Tanggapi Wacana Skripsi Jadi Opsi Syarat Lulus, Mahasiswa UNJ Pilih Magang jadi Prioritas

Wacana skripsi menjadi opsi syarat lulus mahasiswa tingkat akhir, justru diusulkan menjadi magang supaya jadi pilihan dalam penyelesaian tugas.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Junianto Hamonangan
Istimewa
Wacana skripsi menjadi opsi syarat lulus mahasiswa tingkat akhir, justru diusulkan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi magang supaya jadi pilihan dalam penyelesaian tugas. 

WARTAKOTALIVE.COM, PULOGADUNG - Beragam pendapat kini mulai berdatangan dari bermacam pihak, terlebih usai diwacanakannya skripsi menjadi opsi syarat kelulusan mahasiswa/i tingkat akhir.

Ziah Alif (18) selaku mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Universtitas Negeri Jakarta (UNJ) kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur itu menyampaikan wacana tersebut ialah pilihan yang tepat.

Sebab dirinya menilai akan terdapat beragam pilihan untuk mahasiswa/i tingkat akhir ketika menyelesaikan tugas.

“Setuju aja, jadi banyak opsi,” kata Ziah saat ditemui awak media di UNJ, Kamis (31/8/2023).

Wanita berkerudung itu juga berharap nantinya magang dijadikan opsi dalam penyelesaian tugas akhir tersebut.

Sebab magang dinilainya akan berpengaruh penting sebagai modal mahasiswa/i untuk kelak melanjutkan ke dunia pekerjaan.

Mendikbudristek Nadiem Makarim tidak laga mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan S1
Mendikbudristek Nadiem Makarim tidak laga mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan S1 (dok Kompas TV)

“Lebih tepat magang sih ya, satu tahun cukup, karena bisa jadi modal untuk kerja juga, berbeda sama skripsi yang kurang berpengaruh di dunia kerja,” jelasnya.

Selaras disampaikan Eka Maulana Saputra (18) selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ yang berharap magang dijadikan opsi.

Menurutnya, semakin banyak opsi penyelesaian tugas akhir maka itu kebijakan yang tepat.

Dikarenakan setiap mahasiswa/i memiliki keahlian juga minat yang berbeda satu dengan lainnya.

“Setuju aja wacana itu diberlakukan, tapi magang itu yang seharusnya jadi opsi juga, soalnya kalau banyak pilihan bagus, karena ada mahasiswa yang kurang di penulisan untuk skripsi, ada yang handal di karya ilmiah atau lainnya, jadi lebih terfokus kan minatnya,” pungkas Eka.

Sementara, pendapat datang juga dari Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNJ Syaifudin, yang menilai adanya kekhawatiran baginya terhadap jangka mahasiswa/i.

Baca juga: Kritik Kebijakan Skripsi Nadiem Makarim, Dosen UNJ: Jangan Sampai Melahirkan Generasi Home Service

Syaifudin mengatakan, jika skripsi nantinya resmi dijadikan opsi tugas akhir syarat kelulusan, akan membuat kemudahan terhadap mahasiswa/i yang nantinya berdampak terhadap kualitas dari kesehatan mental.

“Maka dari itu kalau misalnya muncul generasi home service atau generasi yang serba dipermudah serba dilayani sehingga tidak memicu adanya kualitas mentalitas daya juang dia (mahasiswa/i) nah ini yang kemudian ke depannya ini akan mempengaruhi hal (kualitas dari kesehatan mental) tersebut,” kata Syaifudin saat ditemui di gedung lantai dua FIS UNJ, Kamis (31/8).

Pernyataannya itu pun juga didasari masa waktu sebelum Permendikbud tentang wacana ini lahir.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved