Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Berusia Lebih dari 1000 Tahun, Pelabuhan Sunda Kelapa Jejak Kejayaan Nusantara
Pelabuhan Sunda Kelapa sudah berdiri lebih dari 1000 tahun. Pelabuhan di Penjaringan, Jakarta Utara itu menyimpan banyak sejarah Jakarta.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Bangsa Portugis bahkan membangun relasi dengan Kerajaan Sunda hingga diizinkan membuat kantor dagang di sekitar pelabuhan.
Perjanjian tersebut juga memberikan kebebasan bagi Portugis untuk berdagang melalui Sunda Kelapa.
Mereka juga mendapat izin untuk membangun gudang sebagai tempat menampung barang dagangannya.
Pada 1527, Portugis kembali datang untuk memperpanjang perjanjian, namun saat itu Pelabuhan Sunda Kelapa sudah dikuasai Kesultanan Demak.
Tidak seperti Kerajaan Sunda, Kesultanan Demak melihat kedatangan Portugis sebagai ancaman.
Kesultanan Demak yang melihat hubungan Portugis dengan Kerajaan Sunda sebagai sebuah ancaman, kemudian merencanakan penyerangan atas Sunda Kelapa.
Pada 22 Juni 1527,pasukan gabungan Kesultanan Demak-Cirebon dibawah pimpinan Fatahillah menyerang dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Peristiwa ini kemudian diingat sebagai ulang tahun Kota Jakarta.
Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" dari bahasa Sanskerta, jayakṛta.
Namun kejayaan Jayakarta hanya berlangsung sesaat hingga Belanda tiba di pelabuhan tersebut.
Belanda pada tahun 1596 di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman, datang ke pelabuhan tersebut dengan tujuan utama mencari rempah-rempah.
Awalnya pada tahun 1610 Kesultanan Cirebon dan VOC membuat perjanjian perdagangan di Pelabuhan Jayakarta.
Saat itu wakil VOC ialah Jacques L’Hermite sementara pihak Jayakarta diwakili oleh Pangeran Jayawikarta atau Wijayakarta penguasa Jayakarta saat itu.
Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Belanda diijinkan membuat gudang dan pos dagang di timur muara sungai Ciliwung.
Mendapatkan keuntungan yang besar dari perdagangan tersebut, VOC kemudian memonopoli perdagangan di Pelabuhan Jayakarta bahkan hingga berujung peperangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.