Muhammad Fajri Meninggal

Berlangsung Dramatis, Pemakaman Pria Berbobot 300 Kg Dibantu Damkar, Gunakan Tripod Hauling System

Para petugas beserta warga tampak bingung, saat akan mengeluarkan tali tambang, usai jenazah Fazri berada di liang lahat.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Feryanto Hadi
Kompas.com
Pemakaman Muhammad Fajri (26) pemuda obesistas berbobot 300 kilogram di tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (22/6/2023) 

"Fajri itu sosok yang baik, gampang bergaul atau sosialisasi dengan warga sekitar dan pekerja keras, karena dia bekerja di biro jasa," sambungnya.

Namun demikian, hak tersebut mulai berubah saat Fajri mengalami putus cinta dan musibah kecelakaan yang menimpanya.

Pasca kecelakaan, Fajri mengalami luka yang cukup serius di bagian kaki. Akan tetapi, ia enggan untuk mengambil tindakan penyembuhan lewat penanganan medis rumah sakit ataupun klinik.

Berjalannya waktu, kondisi luka kaki yang dialami Fajri pun semakin parah yang membuatnya susah untuk beraktivitas.

Suherman menyebut, momen itu yang membuat berat badan Fajri meningkat drastis. Sebab, Fajri menjalani aktivitas sehari-hari hanya berbaring di sebuah kursi yang berada di rumahnya.

"Mulai dari kecelakaan itu Fajri terus berdiam diri di kursi, jadi makan, minum, semua aktivitas dilakukan sambil tiduran dengan dilayani ibunya," ungkapnya.

Menurutnya, porsi makan yang dimiliki Fajri sama seperti manusia pada umumnya. Hanya saja, Fajri sangat senang mengemil dan memiliki beberapa makanan favorit yang terus menerus dikonsumsi.

"Sebenarnya Fajri kalau makan nasi itu porsinya biasa aja, cuma dia sering ngemil, seperti telur, kerupuk, sampai mie instan sampai tiga bungkus sekali makan," paparnya.

Keterbatasan mobilitas dan berat badan yang terus meningkat, membuat warga sekitar khawatir dengan kondisi kesehatan Fajri.

Tetapi, Fajri tetap terus menerus menolak menjalani perawatan secara medis di rumah sakit. Trauma masa lalu saat ditinggal ayah tercinta, membuat Fajri menolak ajakan untuk berobat ke rumah sakit.

"Sebagai tetangga, saya sudah sering bujuk dia buat berobat, karena kasihan liat kondisinya begitu. Tapi katanya Fajri trauma ke rumah sakit, karena ayahnya dulu meninggal," ungkapnya.

"Fajri sampai bilang 'kalau ke rumah sakit mending sekalian mati aja dah', begitu jadi kami juga bingung," terangnya.

Fajri pun akhirnya berhasil dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan intensif sejak Rabu (7/6/2023) lalu.

Selanjutnya pada Jumat (9/6/2023) malam, Fajri pun dirujuk menuju RSCM dengan dibantu pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.

Proses evakuasi Fajri berlangsung dramatis, mulai dari menggunakan alat berat forklift, hingga dirujuk dengan menggunakan mobil truk milik Pemadam Kebakaran Kota Tangerang.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved