Pembunuhan

Ekslusif: Penyesalan Pendeta Christian Tobing Bunuh Icha hingga Julukan 'Abang Mutilasi' di Rutan

Christian Rudolf Tobing mengaku awalnya dia hanya ingin memeras Icha lantaran sedang terdesak kebutuhan ekonomi

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuriyatul Hikmah
Christian Rudolf Tobing menceritakan kepada jurnalis Warta Kota detik-detik saat ia menghabisi nyawa kekasihnya sendiri. 

Sampai 2015 masih kontakan.

Sampai waktu aku nikah kan dia jadi salah satu yang menjadi penerima tamu.

Anda dijuluki "Abang Mutilasi" oleh sesama tahanan di penjara, bagaimana ceritanya?

Itu awalnya membuat saya sangat tertekan.

Waktu baru datang di rutan, pertanyaan pertama itu adalah, "Berapa banyak bagian kamu potong mayatnya?".

Pun kalau ada makan bersama, kadang-kadang masih ada yang tanya seperti itu, "Bang apa yang lo pikirkan saat potong-potong mayat itu?".

Saya sampai capek sendiri, setiap pindah blok pasti di pos ada yang bertanya.

Akhirnya saya sekarang kalau ada yang nanya, saya cuma bilang, "Ya sudah kalau mau saya jelasin, nasi bungkus ya".

Padahal seperti yang tertera di BAP, mayat ditemukan utuh.

Di Rumah Sakit Polri juga dijelaskan sama salah satu saksi kalau mereka melihat mayat itu utuh.

Saya enggak tahu siapa yang menyebarkan isu saya memutilasi.

Jadi sampai titik ini, awalnya risih tertekan dengan seperti itu.

Tetapi lama kelamaan ya udahlah enggak mungkin juga saya tanggapin.

Kan jumlah tahanan yang ada di Salemba 3.000 lebih, enggak mungkin saya ngomong 3.000 kali. Jadi ya saya jalani aja .

Memang ini yang harus saya bayar.

Bagaimanapun, saya enggak bilang kalau saya enggak salah, apa yang saya lakukan ini adalah kebodohan.

Jadi tahanan itu adalah seseorang yang tidak layak untuk mendapatkan sesuatu yang layak, saya sampai dalam konsep seperti itu. (m40/eko)

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved