Minyak Goreng Langka

Pengamat Menduga, Mafia Minyak Goreng Coba Permainkan MinyaKita hingga Langka

Minyak goreng merek MinyaKita saat ini langka, membuat masyarakat terpaksa membeli merek lain yang mahal.

Editor: Valentino Verry
ist
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melepas MinyaKita dengan tujuan krisis minyak goreng teratasi, beberapa waktu lalu. Kini, MinyaKita langka, yang diduga dimainkan mafia. 

Selain itu, menurut Trubus hal tersebut dipicu karena lemahnya pemerintah daerah dalam pengawasannya di lapangan.

"Kan pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengawasi sekaligus untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan ketika harga itu sudah di luar kewajaran," tandas Trubus.

Trubus juga meyakini, segala persoalan MinyaKita ada indikasi terdapat pihak-pihak yang mencoba mencari untung untuk kepentingan Pemilu 2024.

"Kan butuh biaya besar. Nah oknum-oknum nakal itu mencari dana dari MinyaKita ini," ujar Trubus.

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menduga adanya mafia minyak goreng yang coba mempermainkan MinyaKita.
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menduga adanya mafia minyak goreng yang coba mempermainkan MinyaKita. (Istimewa)

Untuk mengatasi hal tersebut, Trubus mengatakan bahwa mau tidak mau masyarakat harus membatasi pembelian dan penggunaan MinyaKita.

Lebih lanjut kata Trubus, masyarakat disarankan untuk melapor ke pemerintah daerah setempat.

"Kan tiap daerah sekarang punya semacam kotak aduan, baik itu datang langsung maupun melalui aplikasi. Nah jadi masyarakat bisa melapor ke situ," ucap Trubus.

Harapannya, bisa segera ditindaklanjuti oleh kepala daerah setempat.

Dede Mengaku Stok Aman dan Dijual dengan Harga Rp 18.000 per Liter

Sementara itu, seorang pedagang, Dede (43) mengaku stok MinyaKita aman (tidak ada kelangkaan).

Hal tersebut ia sampaikan saat ditemui Warta Kota di warungnya, Pasar Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (5/2/2023).

Sebagai informasi, MinyaKita merupakan program minyak goreng kemasan yang diluncurkan pemerintah untuk meredam lonjakan harga minyak pada pertengahan tahun 2022 lalu.

"Stoknya aman sih. Tapi ya gitu, kurang minat pembeli," ujar Dede di warungnya.

Pria yang sudah berdagang selama satu tahun di Pasar Palmerah itu mengaku bahwa ia biasanya membeli MinyaKita hanya satu dus.

Dalam satu dus tersebut, berisi 12 (masing-masing kemasan satu liter) MinyaKita.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved