Wisata Jakarta
Wisata Jakarta: Pasar Barang Antik Jalan Surabaya Sepi Pembeli setelah Pandemi Virus Corona
Paar barang antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, tetap eksis meski kini sepi pembeli.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jika biasanya trotoar difungsikan untuk pejalan kaki, di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, akan berbeda.
Anda akan menengok sebuah trotoar yang dipenuhi oleh pedagang yang menjual barang antik dari zaman ke zaman.
Ada sekitar 120 orang pedagang yang menjual koleksi barang kuno yang estetik dan tak lekang dimakan zaman, meski sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Misalnya seperti piringan hitam, keramik-keramik ukir, peralatan dapur kuno yang terbuat dari batu dan tanah liat, perhiasan dari batu giok, dan lampu-lampu kristal.
Adapula beragam peralatan tempur, perkapalan, senjata tradisional, alat musik, koin, lukisan, patung, hingga barang elektronik seperti TV tabung, radio, mesin tik, telepon, dan jam pasir.
Masing-masing pedagang, memiliki kios sendiri yang sudah beratap.
Luasnya bervariasi, ada yang berukuran 2x1 meter hingga yang lebih dari tiga meter.
Kendati begitu, Kepala Pasar Barang Antik, Tamim mengatakan, pasar tersebut mulanya berbentuk pasar tumpah yang tak bersekat dan tak beratap.
Baca juga: Wisata Jakarta : Libur Akhir Pekan, Sebanyak 8.000 Pengunjung Padati Dufan Ancol
Para pedagang biasanya menggelar tikar untuk menjajakan barang daganganya dari pagi hingga sore.
"Dari tahun 1963 sudah ada, dulu kan awalnya gelar tikar, setelah ke sini-sini, baru pemerintah membangun, dirapih-rapihkan," ujar Tamim saat ditemui Wartakotalive.com, Sabtu (18/2/2023).
"Dulu dikasih tenda, ada meja, di awal-awal barang disimpan di belakang, nitip ke rumah orang," lanjutnya.
Pria yang sudah berjualan barang antik selama 45 tahun itu mengatakan, kebanyakan pembeli merupakan warga lokal dan turis mancanegara.
Mereka biasanya datang untuk menengok koleksi sejarah dan membelinya untuk dekorasi rumah.
"Ya Alhamdulillah ada aja yang beli tergantung rezeki orang saja," ujarnya.
Baca juga: Wisata Jakarta: Ada Pameran 38 Tahun Kartun Timun di Bentara Budaya Jakarta hingga 23 Februari
"Sekarang banyaknya yang beli masyarakat lokal, dulu kan orang luar, Amerika, Belanda, Singapura, Malaysia, Thailand," imbuh Tamim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.