Pilpres 2024

Terungkap! Ternyata Megawati Sudah Menduga Kader PDIP Seperti Budiman Bakal Membelot di Pilpres

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri buka suara soal kader partainya Budiman Sudjatmiko yang membelot mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. 

Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota/Yulianto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri buka suara soal kader partainya Budiman Sudjatmiko yang membelot mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.  

“Untuk mundur? Saya tidak. Bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya,” kata Budiman saat dihubungi wartawan, Senin (21/8/2023) 

Budiman berujar bahwa tidak bersalah secara ideologi terkait dukungannya ke Prabowo Subianto

Menurut Budiman, dirinya hanya merasa telah menyalahi administrasi.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Dianggap Pengkhianat Korban Penculikan 1998 karena Dukung Capres Prabowo Subianto

Bahkan, Budiman mengaku siap mempertanggungjawabkannya atas tindakannya. 

“Langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional. Oleh karena itu, saya siap mempertanggungjawabkannya," terang Budiman.

"Tetapi, saya meyakini bahwa secara ideologis dan secara strategis, saya sedang menerjemahkan posisi Ibu (Mega) yang selama ini disampaikan. Jadi saya merasa, secara idoelogis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan,” tutur Budiman. 

“Sehingga menurut saya, tidak layak jika kemudian saya mundur,” lanjutnya. 

Selain itu,  Budiman mengucapkan bahwa belum ada surat pemanggilan secara resmi dari PDI Perjuangan

Padahal menurutnya, jika ada tindakan kader yang dinilai bertentangan dengan partai, maka didahului pemanggilan lewat surat organisasi.

Baca juga: Sempat Dikabarkan Dukung Prabowo, Gibran Ikuti Perintah PDIP, Tak Mau Seperti Budiman Sudjatmiko?

"Jadi baru peringatan dari Pak Sekjen secara personal dan belum ada surat pemanggilan," kata Budiman. 

"Karena biasanya proses jika ada tindakan kepada saya, atau kepada kader, pada umumnya didahului oleh pemanggilan resmi secara surat organisasi kepada kader yang dikenakan sanksi, yang setelah melewati tahap peringatan juga melalui surat. Begitu," papar Budiman.

Dianggap Sebagai Pengkhianat

Dukungan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko ke bacapres Prabowo Subianto berbuntut panjang.

Budiman mendapat kecaman dari partainya, termasuk mantan Sekjen Partai Rakyat Demokratik (Sekjen PRD), Petrus Hariyanto.

Petrus mengingatkan Budiman bahwa masih ada 13 teman mereka yang hilang imbas dari politik Orde Baru (Orba).

Seperti dikutip Tribunnews.com, Senin (21/8/2023), Petrus keluarkan pernyataan itu untuk merespons sikap Budiman yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto.

Menurut Petrus, deklarasi Budiman Sudjatmiko terhadap pemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 menunjukan sebuah pengkhianatan kepada teman-teman seperjuangannya.

Budiman juga dianggap telah mengkhianati keluarga korban penculikan dan nilai-nilai kemanusiaan.

"Deklarasi tersebut bukan hanya menunjukkan Budiman mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya, tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan, lebih dalam lagi, dia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusian," jelas Petrus.

Baca juga: VIDEO : Mantan Aktivis 98 Wanto Sugito Sebut Budiman Sudjatmiko Lupa Sejarah : Prabowo Akui Menculik

Petrus mengingatkan Budiman bahwa masih ada 13 aktivis yang empat di antaranya merupakan kader PRD yang hingga kini belum diketahui nasibnya.

Petrus menerangkan bahwa hal ini seharusnya menjadi tugas Budiman dan kader PRD lainnya untuk menuntaskan hal tersebut.

Sebab masih ada utang di masa lalu yang harus tetap dilunasi dan bukannya malah dikubur dalam-dalam oleh sesama aktivis.

“Seharusnya menjadi tugas Budiman dan kader PRD lainnya untuk menuntaskan hal ini. Masih ada utang masa lalu yang tetap harus dilunasi. Bukannya malah dikubur dalam-dalam oleh Budiman Sudjatmiko," terang Petrus.

Baca juga: Tolak Mundur dari PDIP, Budiman Sudjatmiko Merasa Masih Tegak Lurus dengan Strategi Megawati

Maka menurut Petrus, Prabowo seharusnya tidak cukup hanya diberhentikan dari militer pada tahun 1998, tetapi juga harus diproses sampai ke meja hijau.

Petrus menganggap dukungan Budiman ke Prabowo merupakan upaya untuk mencuci dosa sejarah Menteri Pertahanan itu pada masa lalu.

"Itu adalah langkah politik yang ingin menghapus jejak hitam pelaku pelanggaran HAM, meneguhkan politik impunitas," papar Petrus.

Baca juga: PRD Ingatkan Budiman Sudjatmiko: Masih Ada 13 Teman Kita yang Hilang

Devide at Impera

Diberitakan sebelumnya bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto buka suara terkait dukungan Budiman Sudjatmiko kepada bacapres Prabowo Subianto.

Dukungan itu dilakukan Budiman saat turut mendeklarasikan relawan Prabowo Subianto yakni Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang, pada Jumat (18/82023).

Hasto mengatakan bahwa kasus pembajakan Budiman Sudjatmiko oleh kubu Prabowo Subianto justru membuktikan ketidakpercayaan diri. 

"Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, Minggu (20/8/2023).

"Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDI Perjuangan," tutur Hasto.

Hasto juga memberi catatan soal lokasi deklarasi dukungan itu di Provinsi Jawa Tengah. 

Baca juga: Hasto: Pimpin Keluarga Saja Tidak Bisa, Bagaimana Pimpin Indonesia, PDIP Sindir Prabowo?

Hasto menerangkan, tindakan yang dilakukan Budiman dan Prabowo di Semarang, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.

Tindakan seperti ini justru akan membuat semangat kader Banteng semakin bergelora. 

Diketahui, kejadian yang mirip pernah terjadi ketika Pemilu 2019 lalu. 

Saat itu, kubu Prabowo membangun posko di wilayah Solo, yang merupakan tempat asal Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjadi lawannya. 

Hasilnya, kubu Prabowo justru harus melenggang kalah.

Baca juga: Dukung Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko dan Effendi Simbolon Didepak Dari Daftar Caleg PDIP

Sebab tindakan itu justru makin membuat semangat serta militansi kader dan pendukung semakin besar.

"Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDI Perjuangan, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDI Perjuangan," kata Hasto.

Pecat atau Mundur

Selain itu, Hasto mengatakan bahwa PDIP akan berikan sanksi tegas kepada Budiman, karena telah mendukung Prabowo Subianto.

Bahkan, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun akan menyampaikan hal tersebut pada hari Senin (21/8/2023).

"Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan. Yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai," kata hasto.

Baca juga: Tegas! PDIP Bakal Pecat atau Minta Budiman Sudjatmiko Mengundurkan Diri karena Dukung Prabowo

"Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," ujar Hasto.

Sedih

Sementara itu, Budiman berharap tak dipecat oleh partainya usai menyatakan dukungannya kepada Prabowo sebagai bacapres di Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Budiman, di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam. 

"Saya tahu bahwa itu sangat menyedihkan untuk saya. Saya bayangkan saja saya bisa berkaca-kaca. Karena, bagi saya PDIP bahkan sejak nama PDI itu parpol sudah saya dukung sejak kampanyenya, sejak kelas 6 SD," kata Budiman. 

"Dan, jika ada sanksi buat saya itu secara personal dan emosional itu mengganggu saya," ujar Budiman. 

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Budiman mendeklarasikan relawan Prabowo Subianto yakni Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang, pada Jumat (18/82023) lalu. 

Kemudian, bagi Budiman, sosok Prabowo adalah pilihan capres paling baik ketimbang nama yang lain. 

Menurut Budiman, bukan berarti tak ada cacat, tapi Prabowo adalah yang paling baik secara strategi politik untuk Indonesia saat ini.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Berharap Tak Dipecat PDIP Meski Dukung Prabowo Subianto

"Saya melihat tak sempurna Pak Prabowo, tak ideal, tapi relatif di banding yang lain. Karena itu bagi saya kepemimpinan strategis penting untuk persatuan nasional," jelas Budiman. 

Budiman mengungkapkan bahwa secara informal, dirinya ternyata pernah dipanggil oleh DPP PDIP setelah menyatakan dukungannya untuk Prabowo. 

Namun demikian, belum ada surat resmi berisi sanksi yang dia terima sejauh ini.

"Namun jika misalnya yang saya katakan, yang saya lakukan salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keangotaan saya, tentu saya sangat sedih," terang Budiman

"Tapi yakinlah yang tercabut dari saya hanya status administrastif saya sebagai seorang kader nasionalis Sukarnois, tapi saya sendiri tentu tetap ada," ujar Budiman.

Meski siap menerima sanksi, bukan berarti ia minta dipecat dari PDIP. 

Tetapi, Budiman menyebut, bahwa dirinya  berharap tidak dipecat dari PDI Perjuangan

"Tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," ucap Budiman.

BERITA VIDEO: Budiman Sudjatmiko Berharap Tak Dipecat PDIP Karena Terang-terangan Dukung Prabowo

Budiman menyebut, jika dukungan ke Prabowo dianggap suatu kekeliruan, maka dirinya akan bertanggung jawab 100 persen.

Menurut Budiman, ia tak membawa nama partai dan tak bermaksud meminta jabatan ataupun uang dalam deklarasi tersebut.

Deklarasi itu merupakan gerakan dari lintas partai dan golongan.

 “Di sini saya tidak membawa partai, saya bersama Prabu mendukung sosok Prabowo bukan partainya,” ungkap Budiman.

Beri Ucapan Selamat

Sedangkan, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mendoakan Budiman Sudjatmiko agar bisa menjadi Calon Wakil Presiden dari Prabowo Subianto.

Hal itu diungkapkan Djarot, karea Budiman telah memberikan dukungan kepada Prabowo.

Dikutip dari Kompas Tv pada Minggu (20/8/2023), awalnya Djarot seperti enggan menanggapi aksi Budiman Sudjatmiko yang merapat ke Prabowo Subianto.

Djarot pun bertanya ke awak media, Prabowo itu apa.

Saat ditanya ulang terkait pendapatnya soal Budiman Sudjatmiko yang merapat ke Prabowo Subianto, Djarot menjawab tidak masalah.

Bahkan, Djarot mengucapkan selamat kepada Budiman Sudjatmiko yang menjadi calon Wakil Presiden dari Prabowo Subianto.

Pun PDIP mengaku akan mendorong Budiman Sudjatmiko sebagai Wakil Presiden Prabowo Subianto.

“Oh berarti selamat bagi Pak Budiman karena sebagai calon Wakil Presiden dari Pak Prabowo, kita dorong supaya Pak Budiman jadi wakilnya Prabowo,” pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved