Pilpres 2024

Jokowi Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 karena Sakit Hati dengan PDIP dan Ganjar Pranowo?

Pengamat Politik Bawono Kumoro sebut Presiden Jokowi dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 karena sakit hari dengan PDIP dan Ganjar Pranowo.

Penulis: Desy Selviany | Editor: PanjiBaskhara
instagram
Pengamat Politik Bawono Kumoro sebut Presiden Jokowi dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 karena sakit hari dengan PDIP dan Ganjar Pranowo. Foto: Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto 

WARTAKOTALIVE.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) disebut sakit hati dengan PDIP sehingga memilih mengendorse bacapres Prabowo Subianto.

Prediksi dukungan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto itu diutarakan Pengamat Politik Bawono Kumoro, dikutip Tribunnews.com pada Rabu (31/5/2023).

Bawono sebut, salah satu sebabnya sakit hati itu akibat manuver sejumlah elite dari PDI Perjuangan termasuk Ganjar Pranowo dalam menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia.

Beberapa bulan lalu, diketahui Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Baca juga: Pernyataan Anies Baswedan yang Merespon Presiden Jokowi Cawe-cawe Dinilai Membuat Publik Jadi Resah

Baca juga: Jokowi Bilang "Ndak Tahu Apa-apa" saat Ditanya AHY soal Manuver Moeldoko Ingin Rebut Demokrat

Baca juga: Bawono Kumoro Prediksi Jokowi Lebih Pilih Prabowo karena Sakit Hati dengan PDIP Tolak Timnas Israel

Apa yang dilakukan PDIP juga dianggap mencoreng citra baik Presiden Jokowi di dunia internasional.

"Sikap dari PDIP dan juga penolakan dua gubernur terhadap kehadiran Israel hingga kemudian berujung pada pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA ibarat menusuk Presiden dari belakang,"

"Alih-alih turut mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam sukseskan perhelatan bergengsi itu justru dua gubernur itu justru menunjukkan sikap bertentangan," terang Bawono.

Kata Bawono, hal ini tentunya berdampak positif bagi elektabilitas Prabowo Subianto di Pilpres.

Pasalnya terbukti elektabilitas Prabowo belakangan ini meroket.

Pada bulan Mei ini elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 35,8 persen.

Apabila dibandingkan survei periode bulan April lalu juga temuan Populi Center elektabilitas dari Prabowo Subianto 30,8 persen.

Menurut Bawono, salah satu pendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto karena adanya campur tangan Presiden Jokowi.

Namun, dirinya enggan menyebut langkah politik tersebut dengan istilah cawe-cawe.

"Bila Presiden sekadar menunjukkan kecenderungan kepada salah satu bakal capres, tidak bisa dikatakan cawe-cawe dalam pengertian negatif," ujar Bawono.

Bawono lalu menegaskan hal paling penting bagi Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tidak menggunakan aparat negara yang ia miliki untuk menghambat siapapun maju di kontestasi Pemilu 2024.

Pernyataan Anies Baswedan yang Merespon Presiden Jokowi Cawe-cawe Dinilai Membuat Publik Jadi Resah

Bacapres Anies Baswedan merespon pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang bakal cawe-cawe demi bangsa dan negara termasuk soal Pemilu 2024 mendatang.

Anies Baswedan yang merupakan Eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu sebut, banyak menerima ungkapan kekhawatiran seusai Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe.

Ungkapan kekhawatiran Anies Baswedan itu antara lain penjegalan.

Hal tersebut disampaikannya saat menggelar pertemuan dengan Tim delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, pernyataan Anies Baswedan sebagai hal yang wajar dan benar dalam menanggapi pernyataan Presiden Jokowi soal akan cawe-cawe di Pemilu 2024, membuat publik menjadi resah.

"Karena kan memang Anies dan tim pendukungnya itu memang berbeda pandangan atau haluan politik dengan Jokowi, ya tentu hasil cawe-cawe Jokowi itu dianggap meresahkan masyarakat," ucap Ujang saat dihubungi Wartakotalive.com, Rabu (31/5/2023).

Ujang mengakui memang tidak bagus Jokowi mengatakan cawe-cawe dalam Pemilu meskipun diklaim demi kepentingan bangsa dan negara atau yang lebih besar lagi.

"Enggak bagus Jokowi mengatakan Cawe-cawe demi kepentingan bangsa dan negara, Enggak ada itu. Itu kepentingan pribadi Jokowi, memang negara punya Jokowi, kan tidak," jelas dia.

Dirinya menilai apabila Jokowi mengklaim atau menyebut cawe-cawe-nya dalam Pemilu untuk kepentingan yang lebih besar adalah tidak benar.

"Kepentingan-kepentingan Jokowi saja, bukan kepentingan bersama, bukan kepentingan negara,kepentingan politik saja begitu," ucap dia.

Ujang menyoroti Jokowi menyatakan bakal cawe-cawe dalam Pemilu karena akan terjadi peralihan kekuasaan dari rezimnya ke rezim penggantinya.

"Dari rezim atau kekuasan Jokowi ke yang lainnya. Dia ingin memastikan penggantinya nanti betul-betul orang dari kelompoknya,"

"Bukan di luar kelompoknya. Seperti itu ya. Kalau meresahkan ya meresahkan dengan Jokowi cawe-cawe tersebut," tutup dia.

Disodorkan Tiga Cawapres 2024

Pipin Sopian, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ungkap bocoran Bacawapres pendamping Anies Baswedan.

Kata Pipin, PKS sodorkan nama Ahmad Heryawan (Aher), Partai Demokrat usulkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Partai NasDem mengajukan nama Khofifah Indar Parawansa.

"Sudah dari PKS jelas menyodorkan nama Aher. Dan Pak Said sebagai tim delapan sudah menyampaikan bahwa tiga nama itu adalah Aher kemudian Demokrat AHY, dan dari Nasdem Khofifah," kata Pipin ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Kemudian dikatakan Pipin masih ada dua nama tersisa yang belum diketahui.

"Waktu itu Pak Said sudah bilang 3 dari 5 nama. Duanya itu entah siapa jadi tentu yang di prioritaskan adalah nama yang disodorkan mitra koalisi," sambungnya.

Pipin mengukapkan bahwa sepertinya cukup sulit mencari di luar mitra koalisi kalau yang bersangkutan tidak berkenan.

"Jadi cukup susah mencari di luar koalisi kalau yang bersangkutan kurang berkenan. Dan kita tidak bisa memaksakan," tutupnya.

Nama Sandiaga Uno Tak Masuk Radar

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Suryo PKS Sohibul Iman memastikan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno tidak masuk dalam daftar nama Cawapres Anies Baswedan.

"Enggak masuk, enggak masuk," kata Sohibul seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (31/5/2023).

Sohibul menyatakan cawapres pendamping Anies Baswedan telah mengerucut kepada tiga nama.

Nantinya, ketiga nama itu bakal dipilih oleh Anies Baswedan.

"Kemarin saya sudah sebutin tiga kan. Udah tiga kan? saya sampaikan," jelasnya.

Di sisi lain, Sohibul membantah Sandiaga Uno sedang berupaya menggoda agar PKS bisa keluar dari koalisi perubahan.

Hal itu menyusul manuver Sandiaga yang disebut bakal bergabung menjadi kader PKS.

"Saya kira kalau komunikasi pasti ya kita dengan siapapun. Tapi kan sudah jelas posisinya PKS, hasil keputusan Majelis Syuro seperti apa. Itu tidak mungkin hanya dengan komunikasi seperti itu bisa mengubah," jelasnya.

Ia menuturkan bahwa mengubah arah dukungan koalisi harus ditentukan Majelis Syuro PKS.

Hingga saat ini, kemungkinan adanya penarikan dukungan kepada Anies Baswedan dinilai tidak mungkin.

Lebih lanjut, Sohibul berharap sebaiknya Sandiaga mempertegas sikapnya terkait wacana bergabung dengan PKS.

"Sebetulnya justru yang lebih jauh, Pak Sandi itu justru menunjukan keinginan ingin jadi kader PKS gitu loh," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Pimpinan partai koalisi perubahan untuk persatuan disebut bakal melakukan pertemuan dalam waktu dua hari ke depan.

Pertemuan itu untuk membahas penentuan sosok calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan.

Informasi itu disampaikan Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto setelah melakukan pertemuan dengan Anies Baswedan dan tim kecil koalisi perubahan untuk persatuan di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023) sore.

Sugeng memastikan nantinya akan ada kejutan dalam pertemuan tersebut.

Termasuk mengenai kemungkinan diungkapnya sosok cawapres dari Anies Baswedan.

"Dalam sehari dua hari ini akan ada kejutan. pimpinan pimpinan partai akan segera berkumpul dalam sehari dua hari ini."

"Jangan jangan besok juga sudah akan...," kata Sugeng di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023) sore.

Kendati demikian, Sugeng masih enggan untuk membeberkan bocoran sosok dari cawapres dari Anies Baswedan.

Dia meminta masyarakat untuk bersabar menunggu kejutan yang bakal diumumkan paling lambat dua hari lagi.

"Belum ada clue makanya itu... itulah bagian dinamika yang tadi. Nanti bukan ada namanya momen of surprise," jelasnya.

Lebih lanjut, Sugeng menambahkan penentuan cawapres Anies Baswedan dinilai memerlukan kecermatan.

Sebab, figur yang akan diumumkan nantinya harus benar-benar sudah pasti.

"Tapi bener-bener, karena apa? segala sesuatu perlu kecermatan yang sifatnya resiprokal. Jadi kalau kita firm kepada beberapa orang siapa itu sudah bener-bener firm," tukasnya.

Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilpres, Anies Baswedan Tegaskan Koalisi Perubahan Tetap Solid

Presiden Joko Widodo (Jokowi) blak-blakan akan tetap cawe-cawe jelang Pemilu 2024. Jokowi menegaskan cawe-cawe yang dimaksud ke arah positif demi bangsa dan negara.

Menanggapi hal itu, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menekankan bahwa partai politik (parpol) pendukungnya masih tetap solid.

Adapun usai orang nomor satu di Tanah Air itu memberikan pernyataan tentang cawe-cawe, Anies pun mengaku banyak menerima ungkapan kekhawatiran usai Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe. Ungkapan kekhawatiran itu antara lain penjegalan.

"Jadi merespon pemberitaan yang mengungkapkan bahwa Presiden mengambil sikap untuk akan bersikap tidak netral, dalam kata cawe-cawe semenjak malam sampai dengan tadi siang kami banyak sekali menerima ungkapan, aspirasi dan kekhawatiran," ucapnya Anies saat konferensi pers di Sekretariat Perubahan, di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

Dirinya turut membeberkan sejumlah ungkapan kekhawatiran yang diterima Anies dan Koalisi Perubahan.

"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, ada yang mengungkapkan kekhawatiran kriminalisasi, ada yang kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu,"

"ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakukan tidak fair," jelas dia.

"Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," tambah dia.

Meski demikian, dirinya berharap ungkapan kekhawatiran itu tak terwujud usai Jokowi bilang akan cawe-cawe.

Semestinya, Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan secara netral tanpa ada kecurangan.

"Kami berharap kekhawatiran-khawatiran yang tadi diungkapkan tidak benar. Itu adalah kekhawatiran saja dan dalam kenyataannya pemilu tetap seperti semula, pilpres seperti semula," jelas dia.

"Setiap partai punya hak yang sama mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama kampanye dan mendapatkan perlakukan yang sama."

"Begitu juga setiap capres memiliki hak yang sama, penyelenggara juga melakukan yang ini dengan fair, baik, dan netral," tutup dia.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

(Wartakotalive.com/DES/M27/Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved