sosok yang ada, tentu nama Susi Pujiastuti dan Yenny Wahid tidak memenuhi kriteria tersebut. Justru Khofifah Indar Parawansa punya nilai lengkap alias paket komplet," kata Ari saat dihubungi pada Senin (26/9/2023).

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved