Viral Media Sosial
Kisah 'Dukun Pengganda Uang' Mbah Slamet dan Wowon Terungkap, Siapa yang Lebih Kejam dari Keduanya?
Kisah Mbah Slamet & Wowon Terungkap, Siapa yang Lebih Kejam dari Keduanya? Mbah Slamet Bunuh 12 Orang, Wowon Bunuh 9 Orang Anak-Istrinya
Menurut Trunoyudo, Aslem yang sudah menjadi TKW di luar negeri selama enam tahun mengaku rutin mengirimkan uang kepada Wowon untuk dilipatgandakan.
Totalnya mencapai Rp 288 juta.
Sementara untuk korban Hana, kata Trunoyudo, rutin menyetorkan uangnya kepada pelaku selama dua tahun terakhir.
Adapun total uang yang sudah diserahkan kepada pelaku mencapai Rp 75 juta.
Aslem dan Hana pun tak menyangka jika Wowon ternyata melakukan aksi pembunuhan berantai bersama dua rekannya, yakni Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin.
Lolos dari maut
Meski telah kehilangan banyak uang, nasib mujur masih menyertai Hana, salah satu korban penipuan komplotan Wowon dkk.
Hana diketahui hendak dieksekusi karena ia menagih janji penggandaan uang.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro AKBP Indrawienny Panjiyoga berujar, Hana merupakan seorang TKW yang melaporkan penipuan Wowon dkk.
"Sepulangnya yang bersangkutan bekerja dari Arab Saudi sempat menuntut mengenai hasil dari penggandaan uang ke rumah Dede di Cianjur," kata Indrawienny, dilansir dari Antara, Kamis (26/1/2023).
Menurut Indrawienny, korban menerima pesan singkat (sms) dari Dede agar datang ke rumah Duloh pada 28-29 Desember 2022 untuk mengambil hasil penggandaan uang.
"Namun pada tanggal tersebut turun hujan deras, sehingga H tidak jadi ke lokasi. H baru ke Cianjur pada 8 Januari 2023," kata Indrawienny.
Menurut keterangan Hana, Indrawienny mengatakan, sesampainya di rumah Dede, dia tidak bertemu dengan yang bersangkutan.
Dede disebut sudah seminggu tidak pulang ke rumahnya.
"Diketahui dari keterangan Dede, kedatangan H tanggal 28-29 Desember 2022 untuk seharusnya dieksekusi oleh Duloh," kata Indrawienny.
Ancaman tertimpa musibah Pembunuh berantai
Wowon dkk kerap mengancam setiap korban penipuannya yang curiga dan menanyakan keberadaan uang setorannya.
"Keterangan Hana jelas menyampaikan bahwa dia mengetahui kecurigaan ini. Terutama ketika mengetahui rekannya atas nama Siti mendapat musibah dan meninggal," Trunoyudo.
Wowon Kepada penyidik, kata Trunoyudo, Hana sempat menanyakan kepada Wowon Erawan alias Aki soal keberadaan uang yang disetorkannya untuk dilipatgandakan.
Namun, Hana justru diancam Wowon dan diminta tidak banyak bertanya jika tidak ingin mendapatkan musibah.
Hal ini membuat Hana tak melapor ke polisi, meski curiga terhadap tipuan Wowon.
"Hana menanyakan kepada Wowon cs, tapi yang didapat adalah ancaman untuk tidak berbicara, jangan banyak berbicara, atau kemudian nanti akan celaka. Ini tentu catatan teknis penyidik," kata Trunoyudo.
Modus mirip MLM
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menjelaskan, penipuan yang dilakukan Wowon dkk menyerupai model bisnis multilevel marketing (MLM).
Para korban yang teperdaya kemudian akan diminta menyetorkan sejumlah uang untuk nantinya dilipatgandakan.
Selain itu, korban juga mengajak orang lain untuk ikut menjadi peserta.
"Sistemnya ini adalah seperti MLM. Ini yang sedang kami telusuri betul. Maksudnya seperti ini, mereka ada downline-downline (bawahan yang direkrut)," ujar Hengki, Rabu (25/1/2023).
"Jadi dari Siti, misalnya. (Dia) ini mengajak temannya lagi supaya ikut mengirimkan (uang), supaya bisa digandakan juga dan sebagainya. Jadi seperti MLM," sambungnya.
Pembunuhan Berencana Wowon dkk terungkap
Pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.
Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu, yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).
Sementara itu, satu korban berinisial NR (5) yang sempat kritis adalah anak kandung Wowon dan Ai Maimunah.
NR selamat karena hanya menyesap sedikit kopi.
Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan penipuan dan pembunuhan.
Pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan.
Dua dari sembilan korban merupakan para TKW yang telah dibunuh oleh komplotan tersebut karena menuntut hasil penggandaan uang.
Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka dijerat Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.
Rekening Ustaz Dasad Latif Diblokir PPATK: Harusnya Tak Menyusahkan Masyarakat |
![]() |
---|
Viral Bupati Pati Sudewo Nyawer Biduan Cantik, Warga Khawatir Duit Pajak Buat Hal Tidak Baik |
![]() |
---|
Rieke Diah Pitaloka Soroti Temuan Data Fiktif Bansos: Harapan saya, Presiden Berani |
![]() |
---|
Tom Lembong Bebas, Loyalis Anies Sebut Akan Melawan Perompak Hukum |
![]() |
---|
Setelah Viral Tantang Warga Demo, Video Bupati Pati Nyawer Biduan Beredar di Medsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.