Berita Jakarta

Banyak Hunian Warga di Kolong Tol Jakarta, Jasa Marga Tutup Mata? Ini Kata Pengamat

Nirwono berujar, para warga yang bermukim di tempat ilegal itu sudah pasti harus direlokasi sebab lokasinya berada di zona yang bukan untuk hunian.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
warta kota/nuril yatul
Warga yang tinggal di kolong tol Cawang-Pluit akan dipindah ke rusunawa. 

"Enggak enggak (digusur), yang penting intinya kami akan lakukan yang terbaik," kata Uus.

Baca juga: Kolong Tol Cawang-Pluit Kumuh, Pemkot Jakbar Berkorban, Hendra Hidayat: Kami Bantu Sewa Rusunawa

Menurutnya, area di kolong tol Cawang-Pluit merupakan aset yang perlu dijaga dengan baik.Oleh kerenanya, lanjut dia, pihak Pemkot Jakarta Barat sudah melakukan pendataan kepada para penduduk yang bermukim di tempat tersebut.

"Yang jelas data nanti saya sampaikan. Yang jelas apa yang ada sudah kami data, kami sampaikan kepada Jasa Marga untuk dilakukan (penataan), kan itu kan aset yang harus dijaga. Di situ juga ada warga, warga juga harus kami perlakukan dengan baik," pungkasnya. 

Warga Kolong Tol Cawang-Pluit Didata

Warga yang tinggal di pemukiman ilegal kolong tol Cawang-Pluit mengaku belum mengetahui rencana pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang hendak melakukan relokasi kampung kolong ke rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

Menurut salah satu warga, Dini (29) menyebut jika para warga hanya sempat didata saja oleh pihak kelurahan. 

Akan tetapi terkait tujuan pendataan tersebut, mereka tak mengetahuinya.

"Belum tahu (soal relokasi). Enggak (dijelaskan), itu (pendataan) memang dari kelurahan Jakarta Barat. Cuman bilangnya katanya mau kasih bantuan," ujar Dini saat ditemui di Kolong Tol Cawang-Pluit, Jelambar Baru, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (12/7/2023).

Kendati begitu, Dini tak tahu bantuan apa yang dimaksud pihak kelurahan.

Baca juga: Kampung Kolong Tol Cawang-Pluit Bakal Direlokasi, Kasmini Cerita Alasannya Tinggal di Tempat Ilegal

Dirinya hanya diminta menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) saja.

Wanita beranak dua yang telah tinggal di kampung kolong sejak delapan tahun lalu itu mengatakan, dirinya terpaksa tinggal di kampung kolong lantaran pekerjaan suami yang serabutan.

Di mana pendapatannya itu hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. 

Oleh karena itu, kabar akan dipindahkan ke rusunawa itu sebenarnya bukanlah persoalan.

Dirinya mengaku mau pindah asalkan sewa huniannya terjangkau oleh pendapatan sang suami.

Terlebih lagi, dirinya memiliki satu orang anak laki-laki yang berkebutuhan khusus.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved