Pilpres 2014

Disebut Muter-muter Seperti Tong Setan oleh Yenny Wahid, Jansen Demokrat: 15 Tahun Saya di Parpol

Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon kembali membalas Yenny Wahid lewat akun Twitternya setelah disebut seperti tong setan pasar malam

TRIBUNNEWS.COM/Yanuar Nurcholis Majid
Yenny Wahid (TRIBUNNEWS.COM/Yanuar Nurcholis Majid). Setelah dibalas secara menohok oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid bahwa pernyataannya terlalu berputar-putar seperti tong setan di Pasar Malam, Wakil Sekjen (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon kembali membalas lewat akun Twitter mereka. Jansen Sitindaon mengatakan pernyataannya yang berputar-putar itu adalah sikap dan pandangannya terkait pilihan dan penolakan isu Yenny Wahid bakal menjadi cawapres Anies Baswedan. 

Jansen Sitindaon lalu membalas sentilan Yenny Wahid dalam perbincangan di media sosial Twitter atau X.

Namun balasan Jansen Sitindaon dianggap terlalu berputar-putar seperti tong setan di pasar malam.

Meskipun pernyataan Jansen itu diawali dengan kata-kata minta ampun.

"Hehe. Ampunn Mbak. Kalau soal dukung mendukung siapa — karena perdebatan ini terkait politik dan pemilu besok — ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan, Mbak," kata Jansen.

Jansen menilai Yenny menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Untuk itu, Jansen merasa Yenny Wahid tidak membawa perubahan jika menjadi cawapres Anies. 

Baca juga: Yenny Wahid ke Demokrat: Pas Bosmu Datang Minta Dukungan Saya Emoh Loh

"Idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian. Itulah sikap saya. Karena bagi saya itulah gunanya pemilu dan diharapkan terjadi di pemilu. Ada perbedaan jelas antarkandidat. Jika tidak, nama 'perubahan' ini diubah saja. Karena nama 'merek' itu vital, jadi panduan bagi pemilih, jadi pembeda dalam kebijakan yg akan diambil ke depan," ungkap dia.

Jansen menegaskan perbedaan pilihan dukungan merupakan hal yang wajar. Ia pun mengenang saat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.

"Sekarang Pak Prabowo yang saya dukung dulu sudah jadi bagian rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus lanjut dan maju sampai pendaftaran (tidak bubar di tengah jalan). Maka pilihan politik saya berikutnya tentunya bersebrangan dengan beliau termasuk dengan banyak kawan-kawan saya yang lain yang dulu satu barisan. Namun, namanya kawan ya tetap selamanya kawan, walau pilihan politik skrg berbeda dan nanti mungkin kami akan berdebat keras tentang banyak hal di banyak tempat," ungkap Jansen.

Baca juga: Muhaimin Iskandar Sudah Merasa Kebal: Kritik PBNU dan Yenny Wahid Disebut Barang Usang

Jansen pun menutup obrolan dengan mendoakan Yenny ikut berkontestasi di Pilpres 2024 dengan menjadi cawapres di koalisi lain.

“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," tulis Jansen.

Menurut Jansen, nama Yenny Wahid juga tidak akan memperkuat branding perubahan yang diusung oleh koalisi tersebut.

Sebab menurut Jansen, Yenny Wahid adalah tokoh “status quo” atau bagian dari rezim pemerintahan Jokowi.

Ia pun menilai Jokowi dan para pendukungnya juga takn akan menggeser dukungan apabila Yenny Wahid masuk menjadi cawapres Anies.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved