Berita Daerah
Pernah Menjadi Pejabat Dua Periode, Sriyono Memilih Bertahan Hidup di Hutan Belantara Gunung Semeru
Kisah Sriyono, mantan pejabat dua periode yang kini lebih memilih tinggal bertahan hidup di hutan belantara Gunung Semeru bersama keluarganya.
WARTAKOTALIVE.COM - Masyarakat dikejutkan adanya pensiunan pejabat tinggal di hutan belantara.
Diketahui pejabat pensiun disorot publik karena tinggal di hutan belantara tersebut bernama Sriyono.
Walau dahulunya pernah jadi pejabat dua periode, Sriyono mengaku bahagia tinggal di hutan belantara.
Jauh dari keramaian, menjadi alasan Sriyono untuk tetap memilih tinggal di hutan pinus Gunung Semeru.
Baca juga: Luhut Bidik Oknum Pejabat yang Nekat Bekingi Pembukaan Lahan Sawit di Tengah Hutan: Saya Sikat!
Baca juga: BREAKING NEWS: Pesawat SAM Air Ditemukan Dalam Kondisi Hancur di Tengah Hutan Papua
Baca juga: Wujudkan Konsep Green Living, EleVee Condominium Bakal Dilengkapi Hutan Kota Seluas 4 Hektar
Sriyono memilih hidup di hutan bersama keluarganya tersebut karena ia menjamin tidak akan kelaparan.
Kisah unik Sriyono ini diketahui dari YouTube SODIK KALIAGE.
Sriyono dulu menjabat sebagai kepala desa selama dua periode.
Setelah pensiun, dia memilih tinggal di Hutan Pinus, Gunung Semeru.

"Dua periode, nggak bisa jabat lagi kan atahnya cuma dua periode. Beliau memilih hidup sederhana di hutan," jelas pria yang merekam, dilansir TribunStyle.com pada Rabu, 28 Juni 2023.
Rupanya, Sriyono sudah 3 tahun tinggal di hutan.
Segala keperluan pangan pun tercukupi.
Pasalnya, Sriyono menanam berbagai jenis tanaman untuk makan sehari-hari.

"Tanam apa saja ini Pak?," tanyanya.
"Tanam kopi, terong, cabai, alpukat. Di sini isinya alas saja Mas," jelas Sriyono
"Pokoke gelem sobo alas, gak keluwen wes (Pokoknya mau babat alas, nggak kelaparan)," tambahnya.
"Kalau disini hewan kaya macan, itu aman ya?" tanya lagi si perekam.

"Aman, nggak ada," sahut Sriyono.
Bocah 10 Tahun Hidup Sendiri di Tengah Rawa dan Semak Belukar
Mengutup artikel BangkaPos.com, inilah kisah bocah berusia 10 tahun yang hidup sendiri di tengah rawa dan semak belukar.
Bocah tersebut bernama Caswara.
Ia bertahan hidup seorang diri di tempat tinggal yang tidak layak.
Suasana di malam hari begitu gelap gulita.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merekam momen tersebut.
Ia melihat seorang bocah laki-laki sedang mengais tumpukan sampah.
Bocah tersebut memang alat pengais sampah di tangan kanannya.
Sedangkan tangan kirinya memegang karung beras.
Melihat seorang bocah tengah mengais tumpukan sampah, Dedi Mulyadi yang kebetulan melewati daerah itu pun menghentikan laju kendaraannya.
Ia menghampiri bocah pemulung itu.
"Kemudian saya tanya. Sedang nyari apa? Dia jawab sedang memungut sampah plastik.
Lalu saya tanya rumahnya dimana? Dia jawab gak punya rumah," kata Dedi Mulyadi menceritakan pertemuan malam itu dengan bocah pemulung tersebut.
Setelah menyapa seperti itu, Dedi Mulyadi lalu mengajaknya berbicang lebih jauh.
Diketahui bocah itu bernama Caswara berusia 10 tahun dan mengaku berasal dari Cipeundeuy, Kabupaten Subang.
"Setelah saya ajak bicara pelan-pelan, dia akhirnya mengaku mencari makan dan tinggal sendiri di satu saung di tengah rawa dan semak belukar," kata Dedi.
Penasaran dengan pengakuan bocah itu, Dedi Mulyadi lalu mengantarkan Caswara ke saung yang disebut menjadi tempat tinggalnya selama ini.
Untuk menuju saung itu jalannya berliku-liku.
Dan benar saja saung itu terletak di tengah rawa dan semak belukar.
Suasananya terasa sepi dan hening.
Saung itu terlihat seadanya. Hanya berupa tonggak-tonggak kayu bekas dengan atap terpal plastik bekas. Lantainya tanah.
Caswara mengaku selama ini ia tinggal sendiri, siang malam di saung butut itu.
Untuk menghindari gigitan nyamuk karena begitu banyak nyamuk beterbangan di dekat saung, ia membakar kardus bekas yang biasa dipakai menyimpan telur.
Untuk menghindari dingin angin malam terutama saat hujang mengguyur, ia menyelimuti tubuhnya menggunakan karung bekas.
"Umumnya kan pemulung itu tubuh dan pakaiannya kotor tapi bocah ini justru tubuh dan pakaiannya bersih," kata Dedi.
Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata Caswara sering mandi dan mencuci di hulu sungai di daerah itu, sehingga tubuh dan pakaiannya bisa tetap bersih.
Dedi Mulyadi lalu mengajak Caswara ke kediamannya.
Selanjutnya Dedi Mulyadi bakal mendatangkan guru untuk mengajari Caswara karena masih dalam usia didik.
Selain itu, bocah pemulung itu kini diangkat menjadi adik angkat Maula Akbar, anak pertama Dedi Mulyadi.
"Anak itu harus sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak. Nanti akan saya urus sampai menjadi orang," kata Dedi Mulyadi.
Kasus Lain:
Tinggal di Bekas Kandang Ayam
Indriana Setya Rahayu (16) tinggal bersama dengan ibunya, Surati (48) dan adinya di sebuah bekas kandang ayam di Desa Sumber Sawit, Magetan.
Bekas kandang ayam yang berdinding anyaman bambu dan terpal itu dipinjamkan kepada keluarga Indriana tanpa biaya sewa karena mereka tak mampu menyewa rumah.
Setelah bercerai dengan suaminya, Surati hanya bekerja mencari sisa panen di sawah dan menganyam besek bambu.
Hasilnya bekerja digunakan untuk menyambung hidup serta membelikan ponsel dan paket data untuk anaknya agar bisa belajar secara daring.
Walaupun hidup di bawah garis kemiskinan, Indriana mengaku tetap ingin meneruskan sekolah.
"Kalau hanya lulus SMP enggak bisa kerja, makanya saya tetap harus sekolah" ujar Indriana, Kamis (6/8/2020) malam.
Ia sengaja memilih jurusan tersebut agar bisa langsung bekerja setelah lulus sekolah.
Setelah bekerja, Indriana ingin membelikan ibunya rumah.
"Saya pengin cepat kerja dan membelikan ibu rumah" imbuh dia.
Indriana dan keluarganya sudah setahun tinggal di bekas kandang ayam.
Ia mangaku sudah bisa beradaptasi dengan bau bekas kotoran ayam.
Selain itu ia juga sudah kebal dengan ejekan teman sekolah saat di SMP karena tinggal di bekas kandang ayam.
"Sering diejek tidak punya rumah, tinggalnya di bekas kandang ayam. Sekarang sudah kebal" kata dia.
Hal tersebut diceritakan Indriana kepada Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno yang berkunjung ke rumah Indriana pada Kamis malam.
Jadi Anak Asuh
Mendengar cerita Indriana, Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno mengaku akan menanggung biaya pendidikan Indriana.
Ia juga akan mengangkat Indriana sebagai anak asuh.
Sujatno mengaku kagum dengan Indriana yang tetap bersekolah meski kondisi ekonomi tidak mampu.
“Saya melihat kegigihannya untuk tetap bersekolah itu luar biasa,” kata dia.
Terkait tempat tinggal Indiriana yang harus tinggal di bekas kandang ayam, Sujatno mengaku masih akan mencarikan solusi agar Indriana bisa sekolah dan belajar dengan layak.
Dia mengatakan, bekas kandang ayam tempat tinggal Indriana tidak layak karena hanya berdinding anyaman bambu dan terpal.
"Kami masih upayakan solusinya seperti apa karena tempat tinggalnya tidak layak" ujar dia.
pejabat tinggal di hutan
pejabat pensiun Sriyono
hutan pinus Gunung Semeru
Gunung Semeru
hutan belantara
hidup di hutan
hutan
pejabat
Cegah Konflik Pertanahan, Kementerian ATR/BPN Bahas Kebijakan Satu Peta di Karawang |
![]() |
---|
Tragedi Mushala Al Khoziny: 46 Santri Tewas, Evakuasi Terus Dilanjutkan |
![]() |
---|
Warga Jabar Sorot Program Pungutan Rp 1.000 per Hari, Dedi Mulyadi Sebut Bukan Pungli |
![]() |
---|
ASDP Genjot Digitalisasi, Tiket Online Ferizy Hadir di Pelabuhan Sidangoli Maluku Utara |
![]() |
---|
Tiap Malam Sambangi Rumah Janda, Kapolsek Kendal Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.