Pembunuhan di Bekasi

Berusaha Menghilangkan Jejak, Dede Pelaku Pembunuhan Berantai Sengaja Meminum Kopi Berisi Racun

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, membeberkan modus seorang tersangka pembunuhan berantai bekasi-Cianjur.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
Tribunnews
Pelaku pembunuhan berantai di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - M Dede Solehudin selaku salah seorang tersangka kasus pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur disebut sengaja meminum kopi yang di dalamnya terdapat racun pestisida untuk menghilangkan jejak.

Demikian dikatakan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga.

"Kalau alasannya, kan untuk menghilangkan jejak. Seakan-akan dia itu untuk menghilangkan jejak, supaya tidak ketahuan bahwa dia ikut meracun," kata Indrawienny dalam keterangannya, Senin (23/1/2023).

Indrawienny berujar bahwa Dede hanya sedikit meminum kopi yang berisi racun sehingga saat ini masih hidup.

"Iya, (untuk hilangkan jejak bahwa itu tindakan pembunuhan, jadi dibuat seperti keracunan juga)," ujar Panjiyoga.

Setelah kejadian itu, Dede kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantar Gebang, Bekasi.

Ia telah ditetapkan sebagai tersangka setelah sebelumnya menjadi korban akibat diduga keracunan.

Baca juga: Polisi Sedang Mendalami Kejiwaaan Wowon cs pada Kasus Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur    

Baca juga: VIDEO Korban Selamat Pembunuhan Berantai Wowon Mengaku Pusing dan Sesak Nafas Usai Minum Kopi

Baca juga: Terungkap, Korban Pembunuhan di Cimanggis Depok Adalah Sopir Taksi Online

Dalami Kejiawaan Pelaku

Polisi sedang mendalami kejiawaan para tersangka kasus pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa pihaknya turut melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).

Hal itu guna mengecek kejiwaan ketiga tersangka, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, serta M Dede Solehudin.

Termasuk apakah kemungkinan tersangka mengalami gangguan mental atau biasa disebut psikopat.

"Ya, Apsifor juga sudah kami libatkan, artinya ada secara prosedural kan, memakan waktu, ada observasi dan lain-lain," kata Trunoyudo kepada wartawan, Senin (23/1/2023).

Trunoyudo berujar bahwa pihaknya bersama Apsifor masih terus melakukan pendalaman terkait kejiwaan para tersangka.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved