Berita Nasional

Briptu Rudi Agung yang Tewas Ditembak KKB Suka Membantu dan Tidak Pernah Menolak Perintah Komandan

Briptu Andre Krisandro Iroth sangat kehilangan dengan sosok Briptu Rudi Agung Ashari yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
Tribun
Bripka Rudi Agung tewas ditembak KKB Papua Suka Membantu & Tak Pernah Menolak Perintah Komandan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Briptu Rudi Agung Ashari yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat baku tembak di Papua merupakan sosok anggota Brimob yang tidak pernah menolak perintah komandan.

Briptu Rudi Agung juga dikenal sebagai pribadi yang selalu siap membantu kawan di Korps Brimob.

Dikutip dari Tribun Sulut, Rudi merupakan angkatan 23 Brimob tahun 2013.

Dia dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas, dan mempunyai sikap mental serta perilaku insan Bhayangkara sejati.

Teman satu angkatan korban, Briptu Andre Krisandro Iroth begitu sangat kehilangan dengan sosok korban.

Baca juga: Sosok Brimob Tewas Ditembak KKB Tidak Pernah Tolak Perintah Komandan

Andre menceritakan bagaimana pengalamannya saat bertugas bersama dengan korban di Kabupaten Yalimo Papua pada tahun 2021 dan 2022

"Kami sangat terpukul sekali pas dengar peristiwa ini apalagi kami sama-sama letting, Mudah-mudahan istri dan anak diberikan kekuatan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, " kata Andre, Rabu (20/9/2023).

Menurut Andre, Rudi sangat luar baik kebaikannya, selalu siap membantu jika anggota lain membutuhkan sesuatu.

"Jadi korban ndak pernah menolak jika kami membutuhkan bantuan, dia baik sekali," ujar Andre.

Andre menuturkan bahwa Rudi adalah sosok yang pendiam dan tidak banyak berbicara.

Selama menjadi anggota Polisi, Briptu Rudi tidak pernah menolak perintah atasan.

"Dia setiap selalu diperintahkan atasan, selalu siap dan tidak pernah menolak," jelasnya

Di Papua, Briptu Rudi tergabung dalam tim Operasi Damai Cartenz.

Baca juga: Bikin Nangis! Briptu Rudi Agung Lihat Foto Anak 30 Menit Sebelum Tewas Ditembak KKB

Briptu Rudi Agung sudah sekitar setengah tahun menjalankan tugas di Papua. Seharusnya akhir tahun 2023 ini, Briptu Rudi Agung Ashari kembali ke kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara.

Di Kotamobagu, Briptu Rudi memiliki istri bernama Tami Ondah. Keduanya menikah pada 25 Mei 2018.

Mereka sudah dikaruniai seorang putri berumur 3 tahun bernama Shezza Belvya Agung. Rein Inalanu, salah satu keluarga dekat istri Rudi Agung mengatakan, sosok papa Sezza sapaan akrabnya dikenal sangat baik.

Bahkan tetangga juga menilai Briptu Agung sebagai pribadi yang baik dan lemah lembut.

Lihat Foto Anak Sebelum Tertembak

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa anggota Polisi dari Polda Sulawesi Utara Briptu Rudi Agung Ashari tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat baku tembak di Papua Senin (18/9/2023).

Sebelum tertembak, pria asal Kotamobagu itu sempat minta foto buah hati ke sang istri.

Briptu Rudi Agung Ashari mendapatkan foto terbaru putri semata wayangnya hanya selang 30 menit sebelum tewas di tangan KKB.

Dikutip dari Tribun Sulut, Tami Ondah (istri dari Briptu Rudi Agung Ashari) tampak terus menangis di tengah pemakaman suami tercinta.

Kenangan terakhir dengan suaminya adalah pada saat 30 menit sebelum suami dikabarkan gugur dalam tugas. Setengah jam sebelum berangkat patroli, Briptu Rudi Agung Ashari sempat menelpon istrinya Tami Ondah.

Dalam percakapan tersebut Briptu Rudi Agung meminta istrinya untuk mengirim foto anak mereka sebelum berangkat patroli.

Baca juga: Briptu Rudi Agung Lihat Foto Anak Sebelum Tewas Ditembak KKB

Baca juga: Sosok Yotam Bugiangge Mantan TNI Gabung KKB di Papua, Anak Buahnya Tewas Ditembak Marinir

Baca juga: BCA Tawarkan Bunga Spesial KPR 2,75 Persen dan Bunga Spesial KKB 2,6 Persen di BCA Expo 2023

"Tami sempat kirim foto-foto Sezza (anak) dan saling menanyakan kabar (dengan suaminya), " ujar Rein Inalanu kerabat Tami Ondah.

Tidak lama setelah kebahagiaan saling tanya kabar lewat telepon, keluarga mendapat kabar dari personel Brimob Inuai, Briptu Rudi Agung gugur dalam tugas.

"Setelah pamitan dalam telepon tersebut tidak lama kemudian keluarga mendapat kabar bahwa beliau gugur saat bertugas," kata Rein Inalanu.

BERITA VIDEO: Indekos Sarang Prostitusi Online di Pasar Minggu Digrebek, Ada Pasangan Diduga LGBT

Sosok Yotam Bugiangge Mantan TNI Gabung KKB di Papua,

Di sisi lain, ada lima anak buah kelompok Yotam Bugiangge tewas setelah kontak tembak dengan Satgas Batalyon Marinir 7. 

Peristiwa itu terjadi saat marinir patroli di lingkungan pos di Kabupaten Yahukimo, Kamis (14/9/2023).

Prada Yotam adalah mantan anggota TNI AD yang membelot masuk KKB di wilayah Kabupaten Nduga.

Lima anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tewas saat terjadi kontak tembak dengan Satgas Batalyon Marinir 7 yang sedang melaksanakan patroli 

Kelima jenazah anggota KKB tersebut telah dimakamkan, Sabtu (16/9/2023).

Sebelumnya dilaporkan, dalam kontak tembak itu awalnya terlihat 4 orang KKB Papua meninggal di tempat.

Baca juga: KKB Serang Pos TNI di Yahukimo Hingga Sebabkan Prajurit Marinir Meninggal Dunia

Sementara yang lainnya berhamburan menyelamatkan diri masing-masing sambil membawa kabur senjata dari mereka yang sudah tewas.

Namun selang beberapa saat, kontak tembak berhenti sehingga aparat melanjutkan penyisiran.

Di situlah kemudian ditemukan satu lagi anggota KKB dalam kondisi tewas.

Awal Mula Menghilangnya Yotam Bugiangge

Diketahui, Yotam adalah putra asli Papua.

Dia lahir pada 24 Mei 1999 di Gunia, Kabupaten Nduga, Papua.

Yotam Bugiangge sebelumnya adalah personel TNI AD, Kompi-C Yonif 756/WMS.

Dia diketahui menghilang dari kesatuannya dua tahun lalu atau tepatnya pada Jumat (17/12/2021) di Mayonif 756/WMS, Kabupaten Keerom, Papua.

Baca juga: Tegas! Mahfud MD: Kalau KKB Minta Rp5 Miliar Saya Bilang Tidak

Saat kabur, Prada Yotam Bugiangge dicurigai membawa satu pucuk senjata SS-2 V1.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga, mengatakan Prada Yotam Bugiangge diketahui tidak hadir tanpa keterangan dari kesatuannya empat hari sebelumnya.

"Sudah empat hari dia kami curigai melarikan diri. Ini sudah empat hari dia menghilang," kata Kolonel Inf Aqsha Erlangga dalam rilis yang diterima Tribun-Papua.com, Senin (20/12/2021).

Kronologis Yotam Kabur

Berikut kronologis kaburnya Prada Yotam Bugiangge berdasarkan rilis yang diterima dari Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga.

Awalnya Prada Yotam Bugiangge akan melaksanakan tugas jaga bersama rekan-rekan lainnya.

"Saat persiapan tugas jaga, tiba-tiba Prada Yotam Bugiangge berjalan menuju arah belakang tempat jaga sambil menelepon seseorang," kata Kolonel Inf Aqsha Erlangga.

"Kemudian menjelang proses serah terima ternyata Prada Yotam tidak hadir sehingga dilakukan pencarian oleh rekan-rekannya," ujar Kolonel Inf Aqsha Erlangga.

Baca juga: Jenderal Purnawirawan TNI Kritik Prajurit Brimob yang Tembak Menembak dengan KKB Papua

"Pencarian dilakukan mulai dari dalam asrama sampai dengan lingkungan sekitarnya, dan hanya menemukan pakaian dan sepatu yang dipakai Prada Yotam di semak-semak belakang asrama," sambungnya.

Selanjutnya, pencarian dilanjutkan dengan menghubungi kerabat dan keluarga dari Prada Yotam.

"Telah dilakukan koordinasi dengan Satuan Kewilayahan dan Satgas TNI untuk melakukan pencarian di sekitar wilayah dimana yang bersangkutan diduga melarikan diri dari kesatuan Kompi-C Yonif 756/WMS," katanya.

"Dalam pencarian telah disebar foto Prada Yotam Bugiangge untuk memudahkan proses pencarian. Namun sampai saat ini masih belum ditemukan," ujar dia.

Rekam Jejak Yotam Bugiangge

Berikut rekam jejak Yotam Bugiangge, anggota TNI yang menghilang dari kesatuannya dan membelot bergabung dengan KKB

Yotam Bugiangge dilaporkan telah melakukan beberapa kejahatan, termasuk pembunuhan terhadap warga sipil.

Kelompoknya disebut melakukan penyerangan menggunakan senjata api terhadap aparat gabungan  TNI/Polri di Nduga, Papua Pegunungan.

Kontak tembak tersebut dilaporkan sudah terjadi dua kali, yakni pada Jumat (26/5/2023) dan Senin (29/5/2023).

Kapolres Nduga, AKBP Rio Alexander Panelewen, menyebut nama Yotam Bugiangge saat mengungkap pelaku penembakan.

"Ini kelompoknya Yotam (Bugiangge), jumlahnya sekitar 25 orang," ungkapnya.

Rio menjelaskan, kontak tembak bermula ketika ada laporan adanya aksi penodongan yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata kepada masyarakat.

Saat tiba di lokasi, anggota KKB berusaha melarikan diri sehingga sempat terjadi kontak tembak dalam waktu yang cukup panjang.

Bunuh Bripda Diego Rumaropen

Yotam Bugiangge sempat bergabung dengan Egianus Kogoya dan melakukan sejumlah aksi kejahatan.

Dikutip Tribun-Papua.com, mereka bekerja sama dalam pembunuhan anggota Polri Bripda Diego Rumaropen,

Yotam Bugiangge juga membawa kabur senjata steyr dan AK 45 milik korban pada Juni 2022.

Serang Warga Sipil hingga Tewaskan 12 Orang

Kelompok Yotam Bugiangge serta Egianus Kogoya juga melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Nduga.

Mereka membantai warga sipil hingga menewaskan 12 orang pada Juli 2022.

Tembak 2 Warga hingga Tewas

Yotam Bugiangge juga diduga terlibat dalam penembakan yang menewaskan dua warga di Yahukimo pada 8 Maret 2023.

Polisi mengatakan penembakan itu dilakukan Yotam Bugiangge atas permintaan Egianus Kogoya.

5 Anggota KKB Kenal Yotam

Selasa (30/5/2023) aparat keamanan berhasil mengamankan lima orang diduga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Kepada aparat, kelima orang tersebut mengaku mengenal Yotam Bugiangge.

Penangkapan kelima orang itu dilakukan sehari setelah aparat menangkap dua orang yang diduga terkait KKB yakni MK dan IK.

Di mana satu di antara dua orang tersebut masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus pembunuhan 11 warga di Kampung Nogolait pada Juli 2022.

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Penelewen mengungkapkan, kelima orang yang ditangkap itu adalah PB, AK, DB, JK dan PK.

PK, melarikan diri sehingga tidak sempat ditahan.

Masing-masing orang yang ditangkap telah diambil keterangannya dan semuanya mengenal sosok Yotam Bugiangge.

"Ini adalah bagian dari proses penegakan hukum yang sudah diperintahkan oleh Kapolda (Papua) untuk menangani kasus kriminal yang dilakukan KKB," ujar Rio melalui pesan singkat, Rabu (31/5/2023).

Kelompok tersebut, kata Rio, dalam beberapa waktu terakhir telah melakukan aksi kriminal dan mengancam warga apabila permintaan mereka tidak dipenuhi.

"Warga yang berada di Kompleks Nogolait sering mendapat ancaman dan didatangi oleh Yotam Bugiangge dan pasukannya untuk meminta bantuan bama (bahan makanan) maupun uang. Apabila tidak diberikan akan diancam untuk dibunuh," tuturnya.

Rio juga menyebut bahwa banyak keluarga dari Yotam Bugiangge yang tinggal di Nogolait, sehingga lokasi tersebut menjadi lokasi persinggahannya.

Sumber: (TribunPapua) (Kompas.com) (Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rekam Jejak Yotam Bugiangge, Mantan TNI Kabur & Membelot ke KKB, 5 Anak Buahnya Tewas Kontak Senjata

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved