Properti

Fenomena Bangun Rumah Pakai Tukang Harian Berujung 'Boncos', Qyusi Persada: Karena Minim Perencanaan

Fenomena tersebut dilatarbelakangi kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai peran dan pentingnya jasa kontraktor.

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Para tenaga profesional di Qyusi Persada 

3.   Target waktu molor

"Yang seharusnya pekerja bisa mengerjakan pekerjaan yang baru, nyatanya masih berkutat dengan pekerjaan yang banyak revisi. Sudah pasti waktu pekerjaan bertambah."

4.   Berharap dapat mandor Kuat, malah dapet mandor 'kawat'.

"Kerja Kendor makannya Kuat, itu adalah istilah yang banyak terjadi, yang orang awam banyak yang tidak mengetahuinya ketika mengerjakan proyek sendiri. Namun setiap waktu ongkos pekerja terus di keluarkan tanpa di imbangi dengan hasil progress pekerjaan."

5.   Tukang Bangunan seketika Berubah jadi tukang kasbon.

"Ini adalah dilema, walaupun kecil sering terjadi. Tapi cukup membuat pusing bila kita lupa mencatatnya. Mungkin bisa juga kasbon ke pemilik proyek, atau mungkin bisa juga berhutang ke warung di sekitar proyek. Belum lagi kita tidak benar-benar tau kinerja pekerja yang suka berhutang."

6.   Fokus dan waktu kerja bahkan keluarga jadi terpecah belah

"Harusnya bisa tetap fokus terhadap daily aktivity, jadi berantakan sebab proyek juga butuh waktu yang tidak sedikit untuk diawasi."

7.   Tidak ada proses validasi kapasitas pekerja, bahkan kemampuan manajerial nihil

"Orang Awam akan kesulitan untuk mengidentifikasinya. Ini akan sangat berhubungan langsung dengan biaya yang dikeluarkan (gaji pekerja) terhadap progress pekerjaan di proyek."

Apalagi, kata Eko, tidak ada pengalaman dalam manajerial proyek, seperti realisasi pekerjaan yang mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dan belakangan.

"Jadi tadinya yang di fikirkan ingin cepat dan hemat, malah boncos atau over budget. Memang pada kenyataannya dalam proses perencanaan dengan pihak kontraktor itu sedikit memakan waktu.

Misalnya, pekerjaan survey, denah layout dan facade sampai detal rincian Anggaran Biaya. Tidak secepat bila langsung memulainya sendiri.

"Tapi, faktanya itu justru menyelamatkan," katanya

Baca juga: Beragam Keuntungan Punya Hunian Modern dengan Smart Home Systems, dari Keamanan hingga Nilai Tambah

Eko Budi Sektiono mengungkapkan, bahwa kata bijak “Gagal merencanakan berarti merencakan kegagalan” adalah benar dalam dunia proyek, dari skala kecil sampai besar.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved