Penembakan di Kantor MUI

Wakil Sekjen MUI Curigai Kematian Pelaku Penembakan di Kantor MUI: Apakah Benar yang Mati Mustofa?

Wakil Sekertaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah mencurigai kematian Mustofa, pelaku penembakan di Kantor MUI

Wartakotalive.com/ Nuri Yatul Hikmah
Wakil Sekjen MUI Ikhsan Abdullah mencurigai kematian pelaku penembakan di Kantor MUI. Ia mempertanyakan benarkah yang meninggal itu adalah Mustofa si pelaku penembakan. 

Haryanto menjelaskan kondisi tubuh pelaku tidak mengalami kekerasan hingga timbul luka di bagian luar. Namun, identifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.

"Ini kan baru kita periksa, kita belum tahu. Tapi wujud luar itu wujudnya bagus," ujar Haryanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/5).

"Artinya, tanpa kekerasan yang menimbulkan perlukaan di luar, enggak ada," tambahnya.

Riwayat jantung dan asma

Sebelumnya Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan Mustopa punya riwayat penyakit jantung dan asma.

"Istrinya juga diperiksa yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung dan asma," kata Hengki, Kamis (4/5).

Hengki mengungkapkan polisi juga menemukan sejumlah obat dari tas milik Mustopa. Ia menuturkan beberapa di antaranya merupakan obat asma.

Baca juga: Mustofa Pelaku Penembakan di Kantor MUI Punya Uang Rp 800 Juta di Rekening Tabungan

"Kemudian yang kita dapatkan ini 11 kaplet obat asma juga termasuk obat-obat yang lain, sekarang sedang didalami oleh kedokteran kesehatan Polda Metro Jaya," ucap dia.

Namun, Hengki menyebut penyidik masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian Mustopa.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga menyampaikan masih menunggu hasil autopsi. Ia mengatakan hasil autopsi membutuhkan waktu.

"Tentu sama-sama kami berharap juga kepada seluruh teman-teman media kita tunggu hasilnya nanti secara komprehensif kita sampaikan seluruhnya hasil autopsi," katanya.

Transaksi Janggal

Transaksi janggal Mustofa ditemukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). PPATK menemukan Mustofa melakukan transaksi sejumlah Rp 800 juta sejak 2021.

Jumlah transaksi ini dinilai tidak wajar mengingat latar belakanga Mustofa yang seorang petani.

“Perputaran dana yang ada di beliau mencapai Rp 800 juta. Itu tidak sesuai dengan profilnya sebagai petani,” kata Kepala Biro Humas PPATK, M Natsir Kongah.

Baca juga: Pelaku Penembakan di Gedung MUI yang Mati Misterius Selesai di Otopsi

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved