Formula E
BW: Ada Informasi Pimpinan KPK Paksa BPK Keluarkan Penghitungan Kerugian Negara Kasus Formula E
BW menduga KPK telah menyebarkan kebohongan ihwal pertemuan tiga pimpinan dengan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Bekas komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto (BW) menilai ada upaya menjegal Anies Baswedan ikut Pemilu 2024.
Salah satunya, kata BW, lewat penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaran Formula E di DKI Jakarta.
BW menduga KPK telah menyebarkan kebohongan ihwal pertemuan tiga pimpinan dengan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Dia menyebut pertemuan tersebut bukanlah berasal dari undangan BPK, seperti yang diucapkan oleh KPK.
"Ada indikasi kebohongan yang secara sengaja ditebar dan disebarkan, bahwa kehadiran tiga pimpinan KPK atas undangan BPK."
"Tetapi informasi lain menyatakan, pimpinan KPK sengaja datang ke BPK pasca-dilakukan ekspose kasus Formula E di internal KPK."
Baca juga: Tidak Lakukan Lockdown Saat Awal Pandemi Covid-19, Jokowi: Saya Semedi Tiga Hari
"Mereka ingin 'meyakinkan', untuk tidak menyebutnya sebagai 'memaksa', agar BPK mengeluarkan audit atau penghitungan kerugian negara, dengan membawa lengkap internal KPK, mulai dari deputi, direktur, hingga satgas penyelidikan," ungkap BW lewat keterangan tertulis, Kamis (26/1/2023).
Dalam sejarah KPK, menurutnya, tidak lazim apabila inisiatif ekspose justru berasal dari KPK. Terlebih, belum ditemukan alat bukti yang cukup atas kasus Formula E. Ditambah, tahapan pemeriksaan kasus Formula E baru penyelidikan.
"Apalagi SOP BPK juga tegas mengatur penghitungan kerugian keuangan negara tidak dapat dilakukan bila suatu kasus baru dalam tahap penyelidikan," jelas BW.
Baca juga: Pengalaman Hadapi Pandemi, Jokowi: Ternyata Kalau Ingin Semua Bekerja, Kita Harus Ditekan Dulu
Dari selentingan informasi yang didapatnya pula, BW menyebut, pada waktu ekspose di BPK terjadi selisih paham antara pimpinan KPK yang hadir dengan jajaran penindakan.
Satgas penyelidikan bersikeras atas tujuh kali hasil ekspose, yang menyimpulkan belum adanya cukup bukti untuk menaikkan kasus Formula E ke tahap penyidikan.
"Ada pertanyaan, apakah BPK akan 'dijebak' untuk 'ditarik masuk' dan 'disandera' dalam kasus Formula E?" Tanya BW.
Baca juga: NasDem Siapkan Alternatif Jika Koalisi dengan PKS dan Demokrat Gagal
BW turut menyinggung soal Deputi Penindakan Karyoto dan Direktur Penyelidikan KPK Endar Priantoro yang diadukan kepada Dewan Pengawas KPK.
Dia menyebut laporan tersebut ada indikasi terjadi disebabkan keduanya berselisih dengan pihak yang memaksakan ekspose terhadap Formula E.
"Seharusnya tiga orang pimpinan yang memimpin ekspose di BPK justru menjadi pihak yang harus diadukan dan diperiksa oleh Dewas KPK."
Baca juga: Red Notice Terlambat Terbit, KPK Gagal Ciduk Buronan Paulus Tannos di Thailand
"Karena telah dengan sengaja melawan asas-asas yang disebutkan dalam pasal 5 UU KPK dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, yaitu asas yang berkaitan dengan kepastian hukum, akuntabilitas dan kepentingan umum," papar BW.
Selain itu, BW berujar, Anies Baswedan juga diserang melalui jalur lain.
Dia menyinggung soal adanya orang tidak dikenal mengirimkan sekantong penuh ular kobra terhadap eks Gubernur Banten yang berencana bertemu Anies Baswedan.
"Peristiwa tersebut sudah jelas menunjukkan Anies Baswedan sedang dimatikan keperdataan dan konstitusionalnya, agar tidak dapat dipilih sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan," paparnya. (Ilham Rian Pratama)
Tolak Rencana Formula E 2024 Digelar di Sudirman-Thamrin, PSI: JIEC Ancol Jadinya Diapain Dong? |
![]() |
---|
Cuma Untung Rp 5 miliar, PSI Sindir Formula E Butuh Waktu 100 Tahun untuk Balik Modal |
![]() |
---|
Usung Konsep Street Sirkuit, Formula E 2024 Tidak akan Digelar di Sirkuit Warisan Anies Baswedan |
![]() |
---|
Pengamat Katakan Prasetyo Harus Mundur dari Dewan Pengarah Formula E 2023 Demi Hindari Kongkalikong |
![]() |
---|
Gembong Warsono Memuji Ketua DPRD DKI Jakarta Mundur dari Dewan Pengarah Formula E 2023 |
![]() |
---|