Kasus Antraks

Sapi Mati Sudah Dikubur Digali Warga Untuk Dikonsumsi, 93 Orang Terkena Antraks, 3 Meninggal Dunia

Warga gali kembali sapi mati yang sudah dikubur untuk dikonsumsi, akibatnya 93 warga Gunungkidul terserang antraks dan 3 meninggal dunia

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi pemeriksaan hewan ternak sapi untuk mencegah penularan penyakit diantaranya antraks. 

Pemkab Gunungkidul, katanya telah melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tak mengkonsumsi ternak yang sakit atau sudah mati.

"Ternak yang sudah berpotensi sakit atau terpapar penyakit atau bahkan sudah mati jangan dikonsumsi," katanya.

Retno mengatakan menyembelih dan mengkonsumsi hewan ternak yang mati itu jadi penyebab antraks kerap terjadi di Gunungkidul.

"Kalau dipotong itu kan bakteri yang ada di darah itu mengalir keluar berubah menjadi spora. Spora itu yang tahan puluhan tahun, spora," kata Retno.

Dia mengatakan mbrandu memiliki tujuan yang baik untuk membantu warga lain yang kesusahan agar tak terlampau rugi ketika hewan ternaknya sakit. Tapi itu membahayakan.

Baca juga: Terlibat Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban, IPB Pastikan Mahasiswanya Sudah Terlatih

"Kalau saya tanya memang tujuannya baik membantu warga yang kesusahan biar tidak terlampau rugi itu dibagi-bagi, satu paketnya itu 45 ribu. Dijual. Uangnya dikumpulkan dikasihkan yang kesusahan. Jane itu tujuannya apik. Pas saya di sana bilang kalau mau mbrandu ya mbrandu barang sehat gitu. Barang bermutu jadi tidak membahayakan manusia," katanya.

Mbrandu ini, katanya bermacam-macam.

Terkadang ada hewan yang keracunan lalu saat sakratulmaut disembelih.

"Mungkin pas kasus ini posisi sudah mati. Saya tanya memang semua disembelih sudah mati hewannya itu. 6 sapi dan 6 kambing itu mati semua. Selangnya dari November, ke Mei itu. Kita hanya menemukan cerita saja," katanya.

Korban Meninggal Bertambah

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, warga Gunungkidul DIY yang meninggal karena antraks bertambah.

Kini dilaporkan ada 3 warga yang meninggal karena penyakit yang bersumber dari hewan itu.

"Ada tiga yang meninggal, kami koordinasi suda dengan dinas kesehatan dan dinas peternakan untuk melakukan tindaklanjut antraks ini," kata Maxi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Menurutnya ketiga warga tersebut meninggal karena mengkonsumsi daging sapi yang mati atau tidak sehat.

Ketiganya merupakan warga dari kecamatan yang sama yakni Semanu.

Baca juga: Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, Pemkot Bekasi Bentuk Satgas untuk Memantau Kesehatan Hewan Ternak

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved