Pencurian Listrik
Marak Pencurian, Petugas PLN Putus Instalasi Listrik Rumah Berlantai dua di Cengkareng Timur
Pencurian listrik kian marak, banyak masyarakat yang nekad. Ingin pakai listrik banyak, tapi bayar murah.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapati satu rumah yang memasang instalasi listrik tak sesuai ketentuan, di RW 05 Cengkareng Timur, Jakarta Barat.
Temuan itu didapat kala pihaknya bersama 120 personel gabungan dari TNI Polri, pemadam kebakaran, dan BPBD melakukan blusukan ke rumah-rumah warga untuk mengecek instalasi dan penggunaan listriknya, Kamis (21/9/2023).
Saat disusuri, sebuah rumah dua lantai kedapatan melakukan kecurangan, lantaran listrik yang digunakan tak mengambil sumber 0 dari PLN.
Baca juga: Redam Pencurian Listrik, PLN Bekasi Bentuk TIM P2TL, Ini Tugasnya!
Hal tersebut memengaruhi putaran KWH-nya. Artinya, pemilik rumah membayar listrik lebih murah daripada yang seharusnya.
"Kalau PLN itu kan kalau untuk KWH meter itu tegangannya harus sejajar, jadi ini temuannya ditemukan tadi itu dia tidak mengambil sumber 0 dari PLN, dia mengambil sumber 0 dari pembumian," ujar Pohan, koordinator lapangan PLN saat ditemui di lokasi, Kamis (21/9/2023).
Oleh karena itu, Pohan memastikan jika listrik yang mengalir ke rumah warga tersebut bakal diputus sampai dirinya selesai mengurus administrasi.
"Untuk SOP-nya kami buat berita acara, orangnya kami undang ke PLN untuk sementara sebelum administrasi selesai, aliran listrik pelanggan diputus dulu," jelas Pohan.
Baca juga: Diduga Korsleting Listrik, Gudang Arsip Bekas Samsat Daan Mogot Alami Kebakaran
Kendati begitu, Pohan menjelaskan jika ke depannya aliran listrik akan dinormalkan kembali apabila pelanggan sudah memenuhi ketentuan pemakaian listrik.
"Nanti ke depannya ini dinormalkan kembali, nanti kami segel rapih, kami pasang apabila administrasinya sudah selesai," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta membeberkan ada 10 kelurahan di wilayah DKI Jakarta yang memiliki frekuensi kebakaran tertinggi, salah satunya Cengkareng Timur.

Menurut Isnawa Adji selaku Kepala BPBD DKI Jakarta, dari Januari hingga September 2023 saja, ada sekira 1.000 kasus kebakaran yang tercatat oleh pemadam kebakaran (Damkar) dan 400 kasus tercatat oleh BPBD.
Oleh karena itu, pihaknya merangkul 120 petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, PLN, Kontraktor Listrik, hingga Baznas DKI Jakarta, untuk blusukan ke rumah-rumah warga dan mengecek instalasi listriknya.
Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, para petugas gabungan itu dibagi ke dalam empat kelompok.
Masing-masing ditugaskan untuk memantau instalasi listrik ke empat RW yang ada di Kelurahan Cengkareng Timur.
Tim dari PLN terjun langsung untuk mengecek tegangan listrik rumah warga menggunakan tang amphere.
Di saat yang bersamaan, petugas dari Damkar dan BPBD memberikan edukasi kepada warga terkait penanganan kebakaran dan apa saja yang perlu diperbaiki untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Apakah misalnya meterannya sesuai dengan penggunaan listriknya atau enggak, kalau sesuai pasti udah selesai (pengecekannya)," kata Isnawa saat ditemui di Kantor Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Kamis (21/9/2023).
"Tapi kalau seandainya ditemukan ada suatu kejanggalan misalnya ada konveksi kok meterannya itu seperti meteran rumah biasa, padahal mereka menggunakan instalasi listriknya, volume listriknya cukup tinggi, nah ini tentunya akan menjadi tugas teman-teman PLN ahli konsul mengecek lebih dalam lagi," lanjutnya.
Menurut Isnawa, apabila saat blusukan ditemukan ada warga yang melanggar ketentuan dan instalasi listriknya membahayakan warga sekitar, maka akan langsung ditindak dan diberi sanksi.
Pasalnya kata Isnawa, 90 persen penyebab kebakaran adalah karena korsleting listrik.
"Ilustrasinya, bangunan atau rumah di Jakarta itu banyak yang dibangun tahun 1970, 1980-an menggunakan kabel-kabel listrik di tahun itu, yang mungkin belum diganti sebesar penggunaan listrik sekarang," jelas Isnawa.
"Dulu mungkin rumah isinya cuma TV, setrikaan lampu, misalnya sederhana. Sekarang kalau kami liat di kontrakan ini semuanya ada, laptop, handphone tiga, kipas angin, hairdryer, dll," ucapnya.
"Itu kan digunakan bersamaan, tentu akan terjadi penggunaan intensitas listrik yang melebihi dari ketentuan," lanjutnya.
Tak hanya itu, Isnawa juga menyinggung soal kabel-kabel serabutan yang sudah usang dan rentan menyebabkan kebakaran, kerap terpasang di rumah-rumah warga.
Oleh karenanya, blusukan hari ini, merupakan langkah edukasi dan antisipasi pihaknya untuk mencegah kebakaran.
"Di luar itu juga ada misalnya penggunaan rokok, membakar sampah ataupun lupa mematikan kompor atau ditemukan ada tabung gas yang penggunaannya salah, nah itu tentunya harus lebih jadi perhatian kami," ujar dia.
Menurutnya, pihaknya masih akan terus melakukan pemantauan ke setiap kelurahan. Terutama, di sembilan kelurahan lain yang memiliki intensitas kebakkaran tinggi.
"Selama di Oktober ini setelah kami melakukan ini tentunya kami harapkan teman-teman walikota, camat, lurah bisa menginisiasi mengadakan program mandiri untuk memantau kelurahan masing-masing agar menekan angka kebakaran Jakarta," pungkasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.