Pilpres 2024

Pengamat Sebut Dukungan Gus Miftah Bikin Kans Prabowo Subianto Raup Suara di Jawa Timur Makin Besar

Pengamat Politik Salahudin sebut kedekatan dengan Gus Miftah membuat kans Prabowo Subianto raup suara pemilih makin membesar di Jawa Timur.

Editor: PanjiBaskhara
instagram
Pengamat Politik Salahudin sebut kedekatan dengan Gus Miftah membuat kans Prabowo Subianto raup suara pemilih makin membesar di Jawa Timur. Foto: Pendakwah Gus Miftah mengunggah momen saat dirinya foto bersama dengan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Foto tersebut diambil seusai peresmian Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Selasa (29/8/2023). 

Berbeda dengan Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Prabowo tidak mau berbicara dihadapan cermin.

Padahal Najwa Shihab sudah berulang kali meminta agar menghadap ke cermin besar yang telah disiapkan.

"Sebentar, saya sudah berkaca, saya ingat, saya mau cerita," kata Prabowo di UGM, Selasa (19/9/2023) malam.

Prabowo menceritakan, dirinya lahir tahun 1951 di mana kedaulatan Indonesia baru diserahkan dua tahun saat itu.

Kemudian saat usia 24 tahun ia sudah menjadi salah satu komandan TNI dan membawa anak buahnya untuk berenang di Manggarai.

Ia melihat di kolam renang itu ada dinding terbuat dari marmer ditutupi oleh lumut.

"Di dinding itu ada tulisan anjing dan pribumi dilarang masuk kolam renang, itu tahun 1975 saya baca," tegas Prabowo.

Mantan prajurit TNI menjelaskan, pada zaman dahulu rakyat Indonesia dijajah, dibantai, diperbudak, dimiskinkan dan dianggap lebih rendah dari anjing.

Ia pun membeberkan pengalamannya ketika diminta refleksi oleh Najwa Shihab di hadapan ribuan mahasiswa dan dosen UGM.

Prabowo mengaku pernah hidup di tengah-tengah orang Eropa dan ia mengingat saat itu bukan keturunan kulit putih.

"Setiap hari saya diejek sama guru saya, setiap hari saya dibilang bangsa monyet ini itu, saya sekolah di beberapa negara selalu dibilang seperti itu, rakyat pun tinggal di pohon, saya mengalami," terangnya.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan isi hati ketika diminta refleksi diri yaitu ingin melihat Indonesia sebagai negara bermartabat, terhormat, tidak ada kemiskinan dan rakyatnya gembira sebelum ia meninggal.

Pria berkemeja putih ini tidak mau bangsa Indonesia dihina secara terus menerus oleh negara lain.

"Saya ingin bangsa saya terhormat berdiri di atas kaki sendiri, saya ingin melihat adik-adik saya semuanya pakai buatan Indonesia, itu yang saya cita-citakan," jelasnya.

(Wartakotalive.com/CC/M26)

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved