Berita Tangsel

Ngaku Masih Bujang Waktu Kenalan, Pas Siswi SMK Hamil, Guru di Tangsel Suruh Aborsi-Akui Punya Istri

Waktu Kenalan Ngaku Masih Bujangan, Begitu Siswi SMK Hamil, Guru di Tangsel Suruh Aborsi, Akui Sudah Punya Istri

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Dwi Rizki
Tribun Medan
Ilustrasi siswi hamil di luar nikah 

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian orangtua ataupun keluarga.

"Dua hal tersebut karena kurangnya perhatian dari orang tua, anak tersebut saat anak-anak sedang berada di rumah kedua orang tua mereka sibuk bekerja sampai-sampai kurang ada waktu, kurang memberikan perhatian bahkan komunikasi saja jarang terjadi," jelas dia.

Orangtua Pendidik Pertama

Martina menuturkan pendidikan paling awal atau sejak dini harus didapatkan dari keluarga.

"Maka hal tersebut bisa juga dilakukan agar tidak terjadi pernikahan atau menikah terpaksa karena hamil yaitu dengan cara meningkatkan peran orangtua atau menyadarkan kepada orangtua bahwa orangtua adalah pendidik pertama dan utama orangtua tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada pihak sekolah," ungkap dia.

"Perhatian cinta dan dukungan dari orangtua penanaman nilai-nilai kehidupan harus dilakukan oleh orang tua sejak dini agar mereka mempunyai pondasi dan benteng yang kuat pada saat usia remaja," tambah ibu dua anak itu.

Baca juga: 70 Pernikahan Dini Libatkan Anak Terjadi di Jaksel, Kemenag Beberkan Dampak Negatifnya

Libatkan Kegiatan Positif 

Martina meminta para orangtua bisa melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan yang positif terutama kegiatan kerohanian.

"Anak-anak juga harus banyak dilibatkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang mengarah pada pembinaan karakter ataupun pembinaan kerohanian, mengajak mereka ikut doa-doa, beribadah bersama anggota keluarga juga, lalu meningkatkan komunikasi di dalam keluarga," papar dia.

Martina mengimbau meski orangtua memiliki aktivitas yang padat, sekiranya bisa meluangkan waktunya untuk anak-anak mereka.

"Lebih banyak waktu dengan anak-anak untuk saling memberikan cinta, perhatian, mendengarkan sharing-sharing, mendengarkan cerita cerita dari putra-putrinya, masalah-masalahnya, harapan-harapannya sehingga komunikasi itu terjadi dalam anggota keluarga," ucap dia.

"Sehingga anak-anak di usia remaja merasa aman di rumah dan tidak mencari perhatian atau meluapkan kerinduan kepada orang tuanya terhadap orang lain," tutup dia.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved