Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Museum Nasional Jadi yang Tertua di Asia Tenggara, Sempat Buat Raja Thailand Kagum
Terbakar pada Sabtu (16/9/2023), Museum Nasional atau Museum Gajah menjadi museum tertua di Asia Tenggara.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Terbakar pada Sabtu (16/9/2023), Museum Nasional atau Museum Gajah menjadi museum tertua di Asia Tenggara.
Hal ini membuat Museum Nasional menyimpan banyak sejarah Jakarta bahkan Asia Tenggara.
Bukan hanya bangunannya yang tua, Museum Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat sudah dibangun sejak era kolonialisme Belanda.
Dikutip dari situs resmi sejarah Museum Nasional dimulai pada tahun 1862. Saat itu pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 yang dulu disebut Koningsplein West.
Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau “Sekolah Tinggi Hukum” (pernah dipakai untuk markasKenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan).
Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Gaya bangunan Museum Nasional adalah Klasisisme yang kental dengan budaya Eropa di abad ke-18.
Gaya Klasisme dipilih Hindia Belanda lantaran menjadi salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan.
Adapun pembangunan Museum Nasional menjadi bentuk kepedulian Hindia Belanda akan ilmu pengetahuan dan sejarah nusantara.
Saat itu Hindia Belanda memiliki Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga untuk memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hash penelitian.
Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” yakni Untuk Kepentingan Masyarakat Umum.
Lembaga tersebut sudah berdiri sejak 24 April 1778. Selama di era Hindia Belanda, lokasi museum nasional berpindah dua kali karena terus bertambahnya koleksi sejarah.
Lokasi pertama di Jalan Kalibesar kemudian lokasi kedua di Jalan Majapahit di kompleks Istana Negara saat ini.
Hingga pada 1862 berpindah di Jalan Medan Merdeka Barat yang menjadi lokasi Museum Nasional hingga saat ini.
Perkembangan Museum Nasional terus fokus pada desain bangunan hingga menambah koleksinya.
Di tahun 1862 berbagai koleksi baru ditambah dan museum satu ini dibuka untuk pertama kalinya pada tahun 1868.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Istana Merdeka dari Hantu Hingga Penyadapan Hanya Soekarno dan Gus Dur yang Kuat
Tak ayal Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah menjadi museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Museum Nasional dikenal dengan Museum Gajah lantaran terdapat patung gajah di depannya.
Ternyata koleksi patung gajah di Museum Nasional diberikan oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 karena kekagumannya dengan museum tersebut.
Patung gajah itu merupakan hadiah khusus Thailand untuk Hindia Belanda dan terbuat dari perunggu.
Jika dilihat dari desain gedung Museum Nasional Republik Indonesia ini menjadi wujud dari pengaruh Eropa bahkan banyak kalangan menilai desainbangunannya sendiri mengadopsi gaya abad pertengahan di Eropa.
Jadi tidak heran bila bentuknya terlihat unik dibandingkan museum lainnya.
Beberapa bagian Museum Nasional menghadirkan ciri khas masing-masing dimana ada Gedung Arca di sisi depan, dan berbagai macam lokasi dengan sebutan Mada.
Tercatat sejak tahun 2001 semua koleksi museum mencapai 109.342 buah kemudian dikenal sebagai salah satu museum terlengkap di Indonesia.
Dari tahun ke tahun koleksi Museum Gajah masih terus bertambah hingga totalnya mencapai 140.000 buah lebih koleksi di tahun 2006.
Koleksi yang dikumpulkan Museum Nasional diambil dari masa pra sejarah Indonesia hingga naskah manuskrip kuno yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan di nusantara.
Semua benda bersejarah berasa dari proses penggalian arkeologis, hasil hibah pada masa Hindia Belanda hingga pembelian.
Saat Indonesia merdeka, pengelolan museum diambil alih oleh Lembaga Kebudayaan Indonesia yang secara resmi berpindah tangan pada 17 September 1962.
Berbagai macam perubahan dibentuk dalam museum ini terutama perubahan bangunan bahkan struktur posisi koleksi museumnya.
Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.
Di tahun 1996 pemerintah Indonesia melakukan perluasan dengan menambah sayap baru di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca.
Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: Gedung A Museum Nasional Terbakar, Ini Koleksinya di Dalam 4 Ruangan yang Roboh
Museum Nasional mempunyai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Visi itu yakni “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa”.
Bukan hanya memiliki bangunan kelas dunia, Museum Nasional juga menyelenggarakan kegiatan yang cukup besar berskala internasional.
Misalnya pada 2018 Museum Nasional mengatakan Festival Panji Internasional. Festival Panji Internasional dilaksanakan pada 27 Juni hingga 13 Juli 2018 di delapan kota di Indonesia (Denpasar, Surabaya, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Yogyakarta, dan Jakarta).
Museum nasional menjadi tempat pelaksanaan di Jakarta sekaligus tempat pembukaan kegiatan ini.
Pada Sabtu (16/9/2023) Museum Nasional terbakar. Adapun bangunan yang terbakar ialah Gedung A yang diduga diakibatkan konsleting listrik.
Gedung A sendiri menjadi lokasi penyimpanan replika Pra Sejarah Nusantara.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/museum-nasional22011.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.