Viral Media Sosial
Kader PDIP Ketahuan Bagi-bagi Amplop di Masjid, Bawaslu: Bukan Pelanggaran Pemilu, Kok Bisa?
Kader PDIP Tertangkap Basah Bagi-bagi Amplop Merah di Masjid, Bawaslu Sebut Bukan Pelanggaran Pemilu, Kok Bisa?
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menindaklanjuti temuan video pembagian amplop merah kepada sejumlah jemaah di masjid wilayah Sumenep, Jawa Timur pada Jumat 24 Maret 2023.
Dalam video tersebut, terlihat amplop merah tercetak logo PDIP dan potret Plt Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi.
Terkait hal tersebut, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengungkapkan pihaknya telah melakukan pemeriksaan.
Hasilnya, pihaknya menegaskan tidak ada pelanggaran Pemilu dalam peristiwa pembagian amplop merah tersebut.
Alasannya, uang dalam amplop berlogo PDIP itu bukan berasal dari partai politik, melainkan dari lembaga bernama Said Abdullah Institute (SAI).
“Uang bersumber dari Said Abdullah yang disalurkan melalui lembaga Said Abdullah Institut, kemudian diserahkan kepada pengasuh pondok pesantren (ponpes) atau takmir masjid,” ujar Bagja dalam jumpa pers di kantor Bawaslu RI, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (6/4/2023).
Kemudian, Bagja juga menyampaikan, pengasuh ponpes atau takmir masjid membagikan amplop kepada jamaah setelah salat tarawih.
"Pembagian uang tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Said Abdullah hampir setiap tahun yang dianggap sebagai zakat.
Baca juga: Disebut-sebut Juragan yang Perintahnya Pasti Dituruti, Siapa Sosok Ibu yang Dimaksud Bambang Pacul?
Baca juga: Potretnya Dicium Mesra Ambu Anne Viral, Dedi Mulyadi Diingatkan Masih Banyak Gadis Cantik & Solehah

Ketahuan Bagi-bagi Amplop Merah Berlogo PDIP di Masjid, Said Abdullah Santai: Itu Rutin Setiap Tahun
Hal senada sebelumnya disampaikan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Said Abdullah.
Dirinya mengakui amplop merah berlogo PDIP yang viral dibagi-bagikan di masjid itu berasal dari dirinya.
Sedangkan pembagian amplop dilakukan bersama pengurus cabang PDIP se-Madura di salah satu masjid di Sumenep, Madura, pada 24-27 Maret 2023.
Ketika itu, dirinya bersama pengurus cabang PDIP se-Madura membagikan bantuan kepada sebanyak 175.000 ke warga miskin.
Namun tak semua bantuan diberikan dalam bentuk paket sembako, sebagian bantuan dibagikan dalam bentuk uang tunai.
"Namun, akun anonim @PartaiSocmed membuat framing menyudutkan seolah-olah yang bersangkutan (pengurus PDIP) melakukan money politics sehingga melakukan terusan ke Bawaslu RI," kata Said dikutip dari Kompas.com, Senin (27/3/2023).

Said mengaku, dirinya bersama para pengurus cabang PDIP se-Madura rutin membagikan sembako dan uang kepada warga fakir miskin.
"Uang itu saya niatkan sebagai zakat mal, dan hal itu rutin saya lakukan setiap tahun sejak 2006 lalu," terang Said.
"Bahkan jika ada rezeki berlebih, malah ingin rasanya kami berzakat lebih banyak menjangkau kaum fakir miskin," imbuhnya.
Adapun soal tuduhan money politics, Said dengan tegas menampik hal tersebut.
“Jadi kalau itu dikesankan money politics, tentu salah alamat. Saya perlu sampaikan seterang-terangnya, setiap reses saya menerima uang reses selaku anggota DPR," kata dia.
Menurut Said, uang itu ia bagikan sepenuhnya ke rakyat dalam bentuk bantuan dan sembako.
"Itu bagian dari akuntabilitas publik yang harus saya lakukan," tandas dia.
Said juga menjelaskan alasan mengapa terdapat logo PDIP di amplop yang dibagikannya.
"Kenapa ada logo PDI Perjuangan? Sebab, sebagian kader bergotong royong dan itu juga diniatkan zakat mal," tutur Said.
Said mengatakan, kegiatan tersebut juga dilakukan di luar masa kampanye yang diatur oleh KPU.
"Jadi jangan digiring ke arah sana. Saya sangat paham apa yang harus kami patuhi sebagai caleg di masa kampanye. Jangankan masa kampanye, caleg saja saat ini belum ditetapkan oleh KPU," ucap Said.
Atas tindakan akun anonim yang mengunggah video, Said mengungkapkan, pihaknya tengah mempertimbangkan langkah hukum.
"Kami akan mempertimbangkan langkah hukum terhadap akun yang tidak bertanggung jawab, bersembunyi di balik anonimitas, tetapi melempar kotoran kepada orang lain," tandasnya.
Pemilu Sudah Dekat, PDIP Colong Start Sebar Amplop Merah Isi Rp 300.000 di Masjid, Warga: Lumayan
Diberitakan sebelumnya, video marbot masjid membagi-bagikan amplop merah PDI Perjuangan viral di media sosial.
Satu di antaranya diunggah akun Instagram @undercover.id pada Minggu (26/3/2023).
Dalam video yang diunggah, terlihat seorang marbot masjid sibuk berkeliling di antara jemaah yang tengah duduk dan berzikir di masjid.
Dalam tayangan tersebut, sang marbot terlihat memegang segepok amplop merah.
Amplop merah itu kemudian dibagikannya satu per satu kepada setiap jemaah yang hadir di sana.

Belum diketahui waktu dan lokasi persis peristiwa itu terjadi.
Hanya saja, dalam sejumlah potret yang turut diunggah, amplop merah tersebut tercetak logo PDIP.
Selain itu, terdapat potret Plt Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi.
Baca juga: Meski Soeharto Korupsi, Mahfud MD Sebut Era Orde Baru Lebih Baik: Korupsi Lebih Parah Sekarang
Baca juga: Disudutkan Soal TPPU Rp 300 T, Mahfud MD Ultimatum Benny K Harman, Arteria Dahlan hingga Arsul Sani

Sementara itu, dalam potret lainnya, diketahui setiap amplop tersebut berisi uang tunai sebesar Rp 300.000.
Antara lain terdiri dari pecahan Rp 100.000 sebanyak dua lembar dan pecahan uang Rp 50.000 sebanyak dua lembar.
"Said Abdullah memberikan klarifikasinya soal video yang beredar. Dia menyebut, amplop itu adalah bagian dari zakat," tulis admin @undercover.id.
"Itu zakat gua, salah ngasih zakat?" jelasnya mengutip pernyataan Said Abdullah.
Postingan tersebut pun ditanggapi ramai masyarakat.
Sebagian besar mencela kader PDI Perjuangan yang menyebut PDI Perjuangan nyolong start kampanye.
Sebagian lainnya menyayangkan sikap kader PDI Perjuangan yang menjadikan masjid sebagai lokasi kampanye.
Padahal secara tegas Wakil Presiden Ma'ruf Amin melarang pimpinan dan simpatisan partai politik agar tidak menjadikan masjid sebagai tempat berkampanye, khususnya menjelang bulan Ramadhan 1444 H.
"300 ribu x 30 = udah berapa lurr ? Lumayan nih untuk tambahan mudik," tulis admin disambut ramai masyarakat.
Jusuf Kalla Tegaskan Masjid Tak Boleh Jadi Lokasi Kampanye
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla menegaskan, tempat ibadah termasuk masjid tidak boleh dipakai untuk berkampanye.
Jika masjid dipakai untuk berkampanye, ia khawatir umat akan terpecah belah.
Sebab, terdapat banyak partai politik yang menjadi peserta pada Pemilu 2024. Hal ini, kata dia, berpotensi membuat umat menjadi berkubu karena berbeda pilihan.
"Masjid kita sudah putuskan tidak boleh dipakai kampanye. Karena kenapa? Bagaimana, bayangkan nanti kampanye pemilu legislatif ada 24 partai. Kalau 24 semuanya minta di masjid berkampanye, habis lah, berkelahi lah umat itu," kata Jusuf Kalla dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/3/2023).
Sebelumnya, imbauan soal larangan berkampanye di masjid juga disuarakan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Ia meminta pimpinan dan simpatisan partai politik agar tidak menjadikan masjid sebagai tempat berkampanye, khususnya menjelang bulan Ramadhan 1444 H.
Ma'ruf menuturkan, masjid sebaiknya dibiarkan saja menjadi tempat ibadah dan kegiatan sosial, dan mesti disterilkan dari kampanye politik.
"Kepada pimpinan partai politik dan juga relawannya supaya tidak bernafsu untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye," kata Ma'ruf di Pelalawan, Riau, Senin (20/3/2023).
Ma'ruf mengingatkan, sudah ada ketentuan bahwa tempat ibadah, pendidikan, dan kantor pemerintahan dilarang untuk dijadikan tempat kampanye.
Maka dari itu, ia juga mengimbau kepada takmir masjid untuk mencegah kampanye di dalam masjid agar tidak menciptakan perpecahan di antara jemaah.
"Jangan boleh ada kampanye di masjid-masjid, sebab nanti akan terbelah itu. Sebab, belum tentu di satu masjid aspirasi politiknya sama, bisa terjadi pembelahan-pembelahan," ujar Ma'ruf.
Ketahuan Terima Fee 'Buzzer' Rp 150 Juta, Marshel Widianto Minta Maaf |
![]() |
---|
Jerome Polin Bongkar Upaya Pencitraan Pemerintah, Fee Buzzer Sekali Posting Rp150 Juta |
![]() |
---|
Jerome Polin Marah Lihat Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob: Sudah saatnya Kita Melawan |
![]() |
---|
Rismon Serang Jokowi, Sebut Pemimpin Maling yang Memperkaya Kaesang dan Gibran |
![]() |
---|
Rismon Lantang Sebut Jokowi Pemimpin Maling: Menteri Siapa yang Antar Duit Tiap Minggu ke Gibran? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.