Sosok Inspiratif
Cerita Elsa, Dirikan Kampung Jahit untuk Berdayakan Masyarakat Ekonomi Lemah
Bersama sang suami Fajri Gufran Zainal (37), ia membentuk kampung yang dinamakan Kampung Jahit, tepatnya berada di daerah Kuranji, Kota Padang.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Empat tahun lalu, sejumlah permasalahan muncul di pinggiran Kota Padang, Sumatera Barat.
Mulai dari permasalahan ekonomi hingga kasus narkoba yang tinggi.
Adanya permasalahan itu membuat Elsa Maharani (33) tergerak membangun kampung halamannya.
Bersama sang suami Fajri Gufran Zainal (37), ia membentuk kampung yang dinamakan Kampung Jahit, tepatnya berada di daerah Kuranji, Kota Padang.
Masyarakat di wilayah itu mayoritas menjadi petani hingga kuli bangunan.
Elsa dan suaminya ingin memberdayakan masyarakat berekonomi lemah yang ada di sekitar tempat tinggalnya tersebut.
Baca juga: Astra Land Indonesia Bangun Township 50 Hektare Berkonsep Eco-Green di Cikupa Tangerang
"Jadi dengan banyaknya masalah di sana, inilah alasan saya dan suami kayak apa ya yang bisa kami buat untuk kampung kami," ujar Elsa, dalam acara Bincang Inspiratif 14th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2023, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (14/6/2023).
"Pada akhirnya, sebelumnya saya jualan online, pada waktu itu suami bilang "kenapa enggak kita bikin konsep Kampung Jahit? Nanti kita produksi sendiri, jadi kita enggak beli produk dari Jawa lagi," sambungnya.
Awalnya, Elsa ragu apakah mampu membangun kampungnya dengan konsep tersebut atau tidak.
Berkat dorongan sang suami, konsep itu akhirnya dapat berjalan.
Pasalnya, ia sedih karena tidak ada di kampungnya usaha menjahit atau konveksi.
"Akhirnya yaudah kami mimpi aja dulu. Awalnya dengan modal Rp3 juta, saya coba cari kain, kami coba cari satu penjahit," kata dia.
Baca juga: Bersama PT Bintang Toedjoe, Astra Melalui YDBA Perkuat Kolaborasi Kembangkan Petani dan UMKM
Masyarakat di sana sempat tak ada yang mau diupah dengan harga rendah di bawah UMR di Pulau Jawa.
"Tapi kami meyakini, kami niatnya bangun kampung, alhamdulillah ketemu satu orang penjahit, kedua, penjahit ketiga," tutur wanita kelahiran Padang, 5 Maret 1990 itu.
Cerita Basuki, dari Tukang Jahit yang Diupah Rp 2.500 per-Lusin Kini Jadi Bos Konfeksi di Tambora |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Gaby, Anak Sopir Angkot Bersuara Merdu Kini Jadi AO Tangguh PNM Mekaar |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Rizwan Ilyasin Pembuat Mata Palsu di Ciputat, Tergugah dari Kisah Hidup Sang Anak |
![]() |
---|
Sejak Kecil Tak Punya Privilege, Berkat Kerja Keras Clinton Augusto Kini Sukses sebagai Pengusaha |
![]() |
---|
Endang Koswara Jadikan Pandemi sebagai Momentum Kebangkitan Membangun Bisnis Roti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.