Pilpres 2024

Wacana Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Suboanto di Pilpres 2024, Partai Demokrat Menunggu Sikap PDIP

Partai Demokrat menatikan sikap PDIP soal wacana duet kadernya Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Editor: PanjiBaskhara
Kolase TribunManado via Kompastv
Partai Demokrat menatikan sikap PDIP soal wacana duet kadernya Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Foto Kolase: Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo 

Dalam pandangan Anda sisi kepemimpinan Ganjar Pranowo yang bisa menjadi pegangan beliau saat menjadi capres atau pun presiden itu apa?

Beliau menurut saya, yang saya kaitan dengan DNAnya PSI perjuangan PSI kan ada dua, kebajikan (anti korupsi) keragaman (anti intoleransi). Jadi kalau kami ngomong banyak elemen bisa panjang lebar, tetapi kalau buat PSI yang paling penting dua hal ini.

Pak Ganjar itu di tengah intoleransi yang semakin naik dan ini jadi konsen kami karena Indonesia kan beragam sekali, jadi pondasi kami sebagai bangsa itu kan toleransi solidaritas.

Kami bisa bersama-sama membangun bangsa kalau tidak ada toleransi kami sibuk dengan konteks horizontal.

Jadi kapan mau membangunnya dan jangan kan mau membangun kalau mau memilih kepala daerah saja dikaitkan dengan identitas.

Saya pakai survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta (PPIM UIN) mereka melakukan survei berkala dan surveinya topiknya spesifik opini intoleransi di antara guru-guru sekolah negeri di seluruh Indonesia.

Jadi mereka menemukan, bahwa jumlahnya cukup signifikan paling tidak, tetapi mereka agregasi sekitar setengah dari guru-guru negeri di seluruh Indonesia memiliki opini intoleransi.

Kalau mau dicek di google, setiap pertanyaan ada presentasenya misalnya hampir separuh responden itu tidak setuju dengan adanya sekolah berbasis keagamaan di luar agama mereka di sekitar.

Mereka tidak setuju dengan ritual keagamaan apakah itu ritual agama Hindu Buddha yang lain-lain di luar dari mereka menganut, ritual saja mereka tidak setuju.

Bahkan pertanyaannya spesifik sampai kepada apakah mau mendukung atau mendorong orang untuk pergi berjihad ada pertanyaan seperti itu, presentasenya cukup banyak surveinya di seluruh Indonesia.

Survei itu kan ada populasi dan sampel jadi sampel itu harus merepresentasikan populasi makanya ada sampel yang diambil meskipun judulnya random sampling tapi harus tetap merepresentasikan populasi.

Jadi memang di Sumatera Barat dan Jawa Barat ada agama mayoritas, semua disampling diambil samplenya agar ketika di proposionalkan sama proporsional dengan populasi, baru lah itu valid lalu survei-survei lain di luar PPIM UIN, tetapi menemukan hasilnya yang mendukung ke arah sana.

Misalnya di kalangan BIN untuk mahasiswa di perguruan negeri tinggi di mana ditemukan angkanya di atas 20 persen 25 persen menemukan tendesi di kalangan mahasiswa itu tingkat intoleransi semakin tinggi.

Jadi masalah nasional, bukan isu jualan partai bukan juga tingkat parno yang berlebihan, tetapi ini adalah gambaran dari masyarakat.

Kami sekarang mungkin tidak kami lihat kan tergantung kami tinggal di mana dan aktivitasnya di mana dan kami beroperasional secara nasional, dan kami konsen dengan isu-isu ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved