Wisata Jakarta
Kurator Pameran Astronomi Jakarta Pilih TIM untuk Ingatkan Masyarakat Masih Ada Planetarium
Kurator Pameran Astronomi Jakarta, Hanna Maresfin mengatakan, suguhan etno astronomi yang disajikan dalam pameran yang digelar di Teater Kecil TIM
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, MENTENG — Kurator Pameran Astronomi Jakarta (PAJ), Hanna Maresfin mengatakan, suguhan etno astronomi yang disajikan dalam pameran yang digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, merupakan kali kedua ditampilkan.
Menurutnya, konsep etno astronomi pernah dipamerankan pada Pekan Kebudayaan Nasional di Istora Senayan, Jakarta Pusat, 2019 silam.
Yang mana, pameran itu bermula dari usul Dirjen Kebudyaan Republik Indonesia, Sjamsul Hadi.
"Materi ini pernah kami pernah tampilkan di Pekan Kebudayaan Nasional di Istora. Kemudian ditampilkan lagi di sini," ujar Hanna saat ditemui Warta Kota di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023).
"Tahun 2019 dari Dirjen Kebudayaan mengusulkan bagimana kalau bikin pameran, nah kami menyanggupi. Jadilah kami kumpulkan materi-materi di sini, ada beberapa materi yaitu dari Perpustakaan Nasional, Museum Nasional, dan Arsip Nasional itu yang berupa panel-panel, kalender," imbuhnya.
Baca juga: Pekan Astronomi di Taman Ismail Marzuki, Pelajar Antusias, Suguhan Bintang di Planetarium Mini
Hanna mengatakan, TIM dipilih sebagai tuan rumah pameran etno astronominya yang kedua, untuk mengingatkan masyarakat bahwa ada planetarium di Jakarta.
Hal itu dilakukan sehubungan dengan proses revitalisasi yang masih berlangsung di Gedung Planetarium dan Observatorium TIM.
"Karena sebetulnya ada satu bangunan di TIM yang seharusnya semua tahu, yaitu Planetarium dan Observatorium Jakarta, namun memang setelah revitalisasi masih belum dibuka umum, karena ada bagian yang belum selesai," jelas Hanna.

"Jadi bagaiamana caranya kegiatan keastronomian tetap berlangsung di TIM ya kami membuat acara apapun yang kami bisa, asalkan masyarakat masih ingat bahwa di sini ada kegiatan astronomi," imbuhnya.
Di mana, kegiatan astronomi itu oleh Hanna dikonsepkan sebagai planetarium mini yang di dalamnya pengunjung bisa menikmati ilustrasi dan suguhan bintang di angkasa, dari malam hingga pagi.
"Di sini ada planetrium mini. Setidaknya bisa lihat yang mini dulu. Kami juga ada observasi di matahari (pakai teropong)," kata Hanna.
Baca juga: Bantah Pernyataan Sekda DKI, PKS Yakin Pembangunan JIS dan TIM Lebih Profesional Dipegang Jakpro
Lebih lanjut, wanita yang telah menjadi kurator sejak 2019 itu mengatakan, dirinya melakukan improvisasi pada PAJ kali ini.
Di antaranya, memasukkan sejumlah materi budaya yang dikombinasikan dengan astronomi.
Kebudayaan-kebudayaan itu berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan yang terbaru dari Biak.
"Etno astronomi itu sendiri berbicara tentang astronomi budaya, gimana di dalam astronomi itu kami memelajari soal kebudayaan, karena dari awal adanya manusia dia sudah melihat benda-benda langit sebagai panutan atau standar untuk menentukan waktu," kata Hanna.
Setahun usai Kebakaran, Mal Ciputra Kembali Buka Food Destination di Lantai 6 |
![]() |
---|
Bakal Dibuka hingga Malam Mulai 11 Oktober, Begini Persiapan Pengelola Taman Margasatwa Ragunan |
![]() |
---|
Pertunjukan Reog Ponorogo di TMII Menarik Perhatian Pengunjung |
![]() |
---|
46 Ribu Lebih Pengunjung Datangi Taman Margasatwa Ragunan Selama Long Weekend HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Begini Potret Murugan Temple, Kuil Hindu Terbesar di Indonesia Yang Ada di Kalideres Jakbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.