Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Bioskop Metropole Dibangun Hindia Belanda Diresmikan Mohammad Hatta
Jakarta memiliki salah satu bioskop tertua di dunia. Bioskop Metropole atau Metropole XXI menyimpan banyak sejarah Jakarta.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Bioskop Metropole juga pernah mengalami masa-masa sulit di era tahun 1980an ketika video bajakan mulai merambah pasaran.
Pada 1984 cuma ada 180 judul film impor, dibandingkan 600 judul film setahun pada dekade sebelumnya.
Sebagian film itu pun bisa dinikmati melalui kaset video bajakan.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Menara Air Manggarai Tempat Mencuci Kereta Api yang Kerap Buat Warga Kerasukan
Saat itu, Bioskop Metropole atau yang dikenal Megaria termasuk bioskop yang masih bisa menahan penggulungan layar di tengah bioskop kelas satu lainnya gulung tikar.
Meskipun saat itu jumlah penonton masih 30 persen dari kapasitas kursi.
Saat itu, lokasi strategis dan lahan Bioskop Metropole yang luas dan strategis sudah diincar banyak pengusaha untuk pertokoan dan perkantoran.
Di tahun 2007 tersiar berita bahwa gedung bioskop ini akan dijual. Lahan dan bangunannya ditawarkan dengan harga Rp 15 juta per m⊃2; atau total sekitar Rp 151,099 miliar.
Namun pada tahun 2008, rencana penjualan tersebut dibatalkan.
Grup 21 Cineplex memperpanjang masa sewa dan melakukan renovasi baik pada bagian interior maupun eksterior bangunan dan mengubahnya menjadi bioskop untuk kalangan menengah ke atas, namanya pun diubah menjadi Metropole XXI.
Dalam bangunan tersebut juga terdapat gerai kopi Starbucks, toko roti, dan restoran di lantai dua.
Sementara gedung kedua kini ditempati ruang pamer Grohe, produk sanitasi air asal Jerman.
Kini Bioskop Metropole pun menjadi salah satu bioskop estetik di Jakarta yang usianya lebih dari 70 tahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.