Ganggu Keamanan dan Kenyamanan, Warga Keluhkan Proyek Pengendalian Banjir Kali Bekasi

Ismu Sutopo, salah satu warga RT 005/35 Kelurahan Bojong Rawalumbu, yang mengeluhkan adanya proyek tangul di Kali Bekasi paket 1 ini.

Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
Warga RT 005/35 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan adanya proyek pengendalian banjir Kali Bekasi Paket-1. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Warga RT 005/35 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan adanya proyek pengendalian banjir Kali Bekasi Paket-1.

Sebab proyek pengerjaan tanggul Kali Bekasi di Jl Taman Kemang Anyelir, Komplek Kemang Pratama ini disebut dikerjakan tanpa mempedulikan keberadaan penghuni komplek.

Adalah Ismu Sutopo, salah satu warga RT 005/35 Kelurahan Bojong Rawalumbu, yang mengeluhkan adanya proyek tangul di Kali Bekasi paket 1 ini.

Baca juga: Cegah Banjir Bandang, Ribuan Pohon Ditanam di Lahan Kritis Bringin Semarang

Baca juga: Aksi  Anggota TNI Selamatkan Bayi-bayi  Korban Banjir di Manado Dengan Ember Cucian

Warga merasa terganggu kenyamanannya lantaran pekerjaan dilakukan tanpa memperhatikan keamanan dan kenyamanan warga sekitar. Padahal proyek ada di depan rumah warga sepanjang Jl Taman Kemang Anyelir, Komplek Kemang Pratama ini.

"Kok tidak ada kepedulian sama sekali terharap keselamatan warga sekitar. Jangankan untuk akses kendaraan warga, untuk jalan kaki pun kita kesulitan lantaran tak adanya akses lalu lalang warga. Ini sungguh memprihatinkan," kata Ismu dalam keterangannya Minggu (29/1/2023).

Menurutnya, pihak kontraktor dalam hal ini salah satu perushaan BUMN ternama, sebenarnya sudah melakukan sosialisasi ke warga.

Akan tetapi saat pelaksanaan di lapangan, terkesan keselamatan warga komplek diabaikan. Padahal harusnya dibuatkan jalan masuk untuk pejalan kaki yg diberi pembatas jalan atau jalur pejalan kaki.

Sehingga warga merasakan aman dan nyaman, tidak was-was saat melintas di lokasi sekitar rumahnya. Sebab di lokasi banyak alat berat yang digunakan untuk proyek ini.

"Kemudian tidak adanya safety officer yang bertugas di sekeliling alat berat yang sedang dioperasikan. Sehingga dikawatirkan akan terjadi kecelakaan, khususnya bagi pejalan kaki yang akan masuk ke rumahnya sendiri," tukas Ismu lagi.

Yang membuatnya warga kesal, proyek ini berjalan setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 21.00. Sabtu dan Minggu yang harusnya libur juga tetap ada pekerjaan sehingga kenyamanan warga terganggu.

Baca juga: Dukung Program Heru Budi Hartono Cegah Banjir, Forum Lintas Ormas DKI Tanam Pohon di Ciliwung

Baca juga: VIDEO Jokowi Sanjung PJ Gubernur Heru Budi Hartono Saat Tinjau Proyek Banjir Jakarta

Kondisi ini diperparah dengan banyaknya alat-alat penunjang kerja yang diletakkan begitu saja di depan rumah warga. Seperti drum atau jerigen berisi BBM solar.

Beberapa kali solar tumpah ke jalan juga dibiarkan oleh pekerja. Belum lagi suara bising dari deru suara mesin alat berat yang setiap harinya masuk ke telinga warga. Selain itu meletakkan besi ukuran besar dan panjang begitu saja di badan jalan.

Sejumlah warga mencoba menegur pelaksana di lapangan agar memperhatikan keselamatan warga sekitar.

Namun oknum pekerja malah balik menantang dengan penuh arogan mengatakan, "Silahkan saja distop, ini proyek pemerintah. Kami akan jalan terus," ujar seorang pekerja pada warga.

Hal ini tentu membuat kesal warga. Padahal harusnya kontraktor BUMN ini paham, bagaimana bekerja secara berkualitas.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved