Travel

Konservasi Anggrek Endemik Merapi dan Budidaya Kopi Membuat Pemuda Mriyan Enggan ke Kota Besar

Kelompok agroforestri di Desa Mriyan Boyolali semula hanya melakukan budidaya angrek endemik Merapi dan kopi. Kini mereka sudah punya kedai kopi.

Editor: Rusna Djanur Buana
Istimewa/TN Gunung Merapi via Kompas.com
Anggrek Vanda tricolor di Taman Nasional Gunung Merapi salah satu jenis tanaman anggrek endemik yang dibudidayakan kelompok pemuda di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan Boyolali. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Spesies anggrek endemik di Gunung Merapi mulai langka.  Saat ini sedikitnya masih terdapat 74 spesies anggrek Merapi.

Salah satu yang paling mudah dikenali adalah spesies Vanda tricolor yang memang cukup ikonik.

Spesies anggrek ini memiliki corak titik-titik acak berwarna ungu kemerahan pada kelopaknya yang berwarna putih dan ungu.

Anggrek Vanda tricolor tersebar di beberapa lokasi di kawasan taman nasional di antaranya di Bukit Plawangan, Turgo, dan Bukit Bibi.

Spesies ini juga ada di lereng-lereng curam daerah Klaten dan Boyolali.

Konservasi angrek endemik Merapi inilah yang menjadi salah satu fokus Kelompok Karya Muda Komunitas Petani Konservasi Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Boyolali.

Baca juga: Lomba Kampung Bersih: Bikin Lingkungan Hijau Camat Pasar Rebo Gagas Kampung Sejuta Anggrek

Sebagai catatan, lokasi ini adalah recharge area daerah penangkapan air awal pabrik Aqua Klaten.

Selain konservasi angrek, kelompok ini juga melakukan budidaya kopi, dan tanaman asli Merapi di antaranya Dadap Duri yang banyak menampung air.

"Pemuda di sini membangun agroforestri dengan membudidayakan tanaman endemik Merapi di antaranya Anggrek dan Dadap Turi.

Membudidayakan tanaman hortikultura bisa menjadi penghasilan yang lumayan. Jadi tidak lagi berpikir bekerja di kota-kota besar," kata ketua kelompok Joko Susanto Karya Muda Komunitas Petani Konservasi.

Joko menuturkan Kelompok Karya Muda Dukuh Gumuk, Desa Mriyan awalnya terdiri dari 11 pemuda desa yang pada tahun 2016 mulai melakukan konservasi anggrek spesies yang hampir punah khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Mereka kemudian mendapat pendampingan dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Karanganyar dan pabrik Aqua Klaten.

Saat ini mereka membudidayakan 23 varian, salah satunya Vanda tricolor.

Joko mengatakan jumlah varian anggrek Merapi seharusnya ada lebih dari 130 jenis.

Saat ini, dia dan kawan-kawannya sedang merawat puluhan pohon anggrek di dalam sebuah green house berukuran 4 meter x 6 meter.

Baca juga: Niman Syarif Alih Profesi dari Dagang Sayur Jadi Petani Anggrek, gara-gara Suka Lewat Rawa Belong

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved