Properti
Fenomena Bangun Rumah Pakai Tukang Harian Berujung 'Boncos', Qyusi Persada: Karena Minim Perencanaan
Fenomena tersebut dilatarbelakangi kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai peran dan pentingnya jasa kontraktor.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa menggunakan jasa kontraktor itu mahal, kaku dan baku.
Persepsi tersebut masih melekat di benak sebagian warga termasuk di Jabodetabek, sehingga mereka memilih jasa tukang harian maupun borongan ketika membangun rumah maupun melakukan renovasi.
Di sisi lain, banyak kisah warga yang mengaku 'boncos' atau mengeluarkan biaya jauh di luar perkiraan saat membangun atau merenovasi rumah.
Belum lagi, waktu pengerjaan yang bisa molor jauh dari perencanaan.
Eko Budi Sektiono, selaku Direksi PT Qyusi Jaya Persada mengungkapkan, fenomena tersebut dilatarbelakangi kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai peran dan pentingnya jasa kontraktor.
Baca juga: Bahas Rancang Bangun Perkotaan Indonesia, Kemendagri dan KemenPPN/Bappenas Perkuat Kolaborasi
"Tidak bisa dipungkiri masih banyak yang awam mengenai kontraktor untuk segmentasi bangun dan renovasi rumah serta bangunan setara lainnya seperti kontrakan, kios, ruko, fasum, sampai ke pekerjaan interior designnya," ungkap Eko Budi di Jakarta, Kamis (13/4/2023)
Padahal faktanya, kata Eko, yang sudah banyak terjadi justru banyak banget yang over budget ketika membangun atau renovasi bangunan tanpa menggunakan Kontraktor
"Alih-alih ingin sat set sat cepet langsung, tidak sedikit yang segera mencari dan panggil tukang sendiri, tanpa ada nya proses validasi kapasitas tukangnya. Bahkan rela berpusing-pusing ria dalam perihal manajerial proyek. Dari Perencanaan seadaanya, belanja material sampai pengawasan pekerja proyek," jelas Eko
Eko kemudian merinci, setidaknya ada tujuh hal yang kerap dikeluhkan masyarakat yang membangun atau merenovasi rumah tanpa menggunakan jasa kontraktor profesional.
Baca juga: Bangun Cluster Premium Pertama, Familia Urban Tawarkan 274 Hunian di Cluster Amethyst
1. Perhitungan kontruksi nggak matang
Tukang harian, biasanya jarang melakukan gap analisa di awal yang menjadi bagian penting dalam proses perencanaan.
Alhasil, banyak dilakukan revisi, bongkar pasang sana sini dan ujungnya membuat budget membengkak
"Ini sering terjadi di lapangan ketika mengerjakan proyek sendirian. Semisal estimasi kebutuhan pondasi yang salah, serta realisasi layout yang tidak matang, alhasil banyak revisi sana sini dan itu sangan besar potensi terjadinya bongkar pasang," kata Eko
2. Banyak Material kebuang sia-sia
"Dari aktivitas bongkar pasang tersebut, sudah pasti banyak material terbuang sia-sia. Ujungnya, ya ganti matrial baru, juga diikuti ongkos pasangnya dan itu butuh tambahan biaya lagi," ungkap Eko
Take Over KPR via Pinhome, Solusi Terbaik Saat Cicilan KPR Naik |
![]() |
---|
Alam Sutera Bangun Fase Kedua Hunian The Gramercy, Hadirkan Penyegaran Pada Fasad Rumah |
![]() |
---|
Ingin Tinggal di Serang Banten? Hunian Ini Tawarkan Desain Rumah Modern hingga Lingkungan Hijau |
![]() |
---|
Alam Sutera Hadirkan Ruko Tiga Lantai Sigma Terrace di Suvarna Sutera, Ada Fasilitas 100 Slot Parkir |
![]() |
---|
Properti Strategis di Jantung Pondok Labu Dijual Rp 7 Miliar Cocok untuk Hunian atau Usaha |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.