Pilpres 2024

Kader Partai Demokrat Lanjut Aksi Cap Jempol Darah Siang ini, Moeldoko: Biar Darahnya Habis

Kader Partai Demokrat memenuhi kantor DPP, JUmat (23/6/2023) siang ini, karena akan ada aksi ekstrem, cap jempol darah, perlawanan pada Moeldoko.

Editor: Valentino Verry
tribunnews.com
Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menjadi orang yang sangat dibenci kader Partai Demokrat. Mereka menggelar aksi cap jempol darah sebagai bentuk perlawanan pada jenderal tegas itu. 

Diketahui, hubungan SBY dan Partai Demokrat dengan Moeldoko memanas sejak terjadinya upaya kudeta kepemimpinan Partai Demokrat yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada 2021 lalu.

Hal itu masih berlangsung hingga saat ini lantaran Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas keputusan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang menolak pengesahan kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko.

Pemasangan foto Moeldoko itu pun mendapat protes dari kader Partai Demokrat.

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, melalui akun Twitternya, mengatakan hal itu bermula saat dia bersama sejumlah rekan-rekannya berjalan-jalan di Musem SBY.

Dikatakan Jansen, di museum itu terdapat banyak foto yang dipajang di dinding-dinding museum.

Saat berjalan-jalan itu, Jansen kaget karena melihat ada foto yang menampilkan wajah Moeldoko.

Jansen bersama rekan-rekannya tidak terima atas terpampangnya foto Moeldoko itu.

"Di Museum Pak SBY di Pacitan, di dindingnya terpasang banyak foto. Ketika kemarin jalan2 di dalamnya, di salah satu sudutnya kami kaget. Krn melihat di salah satu dinding terpasang foto ada wajah Moeldoko (salah satunya foto di bawah). Sontak saya dan beberapa teman tidak terima," tulis Jansen.

Pada sore harinya, saat bertemu dengan SBY, Jansen kemudian menyampaikan protes atas adanya foto Moeldoko di museum.

Jansen meminta agar foto yang memuat wajah Moeldoko itu diturunkan saja dan diganti foto yang lain.

Hal ini karena bagi Jansen, Moeldoko dianggap sebagai pengkhianat.

"Sorenya ketika jumpa Pak SBY dgn berapi-api kami ngomong, Pak, mohon izin kenapa foto yg ada wajah Moeldoko itu tidak diturunkan saja, diganti dgn yg lain biar wajahnya tidak ada di Museum ini, penghianat dia itu pak dst”," tulisnya.

Menjawab hal itu, SBY mengatakan bagaimanapun Moeldoko adalah sejarah dari pemerintahannya.

Karena itu tidak mungkin untuk tidak memunculkan wajah Moeldoko di Musem SBY yang memang menceritakan masa pemerintahan SBY.

Menurut SBY, sejarah tetaplah sejarah yang tidak boleh dihapus.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved