Kekeringan

Kekeringan Melanda Lahan Persawahan di 13 Kecamatan Kabupaten Bekasi Akibat El Nino

Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat lahan persawahan di 13 kecamatan mengalami kekeringan akibat dampak dari fenomena El-Nino.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Muhammad Azzam
Dampak fenomena El-Nino, ribuan hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat alami kekeringan pada Selasa (22/8/2023). 

"Kita juga berikan bantuan bibit untuk petani yang gagal tanam. Kita juga terus komunikasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) untuk pemenuhan kebutuhan air," katanya.

Dampak fenomena El-Nino, ribuan hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat alami kekeringan pada Selasa (22/8/2023).

Kekeringan sudah berlangsung selama satu bulan terakhir ini.

Pantauan wartakotalive.com, area sawah di Kp Kedungringin, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi alami kekeringan terlihat tanahnya retak-retak.

Ada sejumlah padi yang baru ditanam atau ditandur juga terlihat mengering. Termasuk, juga ada bibit yang sudah siap ditanam atau ditandur alami kering dan mati.

Baca juga: Watimpres Minta Kapolda Metro Serius Tangani Dugaan Pelecehan di Ajang Miss Universe Indonesia

Seorang petani, Jeri Kurniawan (40) menyebutkan di Kp Kedungringin, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi ada sekitar lebih dari 150 hektar lahan persawahan yang mengalami kekeringan.

"Kalau se-kecamatan ada sekitar 4.700 haktare sawah, kalau desa Sukaringin ya kurang lebih 150 haktare," kata Jeri saat ditemui pada Selasa (22/8/2023).

Ketua Gapoktan Desa Sukaringin itu juga mengungkapkan, selain karena fenomena El Nino atau tidak turunnya hujan.

Kekeringan juga karena para petani kesulitan mendapatkan pasokan air dari aliran sungai  irigasi yang juga mengering.

"Jadi bingung engga ada hujan-hujan, saluran irigasi kering jadi engga ada air buat sawah," katanya.

Jeri mengaku petani juga sempat mencari sumber air sendiri dengan cara membuat sumur bor dengan peralatan seadanya.

Akan tetapi juga alami kesulitan karena tetap terbatas pasokan airnya. Sehingga akibatnya, tanaman padi tidak tumbuh dengan baik.

"Ini para petani harus merugi, kerugian mulai Rp 5 juta sampai Rp 7 juta dari setiap hektar sawah yang digarap para petani," tutupnya. (MAZ)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved