Berita Jakarta

Karier Kasubdit 1 Kamneg Ditreskrimum PMJ, AKBP Joko Dwi Harsono Pernah Jadi Tukang Ojek Pangkalan

Kasubdit 1 Kamneg Ditreskrimum PMJ, AKBP Joko Dwi Harsono mengaku pernah menjadi tukang ojek pangkalan sebelum kerja di kepolisian.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: PanjiBaskhara
Kolase Wartakotalive.com/Miftahul Munir/Istimewa
Foto: Kasubdit 1 Kamneg Ditreskrimum PMJ, AKBP Joko Dwi Harsono mengaku pernah menjadi tukang ojek pangkalan sebelum kerja di kepolisian. 

Warga di sana, tidak memiliki simpati kepada aparat kepolisian pasca tragedi kerusuhan yaitu pembakaran kantor polisi tahun 1996.

Peristiwa itu berawal karena ada anak Kiyai ditilang dan menyulutkan amarah simpatisan dari tokoh agama di sana.

Semasa ia dinas, warga di sana masih merasakan sulit diatur oleh aparat kepolisian dan ia pernah ditegur oleh Kapolres karena di Singaparna ibu kota Tasik selalu macet.

Pemasangan rambu lalu lintas di sana, tak membuahkan hasil karena ada oknum tukang parkir mencopot dan membuangnya.

Joko harus memutar otak demi menarik simpati warga agar mau diatur karena banyak tukang becak dan delman parkir sembarangan.

Itu menjadi penyebab kemacetan di sana di wilayah tugasnya saat itu.

Lulusan Akpol 2004 ini kemudian mengambil hati tukang becak dan delman dengan meminta keliling.

Ia membayar sekira Rp 25.000 dan hal ini dilakukan setiap hari demi mendapat simpati warga.

"Tukang becak, tukang delman saya naikin setiap sore, saya tanya siapa yang belum dapat tarikan, saya naikin pakai seragam dinas keliling, itu berkesan," jelasnya.

Cara menyentuh langsung ke masyarakat seperti itu, ternyata membuahkan hasil dan Joko mendapat dukungan dari masyarakat untuk memasang rambu lalu lintas.

Kemudian, tukang becak dan delman perlahan mau diatur, sehingga arus lalu lintas di sana mulai bisa dikendalikan.

Sementara kasus berkesan di Jakarta Barat adalah terjadinya penimbunan obat Covid.19 di kawasan Kalideres, Jakarta Barat 2021.

Sebab, ketika tingginya kasus Covid-19, ada pelaku yang sengaja menimbut obat demi harga jualnya tinggi di pasaran.

"Harganya sampai jutaan karena barangnya juga langka, itu sih berkesan," ucapnya.

(Wartakotalive.com/M26)

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved