Kasus Antraks

Sapi Mati Sudah Dikubur Digali Warga Untuk Dikonsumsi, 93 Orang Terkena Antraks, 3 Meninggal Dunia

Warga gali kembali sapi mati yang sudah dikubur untuk dikonsumsi, akibatnya 93 warga Gunungkidul terserang antraks dan 3 meninggal dunia

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi pemeriksaan hewan ternak sapi untuk mencegah penularan penyakit diantaranya antraks. 

"Kalau dari gejala meninggal ya kelihatan positif antraks," sambung dia.

Sementara puluhan warga lainnya yang juga terjangkiti Antraks masih terus didalami pemeriksaan laboratoriumnya.

Pihaknya terus melakukan penguatan surveilans, dimana warga yang sakit segera diberi obat di rumah sakit.

Serta, berkoordinasi dengan kementerian pertanian untuk terus mengecek kesehatan hewan ternak warga.

Langganan Antraks

Sebelumnya Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan wilayah Gunungkidul memang kerap menjadi langganan penularan antraks.

"Virus antraks ini menyebabkan sapi sakit mendadak, mati mendadak tiba-tiba itu. Gunungkidul itu daerah endemis antraks," kata Siti Nadia Tarmizi, Selasa (5/6/2023).

Ia memaparkan, kronologi penularan antarks dari hewan ke manusia di Gunungkidul disebabkan karena perilaku warga seperti kurangnya perilaku hidup sehat.

Seringkali sapi yang terkena antraks makan rumput dari tanah yang sebelumnya sudah ada virus antraksnya.

Baca juga: Penjual Hewan Kurban di Jakarta Selatan Bagikan Cara Menjaga Kesehatan Hewan Kurban

"Ini terjadi karena di dekat situ ada hewan ternak yang dikubur atau saat mengolah tanah di bagian bawah (ada virus antraks) yang terangkat ke atas," ujar dia.

"Karena virus antraks itu sangat kuat di dalam tanah, enggak gampang mati," lanjut Nadia.

Selain itu, kebiasaan warga yang menjual sapi yang sedang sakit dengan harga yang murah.

"Jadi kita harus curiga dan itu selalu kita sampaikan ke masyarakat jangan beli sapi yang biasanya harganya lebih murah," ujar Nadia.

Kemenkes  terus mendorong warga untuk melakukan pengecekan kesehatan berkala pada hewan ternak yang ada sebelum dijual atau dikurbankan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved