Viral Media Sosial
Kisah Edi Pemilik Mi Ayam Coli, Dagangannya Laku Keras Usai Viral-Kini Bisa Rawat Ibu yang Stroke
Kisah Edi Pemilik Mi Ayam Coli, dari Tak Bisa Makan dan Bayar Kontrakan hingga Dagangannya Viral karena Rawat Ibu yang Sakit Stroke
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, TANJUNG DUREN — Edi Setiawan (35) tak pernah menyangka jika mi ayam Coli dagangannya kini viral di mana-mana, hingga membuat antrean pembeli membludak setiap harinya.
Pasalnya sebelum dikenal luas seperti sekarang ini, Edi melewati jatuh bangun yang tidaklah mudah.
Bahkan, dia pernah tak mampu membeli lauk pauk untuk keluarganya makan kecuali mi dan telur.
Selain itu, dia juga pernah nunggak bayar kontrakan selama tiga bulan berturut-turut lantaran penghasilannya berjualan mi ayam, hanya cukup untuk makan saja.
Hal itu diceritakan Edi kepada Wartakotalive.com di kedai mi ayam Coli viralnya, Tanjung Duren Raya, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Minggu (30/7/2023).

Menurut Edi, kejadian meyesakkan itu terjadi sepanjang musim pandemi Covid-19, sejak 2020 lalu.
Kala itu, lanjut dia, penjualan mi ayam kampung dirinya mengalami kemerosotan drastis.
Kala itu, dari semula ia bisa menjual 150 porsi setiap harinya, mi ayamnya Edi hanya laku sebanyak 25 porsi saja.
Dari 25 porsi tersebut, lima sisanya ia ambil untuk makan istri dan kedua anaknya sehari-hari.
"Sempat putus asa, mau mandi aja enggak sabunan sampai begitu. Gimana caranya aku bangkit lagi setelah dampak pandemi saking lamanya tiga tahun kalau enggak salah," kata Edi saat ditemui di lokasi, Minggu.
"Aku sampai bilang anakku istriku, 'Pagi mau makan apa? Pagi mau makan nasi-telur atau mi-nasi, sehari tu harus dua kali, sampai segitunya. Itu hampir sebulan enggak mampu beli (lauk), enggak bayar kontrakan aku sampe tiga bulan," imbuh dia.

Digambarkan olehnya, keterpurukan ekonomi yang menimpa ia dan keluarga itu bahkan lebih parah dari pengalamannya menghadapi era kerusuhan 1998.
"Itu benar-benar parah si, pengalaman hidup di Jakarta aku ngalamin kerusuhan 98, aku ngalamin pola hidup di Jakarta tapi yang paling parah ya pas pandemi itu, sampai aku bingung mau ngapa-ngapain enggak bisa," kata Edi.
Namun, di tengah terpuruknya itu, satu keajaiban seakan menghampiri Edi.
Bagaimana tidak, Edi yang kala itu sudah hancur dan tak memiliki uang sedikitpun hingga harus pergi ke kampung halamannya di Sragen Jawa Timur, ditawari seorang dermawan untuk menempati kedai tempatnya berjualan saat ini.
Dia juga tidak dibebankan untuk membayar uang sewa dalam sebulan pertama.
Secara ajaib, hari pertama dirinya buka kedai mi ayam di tempat tersebut, sejumlah food vloger datang untuk meliput keunikan mi ayam yang dibuat Edi.
Pasalnya, ia merealisasikan idenya membuat mi ayam chili oil yang kemudian disingkatnya menjadi 'Mi Ayam Coli'.
"Aku pernah sebelum pandemi daganganku ramai, tapi enggak seramai ini. Aku sampai pinjam bank sana sini sampai abis uangnya (demi bisa ke ruko ini)," kata Edi.
"Di saat habis-habisan aku di kampung enggak punya uang seperak pun, malah ada orang yang percaya buat bikin usaha di sini. Hari pertama, banyak vloger datang," imbuh dia.
Edi bahkan menyebut jika keajaiban itu layaknya kisah fiksi yang tak mungkin benar adanya.
"Kalau di bilang kisah fiksi, itu kisah fiksi iya enggak masuk akal. Aku enggak punya uang di suruh masuk sini, pikiranku enggak mungkin. Tapi ada yang bilang masuk aja, dikasih waktu satu bulan, kalau enggak dapat cari lagi (pelanggan), saking percaya orang itu sama aku," kata dia.
Kendati begitu, ada satu hal yang Edi percaya mengapa mi ayamnya bisa viral saat ini.
Hal itu lantaran sang istri yang ikhlas mengurus ibundanya yang terkena sakit stroke.
"(Viral) karena pasti istriku ikhlas ngurusin ibu kandungku. Kalau dibilang viral karena ini itu, aku enggak percaya. Aku cuma percaya di saat kemarin istriku ngambil keputusan ngambil ibuku dari kampung diurusin 1,5 tahun, itu aku dari yang sulit dimudahkan semua," tutur Edi sembari tersenyum tulus.
"Jadi ya itu, viral bukan berarti baik semuanya, yang paling baik adalah di saat istriku ngurusin ibu ikhlas, bikin apapun kayak bikin rumah gampang banget, beli kendaraan gampang, (termasuk dapat ruko yang diinginkan)," imbuh dia.
Kini, kesabaran sang istri dan kerja keras dirinya berbuah manis.
Dalam sehari Edi bisa menjual mi ayam sebanyak 250 porsi.
Dia juga bisa merangkul teman-temannya untuk membantu dia berjulan, total ada dua orang teman Edi yang dilibatkan.
Lebih lanjut, Edi bercerita jika mencetuskan menu 'Coli' tidaklah mudah. Dirinya perlu meracik berbagai bumbu serta meredam komentar sang istri terkait idenya yang diawalnya dianggap aneh.
"Waktu selesai pandemi, alhamdulillah ada yang borong 120 bungkus diambil semua. Tapi aku enggak percaya diri bikinnya, kayak ada kurang apa gitu. Terus akhirnya aku coba buat apa ya. Akhirnya aku buat chili oil itu," jelas Edi.
"Setelah aku buat chili oil itu, aku enggak pengen berhenti sampai di situ, ini ada sesuatu yang keren ini, aku pikir-pikir, tapi tantangannya banyak. Istriku bilang, 'Mi kok di campur chili oil, diaduk langsung. Enggak enak lah, kepedasan lah,' padahal itu yang pengen ku angkat dari situ. Dari namanya, sama aneh tadi dari rasanya," imbuh dia.
Pasalnya sebelum akhirnya jadi mi ayam Coli, Edi berjualan mi ayam Jawa biasa seperti pada umumnya.
Dia hanya mewariskan resep dari sang ayah yang dulunya merupaka juragan mi ayam, namun bangkrut lantaran kena fitnah.
"Dulu kan aku mi ayam Jawa, dari generasi bapakku yang mi ayam Jawa pada umumnya. Terus aku bilang sama istriku, 'Besok aku yang masak. Aku pengen mi ayam begini (choli oil) karena di sini marketnya," pikir Edi.
Setelah ia bersama sang istri yang diakuinya sangat pintar memasak itu berkreasi, keluarlah menu mi ayam Coli yang kini digandrungi banyak orang.
Adapun penamaan Coli sendiri merupakan singkatan dari 'Ngocok Chili Oil'. Ide Coli sendiri didapatkan Edi dari perbincangan tak sengaja bersama teman-temannya.
"Saya orang pinggiran datangnya, di sini banyak teman-reman yang aneh, kalau ngobrol pembahasan kami anak laki itu sampai kemana-mana, ngobrol apa nanti larinya ke situ," kata Edi.
"Terus ngomongin saya itu, 'Kang coli datang'. Pas lagi makan nyeletuk (ditanya teman lagi di mana) 'Ni saya di warung, lagi makan coli', gak sengaja saya. Pas saya pikir-pikir lucu nih buat makanan. Coli, ngocok chili oil," imbuh dia.
Dari situlah mi ayamnya kini dikenal dengan mi ayam Coli.
Dalam proses dagangnya itu, Edi mengaku selalu menjaga kualitas mi ayam buatannya.
"Aku selalu menghargai orang dateng ke sini, kalau cuma ngejar pendapatan tinggi uang misalnya, takutnya ada perasaan bersalah," ungkap Edi.
"Soalnya aku sampai nolak-nolakin orang bukan karena sombong, tapi ngejaga kualitas. (Misalnya) aku ganti air (rebusan) istirahat enggak terima pembelian, itu karena agar minya terjamin enak," lanjutnya.
Untuk informasi, mi ayam Coli biasanya buka setiap hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai.
Untuk waktu selesainya sendiri, kedai mi ayam Coli tak bisa memprediksi kapan habisnya.
Biasanya mereka membuat 250 porsi setiap hari, dengan waktu istirahat satu jam pada pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB untuk ganti air rebusan.
Adapun biasanya pukul 12.00 WIB, mi ayam Coli tersebut sudah habis tak bersisa.
Diketahui, kedai mi ayam Coli ini juga menyediakan mi ayam lain yakni mi ayam bejo, mi ayam yamin, dan mi ayam los.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 16 ribu, hingga Rp 24 ribu, tergantung isian dan jenis mi ayam yang dipilih.
5 Prompt Membuat Foto Diri Pakai Gemini AI, Hasilnya Nyata |
![]() |
---|
Inilah Sosok Dua Anggota DPRD Bikin Heboh, Joget dan Ucap 'Rampok Uang Negara' |
![]() |
---|
Miris! Wanita 26 Tahun Nekat Jadi Dokter Gadungan di Bantul, Lulusan SMA |
![]() |
---|
Walkot Prabumulih Akui Salah Mutasi Kepsek SMPN 1 Usai Dipanggil Kemendagri |
![]() |
---|
Kisah Pilu Haikal dan Haezar, Kakak Adik di Bogor Harus Bergantian Seragam untuk Bisa Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.