Muhammad Fajri Meninggal
Datang dalam Kondisi Tak Baik, Begini Upaya Dokter Tangani Kesehatan Fajri hingga Akhirnya Meninggal
Fajri sudah tidak bisa duduk terlentang dan beberapa bagian tubuhnya mengalami masalah serius, mulai dari jantung hingga paru-paru.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, SENEN — Sebelum akhirnya meninggal dunia, pasien obesitas bernama Muhammad Fajri alias MF (26) rupanya memiliki riwayat kesehatan yang memprihatinkan.
Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Dokter Sidharta Kusuma Manggala selaku KSM Anestesiologi dan Perawatan Intensif RSCM saat ditemui di RSCM, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Menurut Sidharta, pasien Fajri datang dalam kondisi yang tidak baik ke RSCM.
Kala itu, Fajri sudah tidak bisa duduk terlentang dan beberapa bagian tubuhnya mengalami masalah serius, mulai dari jantung hingga paru-paru.
"Jadi memang sebulan ini, pasien MF sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya," kata Sidharta.
Menurutnya, kondisi Fajri semakin diperparah dengan infeksi yang terjadi di bagian kaki kanannya akibat kecelakaan delapan bulan lalu.
"Sebenarnya tuan MF ini sekira beberapa bulan yang lalu sudah disarankan juga untuk ke rumah sakit terkait kaki sebelah kanannya yang memang ada infeksi," ungkap dia.
"Namun beliau masih belum mau untuk ke rumah sakit, sehingga akhirnya kondisinya semakin menurun, sehingga beliau dibawa ke rumah sakit. Namun memang saat dibawa, kondisinya dalam kondisi yang tidak baik," imbuh dia.
Baca juga: Terancam 6 Tahun Penjara di Kasus Sengketa Tanah Warga, Tangis Mantan Sekdes di Karawang Pecah
Sidharta berujar, kondisi kesehatannya semakin memberat lantaran ia membutuhkan bantuan pernafasan lewat ventilator.
Namun, pemasangan ventilator itu rupanya bukanlah hal yang mudah. Tim dokter perlu memasukkan sejumlah obat yakni sedasi untuk mengurangi nyeri saat pemasangan ventilator.
"Saat dipasang ventilator itu beliau mendapatkan obat-obatan yang namanya obat sedasi, karena proses pemasangan ventilator itu adalah proses yang cukup nyeri dan tidak enak ya sehingga kami harus memberikan obat-obat namanya sedasi," ujar Sidharta.
Selain itu, lanjut dia, Fajri juga mendapat penanganan dari dokter di bagian psikiatri lantaran dirinya sempat mengalami depresi.
Namun setelah itu, kondisi kesehatannya semakin memburuk, sehingga memengaruhi kesadarannya.
"Kemudian setelah itu kondisinya perburukan, dan kemudian dengan ventilator. Sehingga kesadarannya itu kami bisa bilang dalam pengaruh obat, tidak full sadar sekali," jelas dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.