Berita Nasional

Diplomasi Buahkan Hasil, Rute Penerbangan Bali-Papua Nugini Diresmikan, Putu Rudana: Ini Sejarah

Menurut dia, perjuangan untuk membuka rute baru ini tidaklah mudah, mengingat sempat ada hubungan yang kurang baik antara Indonesia-Papua Nugini

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Peresmian penerbangan rute Bali ke Bandara Internasional Jacksons Port Moresby, Papua Nugini 

Saat itu, Putu bersama sejumlah delegasi Parlemen Indonesia mengaku kaget disiapkan makan siang yang digunakan untuk menerima tamu kehormatan dengan kursi putih, ikat merah atau Bendera Merah Putih, dan disambut dengan tarian-tarian tradisional yang bagus dan indah.

Baca juga: Putu Rudana: Omnibus Law Kebudayaan Diperlukan untuk Pemajuan Kebudayaan

“Waktu di Museum Rudana Bali, kita juga menerima kunjungan mereka dengan lingkungan budaya ada seni tari, seni tabuh, seni lukis dan mereka apresiasi. Kita jembatani untuk pembuatan patung founding father atau Perdana Menteri pertama Papua Nugini, yang akan dipasang di Gedung Parlemen. Founder Museum Rudana pun turut membantu, mereka sangat senang sekali,” ujarnya.

Sementara, Putu mengungkap pertemuan dengan Perdana Menteri dan Parlemen Papua Nugini selama hampir 1 jam membahas berbagai hal. Bahkan, kata dia, delegasi Parlemen Indonesia diundang langsung untuk mengikuti Sidang Paripurna Parlemen Papua Nugini dengan mengesahkan tujuh Undang-undang.

“Belum pernah terjadi di Papua Nugini (sahkan tujuh UU), biasanya dua UU. Karena mereka merasa ingin menunjukkan ke Indonesia bahwa Papua Nugini betul-betul negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Semua bicara kami merasa bangga salam hormat Parlemen Indonesia yang memantau sidang ini,” ungkap Legislator asal Bali ini.

Baca juga: Putu Rudana: RUU Permuseuman Harus Sejalan dengan Trisakti Bung Karno

Putu menyebut Duta Besar Papua Nugini yang ditunjuk untuk Indonesia, Simon Namis, terpesona melihat keakraban dan kehangatan hubungan diplomasi antara delegasi Parlemen Indonesia dengan Parlemen Papua Nugini.

Karena, kata Putu, Duta Besar Simon menyampaikan belum pernah terjadi dengan negara manapun hal seperti ini.

“Pak Duta Besar mengatakan kepada saya, bahwa diplomasi saat ini sangat luar biasa dan penuh keakraban. Dan belum pernah terjadi dengan negara manapun, kecuali Indonesia. Karena saya selalu melihat, bahwa Papua Nugini adalah negara tetangga terpenting buat Indonesia,” jelas dia.

Maka dari itu, Putu memanfaatkan momentum keakraban diplomasi dengan Parlemen Papua Nugini ini untuk mendorong kerja sama yang komprehensif antarkedua negara tersebut.

Menurut dia, selama ini Indonesia absen untuk melakukan reach out kepada negara terpenting seperti Papua Nugini.

Baca juga: Putu Rudana: Alutsista Kontingen Garuda Indobatt di Lebanon Perlu Ditingkatkan

“Kita sebagai kakak mereka, ingin reach out turut membantu pembangunan berbagai bidang khususnya peningkatan capacity building, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, disamping juga lainnya,” ucapnya.

Selanjutnya, Putu mengatakan bagaimana Indonesia mendorong kerja sama bilateral dalam peningkatan capacity building, meningkatkan sumber daya manusia mereka.

Apalagi, kata dia, Indonesia punya perguruan tinggi bagus dan vokasi yang banyak.

"Kita harus reach out ke mereka. Kita sebagai tetangga yang masuk dalam G20 dan Keketuaan ASEAN plus Keketuan secara Parlemen AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly) tentu wajib hadir lebih konkret memberikan bantuan kepada masyarakat Papua New Guinea sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton dalam berbagai peningkatan ekonomi dan pariwisatanya,” sebutnya.

Ketua Asosiasi Museum ini mengatakan Indonesia dan Papua Nugini saling mendukung multilateral parlemen. Lalu, parlemen kedua negara ini juga harus saling mengunjungi agar saling kenal.

Tentu, kata dia, kedepankan soft diplomacy melalui budaya bahwa hubungan kekeluargaan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved