Konflik Rempang

Perintah Panglima TNI Piting Warga Rempang, Ini Artinya Dalam Kamus Bahasa Indonesia

Berikut ini arti kata piting yang dipakai Panglima TNI dalam mengatasi konflik di Rempang, Batam yang kini menjadi trending topik.

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna via Kompas.com
Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/9/2023). Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Berikut ini arti kata piting yang dipakai Panglima TNI dalam mengatasi konflik di Rempang, Batam yang kini menjadi trending topik.

Arti kata piting menurut kamus Bahasa Indonesia artinya mengapit atau menjepit dengan kaki atau lengan.

Gara-gara perintah piting ini membuat solidaritas Masyarakat Melayu membela rakyat Rempang.

"Masalah Rempang ini sudah menjadi isu SARA yg membangkitkan solidaritas suku Melayu. Makanya harus diselesaikan dgn baik agar tidak merembet kemana2. Bukan dgn cara piting memiting," demikian bunyi cuitan di twitter.

Diketahui beberapa hari terakhir ini beredar video viral Panglima TNI menyampaikan instruksi kepada komandan satuan bawahan terkait penanganan demo massa di wilayah Rempang, Kepulauan Riau.

Video ini menjadi viral di masyarakat karena terdapat pernyataan Panglima yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat yang melakukan demonstrasi.

Dalam video Panglima TNI juga memerintahkan prajuritnya untuk piting para demonstran.

Dikutip dari Puspen TNI pada Senin (18/9/2023) Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan bahwa ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut, karena konteksnya berbeda.

Baca juga: Panglima Pajaji Tegur Keras Panglima TNI Soal Piting Rakyat Rempang: Anda itu Lahir dari Masyarakat!

Pada saat itu, Panglima TNI hanya menjelaskan bahwa demo tersebut sudah mengarah ke arah anarkisme yang bisa membahayakan aparat dan masyarakat.

"Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri," ujar Kapuspen TNI.

Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang.

Hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

"Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujarnya.

Kata Kapuspen, terkait bahasa piting memiting itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

"Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalah artikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," sambungnya.

Namun Laksda Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini, Panglima TNI sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan, sudah cukup menjadi pembelajaran banyaknya korban di kedua belah pihak baik aparat atau masyarakat akibat konflik ini.

"Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri," pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved