Viral Media Sosial

Viral Akun AI Tweet Soal 4 Warga Tangerang Jadi Tersangka Polusi Udara Jakarta-Statusnya Kena Banget

Viral Akun AI Tweet Soal 4 Warga Tangerang Jadi Tersangka Polusi Udara Jakarta. Statusnya Ramai Ditanggapi Ratusan Ribu Orang

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
empat orang warga Tangerang ditetapkan tersangka atas kasus pencemaran udara Jakarta, antara lain MA (39 tahun), HI (48 tahun), S (50 tahun), dan MK (40 tahun). 

Sebab, pemilik PLTU disampaikannya merupakan orang-orang dekat Istana.

"Pemerintah saat ini menghadapi pilihan sulit karena pemilik tambang batubara dan pemilik PLTU rata-rata orang dekat," ungkap Willawati.

Dijelaskannya, Pulau Jawa sebenarnya sudah over supply, tapi karena sudah ada PPA (Power Purchase Agreement), kontrak tidak bisa sembarangan diputus atau dikurangi.

Bagi IPP (Independen Power Producer) Developer lanjutnya, tentu semua perhitungan sudah dibuat sesuai kontrak 25 tahun tersebut.

Pilihan jangka pendek dan paling memungkinkan saat ini Pemerintah minta PLTU yang kualitas polusinya tinggi dimatikan.

Selanjutnya, jumlahnya dihitung sesuai kapasitas over supply dan dibayar ke IPP Developer sesuai PPA atau mungkin hanya pembayaran komponen A, B dan E saja tanpa C dan D atau tanpa C saja.

"Akan lebih mudah untuk mematikan PLTU yang dimiliki PLN. Harga yang mahal untuk membeli udara bersih saat ini. Tapi mungkin paling murah dibanding biaya rumah sakit," ungkap Willawati.

"Semua hal tersebut tidak segampang yang disampaikan karena banyak aspek hukum yang harus mendukung," jelasnya.

Jakarta Pagi Penuh Kabut Polusi, Mirip Gotham City

Buruknya kualitas udara Jakarta pada pagi ini terekam kamera seorang fotografer drone profesional, Indra Ardiaputra.

Lewat status instagramnya @pakindro pada Selasa (15/8/2023), pria yang akrab disapa Pakindro itu membagikan sebuah potret dari udara yang mencitrakan kondisi ibu kota pada pagi tadi.

Dalam potret yang dibagikan, terlihat gedung-gedung pencakar langit terlihat diselimuti kabut.

Bukan kabut yang berasal dari embunan uap air, kabut berwarna abu-abu itu diyakini adalah polusi yang menyelimuti Jakarta pada pagi tadi.

"Pagi Ini Jakarta Sekilas Mirip Gotham City dari udara. AQI menunjukkan rata2 di angka 170-an. Bahkan daerah jeruk purut menunjukkan angka AQI 202," tulis Pakindro.

"Pagi ini juga Jakarta kembali menempati rangking-2 di dunia sebagai negara dengan pencemaran udara terberat," tambahnya.

DIrinya menyampaikan kekhawatirannya ketika keluar rumah karena sangat berbahaya.

Sementara, tetap berada di dalam rumah juga dinilainya berbahaya karena polusi sudah berada di dalam rumah.

"Mau keluar rumah berbahaya, mau di dalam rumah juga bahaya karena polusinya sudah sampai ke dalam rumah," ungkapnya.

Baca juga: Pimpinan PDIP Persilakan PPP Cabut Bila Gagal Jadi Cawapres Ganjar, Ini Jawaban Sandiaga Uno

Baca juga: Kabar Buruk, Jokowi Batuk-batuk Sudah 4 Minggu, Dipicu Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Kualitas udara wilayah DKI Jakarta dalam situs IQAir pada Selasa (15/8/2023) pagi masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 170 dengan konsentrasi parameter PM 2.5
Kualitas udara wilayah DKI Jakarta dalam situs IQAir pada Selasa (15/8/2023) pagi masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 170 dengan konsentrasi parameter PM 2.5 (Instagram @pakindro)

Kualitas udara DKI Jakarta semakin hari kian memprihatinkan.

Dalam beberapa pekan belakangan, polusi udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat.

Merujuk situs IQAir, kualitas udara pada Selasa (15/8/2023) pagi untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 170 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Kondisi serupa terpantau pada siang ini, kualitas udara hingga pukul 10.30 WIB untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 157 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Disebutkan, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 13.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Postingan tersebut pun disambut ramai masyarakat.

Beragam tanggapan dituliskan.

Mereka pun membandingkan kondisi udara Ibukota ketika Jakarta dipimpin Anies Baswedan.

Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran

Buruknya kondisi udara pada beberapa pekan belakangan berbanding terbalik ketika masa kepemimpinan Anies Baswedan.

Terlebih pada tahun 2021.

Ketika itu, media sosial diramaikan dengan beredarnya foto pemandangan Gunung Gede Pangrango yang diambil dari Kemayoran, Jakara Pusat.

Foto tersebut diambil pada Rabu (17/2/2021) pagi oleh seorang warga bernama Ari Wibisono.

Ari mengatakan, dia sengaja mengambil foto Jakarta dengan latar belakang Gunung Gede Pangrango.

Menurut dia, terlihatnya gunung tersebut menandakan kualitas udara di Jakarta sedang bersih.

Pemandangan Gunung Gede Pangrango dilihat dari Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/2/2021) pagi.
Pemandangan Gunung Gede Pangrango dilihat dari Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/2/2021) pagi. ((Ari Wibisono/Instagram wibisono.ari))

"Sengaja lagi hunting naik motor lewat flyover Kemayoran arah Gunung Sahari. Pas di jembatan, saya berhenti," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," tambah dia.

Mengutip data dari situs AirVisual pada Rabu (17/2/2021) pukul 16.00 WIB, Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori sedang, yakni berada di angka 98 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-33 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.

Sementara itu, pada Rabu pukul 11.00 WIB, AQI untuk wilayah Kemayoran masuk kategori baik yakni berada di angka 37 dengan konsentrasi parameter PM 10.

Setahun Berlalu, Gunung Gede Pangrango Masih Terlihat dari Kemayoran

Setahun lebih berselang, potret gagahnya Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran juga diambil oleh fotografer Muhammad Ali Fikry.

Potret itu kemudian diunggah lewat akun Instagramnya, akun @alivikry pada Kamis (27/10/2022).

Dirinya menyampaikan potret tersebut menjadi bukti semakin bersihnya udara di Jakarta.

"Alhamdulillah warga Jakarta dan sekitarnya bisa menghirup udara segar," tulis Ali Fikry lewat akun @alivikry.

Sejak 25 hingga 27 Oktober 2022, tingkat polusi di Jakarta berturut-turut 53 AQI US; 63 AQI US;74 AQI US.

Sementara pada Jumat, 28 Oktober 2022 tingkat polusi di Jakarta berwarna hijau atau baik, dengan nilai 46 AQI US.

Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango
Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango (instagram @jakarta.terkini)

Jokowi Batuk-batuk Sudah 4 Minggu, Dipicu Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Buruknya kualitas udara Jakarta selama beberapa pekan belakangan menjadi perbincangan publik.

Tingginya polusi udara di Jakarta itu pun memicu sakitnya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi dikabarkan mengalami batuk-batuk sudah selama empat minggu belakangan.

Kabar buruk itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia sekaligus Menteri ESDM ad interim, Sandiaga Salahuddin Uno usai menghadiri rapat pimpinan di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023).

Terkait memburuknya kualitas udara Jakarta, Jokowi meminta langkah konkrit untuk mengatasi polusi udara tersbeut.

Mengingat Jokowi sudah terserang batuk sejak 4 minggu belakangan.

"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkrit karena presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir empat minggu," ungkap Sandiaga Uno di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023).

Baca juga: Partai Golkar Gabung Koalisi Gerindra, PKB dan PAN, Rocky Gerung: Dito Ga Jadi TSK

Baca juga: Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies, Hotman Paris: Gawat Polusi

Menparekraf, Sandiaga Uno di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023).
Menparekraf, Sandiaga Uno di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023). (Istimewa)

"Beliau belum pernah merasakan seperti ini, kemungkinan dokter menyampaikan ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," jelasnya.

DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia hari ini, Senin (14/8/2023) pagi.

Dikutip dari laman IQAir, kualitas udara di Ibu Kota terpantau masih masuk kualitas tidak sehat pada Senin pagi.

Pada pukul 08.22 WIB, nilai indeks kualitas udara Ibu Kota tercatat di angka 153 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM2.5.

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5.

Konsentrasi tersebut 11,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Sedangkan suhu di Jakarta pagi ini adalah 28 derajat celsius dengan kelembapan 63 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan sebesar 1015 milibar.

Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies

Buruknya kualitas udara Jakarta sudah terjadi beberapa pekan belakangan.

Berdasarkan Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta dalam situs IQAir pada Selasa (8/8/2023), Indeks kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 128 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Meski kualitas udara hari ini lebih baik dibandingkan sehari sebelumnya, Senin (7/8/2023), kualitas udara masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Berdasarkan Indeks kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta pada Senin (7/8/2023), kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Disebutkan, Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 17.7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Buruknya kualitas udara sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. Presiden Jokowi pun sampai memberikan komentar.

Di antaranya Jumat, 4 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 153 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Begitu juga dengan Sabtu, 5 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 146 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Minggu, 6 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 164 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Sedangkan hari Senin, 7 Agustus 2023, AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.

Baca juga: Polusi Udara Jakarta, Presiden Jokowi Sebut Pindah Ibu Kota, Bandingkan Komentar Hotman Paris

Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat.

Satu di antaranya Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.

Lewat status instagramnya, dirinya mengaku kaget dengan buruknya kondisi udara Jakarta pada Senin (7/8/2023) pagi.

Dirinya menunggah kondisi udara di wilayah Ibu Kota yang dalam kondisi merah atau tidak sehat.

"Gawat polusi," tulis Hotman Paris pada Senin (7/8/2023) pagi.

Postingan Hotman Paris pun disambut beragam komentar dari masyarakat.

Mereka membandingkan kondisi Jakarta ketika masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat ini.

Heru Akui Belum Bisa Atasi Polusi Udara di Jakarta, Ungkap Jumlah Kendaraan Naik Sejak Era Anies 

Kian memburuknya kualitas udara di DKI Jakarta menjadi perbincangan publik beberapa hari belakangan.

Tak hanya kondisi Jakarta yang kian panas akibat masuknya musim kemarau, polusi udara menambah sesaknya udara Ibu Kota.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengakui hal tersebut.

Diakuinya, masalah pencemaran udara di Ibu Kota merupakan tantangan yang sangat berat.

Heru pun mengakui, Pemprov DKI Jakarta belum dapat mengatasi persoalan buruknya kualitas udara di Jakarta.

"Memang beban Jakarta ini berat," ujar Heru Budi dikutip dari Kompas.com pada Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies, Hotman Paris: Gawat Polusi

Baca juga: Viral Abah Aos Sebut Anies Baswedan Ibarat Imam Mahdi, Jansen Sitindaon Kutip Pesan Tan Malaka

Pernyataan Heru itu berkaca pada kondisi di Ibu Kota sekitar 1,5 tahun terakhir yang jumlah kendaraan roda empat disebut meningkat, sehingga menjadi penyebab utama tingginya polusi udara.

"Kendaraan roda empat dari 4 juta sekarang jadi 6 juta (per hari). Begitu juga kendaraan roda dua dari 14 juta jadi 16 juta. Yang berplat B, itu kan Jabodetabek dan hampir semua masuk Jakarta," ucap Heru.

Heru menegaskan pengendalian polisi udara iji menjadi tanggung jawab Pemprov DKI meski ada kontribusi penggunaan kendaraan dari luar daerah.

Salah satu upaya pengendalian polusi udara di Ibu Kota yakni dengan menambah jumlah kendaraan bus listrik dengan target 100 bus hingga 2 tahun ke depan.

"Lalu Pemda DKI setiap Jumat itu menanam pohon. Begitu juga saya, kalau luang, tiap Selasa dan Jumat menanam pohon. Itu generasi panjang," ucap Heru.

Selain itu, masyarakat baik warga DKI maupun wilayah penyangga Ibu Kota disarankan untuk menggunakan transportasi publik guna mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.

"(Masyarakat bisa) menggunakan transportasi massal yang telah dibangun Pemda DKI dan pemerintah pusat, sehingga kurangi kemacetan dan kurangi emisi udara di Jakarta," kata Heru.

"Lalu Pemda DKI setiap Jumat itu menanam pohon. Begitu juga saya, kalau luang, tiap Selasa dan Jumat menanam pohon. Itu generasi panjang," ucap Heru.

Selain itu, masyarakat baik warga DKI maupun wilayah penyangga Ibu Kota disarankan untuk menggunakan transportasi publik guna mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.

"(Masyarakat bisa) menggunakan transportasi massal yang telah dibangun Pemda DKI dan pemerintah pusat, sehingga kurangi kemacetan dan kurangi emisi udara di Jakarta," kata Heru.

Pemprov DKI: Kualitas Udara Memburuk karena Kemarau

Terkait buruknya kualitas udara Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto mengungkapkan polusi dipicu tingginya mobilitas masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.

"Dengan semakin menguatnya (kegiatan) ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta," kata Asep Kuswanto dikutip dari Kompas.com pada Rabu (26/7/2023).

Asep berharap masyarakat mau menggunakan transportasi publik untuk berkegiatan.

"(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi," kata Asep.

"Pastinya gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," tambahnya.

Tak hanya itu, kualitas udara di Jakarta kian memburuk lantaran mulai memasuki musim kemarau.

"Ya karena memang hujan berkurang kemudian aktivitas masyarakat bertambah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto, Minggu (16/7/2023).

Selain itu, aktivitas pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Jakarta juga turut mempengaruhi kualitas udara.

"Pembangunan Jakarta biasanya tengah tahun hingga akhir sedang tinggi-tingginya, sehingga pembangunan konstruksi pun sangat berpengaruh terhadap kualitas udara," ujar Asep.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, Asep mengimbau agar masyarakat Ibu Kota menggunakan transportasi umum demi menjaga kualitas udara yang kurang baik saat musim kemarau.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved