Berita Nasional

Gandeng Kemenko PMK Hingga BKKBN RI, Ganjar Pranowo Targetkan Zero Stunting di Tahun 2024

Kemenko PMK, BKKBN RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersinergi turunkan angka stunting, lewat program Gerakan Semesta Mencegah Stunting. 

Editor: PanjiBaskhara
ISTIMEWA
Ilustrasi: Kemenko PMK, BKKBN RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersinergi turunkan angka stunting, lewat program Gerakan Semesta Mencegah Stunting.  

Capaian itu membuat Jawa Tengah jadi rujukan penurunan stunting nasional.

Tahun ini, Ganjar Pranowo menargetkan penurunan stunting sebesar 14 persen.

Sehingga target zero stunting atau nol kasus stunting di 2024 sesuai yang ditargetkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bisa terwujud.

Capaian itu tidak lepas dari progam Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) yang diluncurkan Ganjar Pranowo pada 2016 untuk memantau kesehatan ibu hamil.

Sejak awal kehamilan hingga perawatan bayi agar ibu dan bayi bisa akses kehidupan secara optimal sehingga para ibu selamat dan bayi sehat.

"Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin mesti dilakukan. Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu memperhatikan betul ibu hamil."

"Ibu hamil yang ada dipastikan periksanya rutin, bayinya sehat. Kalau kurang asupan segera diintervensi," jelas Ganjar Pranowo.

Tak hanya itu, Ganjar Pranowo bersama BKKBN juga bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Tim tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan.

Lalu, Ganjar Pranowo juga memelopori beras fortifikasi untuk perbaikan gizi dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ganjar Pranowo menyebut, penanganan stunting di Jawa Tengah dilakukan secara multisektor, dengan melibatkan akademisi dan masyarakat.

Termasuk sinergitas yang dilakukan dengan Menko PMK, BKKBN RI, Pemkab dan Pemkot, tenaga medis puskesmas (bidan, penyuluh, pendamping) dan kades.

"Pada saat mengandung diperhatikan, lahir selamat, maka AKI-AKB itu bisa dicegah. Maka ini bisa holistik."

"Inilah yang sekarang coba kita kerjakan. Mudah-mudahan dengan tadi kita tanya bidan, 3 bulan bisa tidak diintervensi, rata-rata mereka bisa," kata Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo juga menyampaikan, percepatan penurunan stunting selalu seiring dengan penurunan kemiskinan esktrem.

Sehingga pelaksanannya harus benar-benar serius dan untuk melibatkan banyak pihak secara struktural.

"Ada dana desa, ada dari kabupaten, ada provinsi bahkan Pak Menko PMK tadi sampaikan kalau kondisinya miskin, segera dijamin jaminan kesehatan. Itu keren," ujar Ganjar Pranowo.

(Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved