Berita Nasional

Dokter Tifa Sebut Pandemi 2.0 Dipercepat, Dalam 2 Bulan Akan Ada Lockdown, WFH dan Wajib Masker

dokter Tifa menuturkan pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025 dimajukan menjadi tahun 2023. Dalam 2 bulan akan ada lockdown, WFH dan wajib masker

Akun Twitter @dokterTifa
Dokter Tifa menyebut pademi 2.0 dipercepat dan dalam satu dua bulan akan ada aturan lockdown, work from home (WFH) dan wajib masker. 

Angka AQI US ini lebih kecil dibandingkan dengan angka kualitas udara hari sebelumnya di AQI US 156.

Cuaca Jakarta pagi ini berkabut dengan suhu 24 derajat celcius, kelembapan 74 persen, angin 7,4 hm/h dan tekanan 1.013 mbar.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Sektor Properti Pasca Pandemi, Concord Industry Hadirkan Inovasi Keramik Putih

Dalam rangking kota AQI langsung dari beberapa kota di Indonesia, Rabu pukul 06.00 WIB, kota Palembang, Sumatera Selatan menjadi urutan pertama dari 10 rangking kota berpolusi buruk.

Provinsi Banten dan Jawa Barat masih mendominasi provinsi berpolusi tidak sehat. Dan Jakarta sudah tidak masuk dalam kota berpolusi paling buruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Ibu kota Sumatera Selatan akhir-akhir ini kondisinya tidak sehat.

Menurut BMKG, udara dalam kondisi tidak sehat dipengaruhi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi dalam kurun waktu dua pekan terakhir.

Selain itu, fenomena El Nino juga ikut memperparah titik panas dan titik api di berbagai daerah di Sumatera Selatan.

Baca juga: Lomba Masak di Jakarta Barat Ajak Pelaku UMKM Katering Bangkit Usai Pandemi Covid-19

Beberapa pihak memprediksi karhutla tahun ini akan lebih parah dibandingkan dua tahun sebelumnya (2021-2022).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyerukan dampak dari iklim ekstrem El Nino di Indonesia dapat mengurangi curah hujan dan memicu terjadinya kekeringan.

Pada tahun 2024 mendatang diprediksi akan menjadi tahun terpanas di dunia.

Auriga Nusantara telah berhasil mengumpulkan beberapa fakta selama dua dekade terakhir (2001-2019) bahwa kelalaian manusia berkontribusi besar dalam karhutla.

Sebagian besar titik panas berada di lahan gambut, terutama di Kalimantan Tengah, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Hal ini yang menyebabkan kebakaran semakin sulit dipadamkan. Api menjalar di perut gambut dan memicu bencana asap.

Kalimantan dan Riau cenderung memiliki titik panas yang tinggi.

Baca juga: Tekan Polusi Udara, Pengelola Gedung Diminta Koordinasi dengan BRIN soal Water Mist

Data hotspot tersebut menunjukkan bahwa muncul fenomena episentrum api baru di provinsi yang masih kaya akan hutan, seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Utara.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved