Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Akan Berubah Jadi DKJ Nama Jakarta Ternyata Berasal dari Doa Walisongo

Nama DKI Jakarta disebut akan ditinggalkan usai Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan. Jakarta sendiri ternyata bukan kali pertama berganti nama.

Editor: Desy Selviany
Warta kota/Yulianto
Tugu Monumen Nasional (Monas) tempat Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menggelar pidato sekaligus merayakan hari ulang tahunnya ke-54 tahun di Silang Monas, Jakarta Pusat Sabtu (15/7/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Nama DKI Jakarta disebut akan ditinggalkan usai Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan. Jakarta sendiri ternyata bukan kali pertama berganti nama.

Disebutkan bahwa saat pemindahan resmi Ibu Kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) nama DKI Jakarta akan berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta atau DKJ.

Dalam sejarah Jakarta, kota tersebut ternyata sudah memiliki banyak nama sejak abad ke-12.

Sejarah nama Jakarta mulai ada sejak abad ke-16 ketika Kerajaan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa.

Namun, jauh sebelum bernama Jakarta, Ibu Kota Indonesia ini dulunya bernama Sunda Kelapa dan di bawah kepemilikan Kerajaan Sunda Pajajaran.

Dulu kawasan Sunda Kelapa hanya difungsikan sebagai pelabuhan. Pun penduduk yang bermukim hanya di wilayah pesisir utara Jakarta.

Ketika itu nama Sunda Kelapa terkenal di Eropa lantaran menjadi pelabuhan tersibuk di Jawa setelah Pelabuhan Banten.

Namun, pada 22 Juni 1527 Pangeran Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dan mengganti namanya menjadi Jayakarta.

Nama Jayakarta diambil Fatahillah dari bahasa sansekerta yang artinya Kota Kemenangan. Jaya yang berarti "kemenangan"dan Karta yang berarti "dicapai".

Adapun nama Jayakarta diberikan oleh Walisongo Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati.

Di kala itu Jayakarta masuk ke dalam bagian dari Kesultanan Banten.

Menyandang nama Jayakarta, ekonomi Jakarta kala itu menggeliat hingga menjadi lokasi dagang favorit pedagang Cina, Eropa, dan Arab.

Bahkan saking terkenalnya, Jayakarta menjadi incaran Belanda dan Inggris.

Lalu datanglah Belanda menduduki Jayakarta di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen. Coen dan pasukannya diketahui berhasil menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan dari Kesultanan Banten.

Lantas, ia pun menyematkan nama Batavia, pengganti dari Jayakarta. Nama Batavia digunakan dalam periode 1619 hingga 1942.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved