Viral Media Sosial

Kisah Edi Pemilik Mi Ayam Coli, Dagangannya Laku Keras Usai Viral-Kini Bisa Rawat Ibu yang Stroke

Kisah Edi Pemilik Mi Ayam Coli, dari Tak Bisa Makan dan Bayar Kontrakan hingga Dagangannya Viral karena Rawat Ibu yang Sakit Stroke

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Edi Setiawan (35), pemilik mi ayam Coli viral, di Tanjung Duren, Jakarta Barat, menceritakan kisahnya jatuh bangun dari bangkrut sampai viral di media sosial. 

 

Kini, kesabaran sang istri dan kerja keras dirinya berbuah manis.

 

Dalam sehari Edi bisa menjual mi ayam sebanyak 250 porsi.

 

Dia juga bisa merangkul teman-temannya untuk membantu dia berjulan, total ada dua orang teman Edi yang dilibatkan.

 

Lebih lanjut, Edi bercerita jika mencetuskan menu 'Coli' tidaklah mudah. Dirinya perlu meracik berbagai bumbu serta meredam komentar sang istri terkait idenya yang diawalnya dianggap aneh.

 

"Waktu selesai pandemi, alhamdulillah ada yang borong 120 bungkus diambil semua. Tapi aku enggak percaya diri bikinnya, kayak ada kurang apa gitu. Terus akhirnya aku coba buat apa ya. Akhirnya aku buat chili oil itu," jelas Edi.

 

"Setelah aku buat chili oil itu, aku enggak pengen berhenti sampai di situ, ini ada sesuatu yang keren ini, aku pikir-pikir, tapi tantangannya banyak. Istriku bilang, 'Mi kok di campur chili oil, diaduk langsung. Enggak enak lah, kepedasan lah,' padahal itu yang pengen ku angkat dari situ. Dari namanya, sama aneh tadi dari rasanya," imbuh dia. 

 

Pasalnya sebelum akhirnya jadi mi ayam Coli, Edi berjualan mi ayam Jawa biasa seperti pada umumnya.

 

Dia hanya mewariskan resep dari sang ayah yang dulunya merupaka juragan mi ayam, namun bangkrut lantaran kena fitnah. 

 

"Dulu kan aku mi ayam Jawa, dari generasi bapakku yang mi ayam Jawa pada umumnya. Terus aku bilang sama istriku, 'Besok aku yang masak. Aku pengen mi ayam begini (choli oil) karena di sini marketnya," pikir Edi.

 

Setelah ia bersama sang istri yang diakuinya sangat pintar memasak itu berkreasi, keluarlah menu mi ayam Coli yang kini digandrungi banyak orang. 

 

Adapun penamaan Coli sendiri merupakan singkatan dari 'Ngocok Chili Oil'. Ide Coli sendiri didapatkan Edi dari perbincangan tak sengaja bersama teman-temannya. 

 

"Saya orang pinggiran datangnya, di sini banyak teman-reman yang aneh, kalau ngobrol pembahasan kami anak laki itu sampai kemana-mana, ngobrol apa nanti larinya ke situ," kata Edi.

 

"Terus ngomongin saya itu, 'Kang coli datang'. Pas lagi makan nyeletuk (ditanya teman lagi di mana) 'Ni saya di warung, lagi makan coli', gak sengaja saya. Pas saya pikir-pikir lucu nih buat makanan. Coli, ngocok chili oil," imbuh dia. 

 

Dari situlah mi ayamnya kini dikenal dengan mi ayam Coli. 

 

Dalam proses dagangnya itu, Edi mengaku selalu menjaga kualitas mi ayam buatannya. 

 

"Aku selalu menghargai orang dateng ke sini, kalau cuma ngejar pendapatan tinggi uang misalnya, takutnya ada perasaan bersalah," ungkap Edi.

 

"Soalnya aku sampai nolak-nolakin orang bukan karena sombong, tapi ngejaga kualitas. (Misalnya) aku ganti air (rebusan) istirahat enggak terima pembelian, itu karena agar minya terjamin enak," lanjutnya.

 

Untuk informasi, mi ayam Coli biasanya buka setiap hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai.

 

Untuk waktu selesainya sendiri, kedai mi ayam Coli tak bisa memprediksi kapan habisnya.

 

Biasanya mereka membuat 250 porsi setiap hari, dengan waktu istirahat satu jam pada pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB untuk ganti air rebusan. 

 

Adapun biasanya pukul 12.00 WIB, mi ayam Coli tersebut sudah habis tak bersisa. 

 

Diketahui, kedai mi ayam Coli ini juga menyediakan mi ayam lain yakni mi ayam bejo, mi ayam yamin, dan mi ayam los.

 

Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 16 ribu, hingga Rp 24 ribu, tergantung isian dan jenis mi ayam yang dipilih.

Baca Berita WARTAKOTALIVE.COM lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved