Eksklusif Warta Kota

Eksklusif Kapolres Jakarta Pusat: Menguak Peran Polisi dalam Kasus Penculikan Bocah Malika

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin menjadi sosok yang mengawal kasus penculikan Malika (6)

Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin bicara kasus penculikan Malika bocah 6 tahun 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Usai 28 hari pencarian, Malika (6) bocah yang hilang di kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, ditemukan polisi di dalam gerobak sampah yang tertutup kain sarung.

Malika dibawa kabur pelaku yakni Iwan Sumarno menggunakan bajaj, sesaat usai mengajak korban membeli ayam goreng, Rabu (7/12) silam.

Orangtua Malika melaporkan hal tersebut kepada Polres Metro Jakarta Pusat karena batang hidung Malika tak muncul hingga dua hari selang kejadian.

Melalui tayangan kamera CCTV, diketahui jika Iwan telah membawa pergi Malika. Laporan kehiangan anak pun berubah menjadi penculikan.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin menjadi sosok yang mengawal kasus ini sedari awal hingga berujung tertangkapnya pelaku.

Kepada jurnalis Warta Kota Nuri Yatul Hikmah, Komarudin membagikan pengalamannya mulai dari awal menerima laporan hingga menemukan gadis belia tersebut.

Berikut wawancara yang berlangsung belum lama ini:

Bisa dijelaskan terkait kasus Malika dari awal pelaporan hingga akhirnya ditemukan?

Kasus berawal dari pertemuan antara keluarga korban dan pelaku karena memang pelaku sering berinteraksi dengan pihak keluarga.

Menurut keterangan keluarga, pada 7 Desember 2022 pukul 10.00 WIB, pelaku datang.

Sempat berkomunikasi sebentar, pelaku pergi mengajak korban untuk membeli ayam goreng.

Dari sana diketahui korban akhirnya tidak pulang lagi. Baru di hari kedua, 9 Desember 2022, orangtua M melaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat, dengan laporan model C (laporan orang hilang).

Selanjutnya berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) Kepolisian, kami langsung menyebarkan informasi melalui sarana komunikasi kepada seluruh jajaran. Pada 12 atau 13 Desember 2022, kami mendapatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan korban dibawa pelaku menggunakan bajaj.

Nah dari sanalah kami tindaklanjuti dengan membuat laporan polisi model A. Dari keterangan yang kami dapatkan, pelaku ternyata cukup akrab dengan lingkungan sekitar dan keluarga.

Kami lalu mendalami keterangan dari saksi-saksi lain yang ujungnya kami dapatkan dua nama, Yudi dan Hendra.

Baca juga: Dinas Perlindungan Anak Jenguk Malika Korban Penculikan Beri Pendampingan dan Bantuan Sosial

Mereka mengenali orang tersebut dengan ciri-ciri pengumpul barang bekas, menggunakan gerobak dengan sepeda sebagai pendorongnya.

Selanjutnya kami lakukan pendalaman apakah dua nama tadi merupakan identitas dari satu orang yang kami cari.

Kami kemudian menyisir rute perjalanan mulai dari rumah korban, ke tempat penjual ayam, berujung ke tempat terakhir (korban diduga) diturunkan sopir bajaj di Stasiun Kota.

Dari sana kami telusuri menggunakan sarana IT atau cara manual seperti door to door, pun CCTV.

Sayang belum menghasilkan tampilan gambar yang bagus karena jaraknya terlalu jauh, pelaku sulit diidentifikasi.

Baru kemudian di Jalan Industri, kami menemukan satu rekaman CCTV yang cukup jelas walaupun jaraknya agak jauh.

Baca juga: Keluarga Ungkap Perubahan Fisik Malika saat Diselamatkan dari Penculik: Rambut Dipotong Asal-asalan

Kami juga dapat informasi di RW 5 Pademangan, orang dengan ciri-ciri tersebut pernah diamankan dalam sebuah kasus penggelapan sepeda motor.

Kami kembali sandingkan. Kesimpulannya pelaku adalah orang yang sama.

Selanjutnya kami mencari identitas pelaku, KTP-nya. Di sini terkuak bahwa identitas asli dari dua nama yang tadi disebutkan adalah Iwan Sumarno.

Pelaku sudah menjual gerobaknya di Pasar Poncol.

Per 30 Desember 2022, kami mengeluarkan daftar pencarian orang (DPO).

Pada Senin, 1 Januari 2023 malam, kami memperoleh informasi orang yang mirip dengan pelaku berada di sekitar Cipadu.

Dari sanalah, langsung kami amankan dan ternyata di dalam gerobak ada korban yang ditutupi menggunakan sarung agar tak terlihat. Korban tak bersuara sama sekali.

Kami membawa pelaku ke kantor sedangkan korban ke rumah sakit Polri Kramat Jati untuk mendapatkan perawatan baik fisik maupun psikis.

Apa saja tantangan yang dihadapi selama mencari Malika?

Karena rekaman CCTV sangat jauh, sulit sekali mengidentifikasi wajah, gerak-gerik, gestur, pun ciri-ciri khusus lain.

Ada empat tim yang diterjunkan. Kami masuk ke lingkungan pengumpul barang bekas dan lain sebagainya.

Informasi dari masyarakat yang masuk ke nomor kami juga memberikan andil yang besar yaitu melihat orang yang mirip pelaku berada di Tangerang.

Bagaimana situasi ketika polisi pertama kali menemukan Malika?

Dalam pandangan sesaat setelah ditemukan, yang terlihat secara kasat mata memang kondisinya terlihat lemah ya, artinya kondisi yang mungkin juga letih, kemudian bingung, juga panik, dan mohon maaf kotor. Kebetulan tim Polres Metro Jakarta Pusat yang menemukan pertama kali.

Apa imbauan Pak Kapolres kepada masyarakat agar kejadian ini tidak terulang lagi?

Ini pembelajaran untuk kita semua, terlebih untuk lingkungan sosial agar kita bersama-sama mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan yang menyasar anak-anak.

Tentu dengan kepedulian, kita bisa mencegah kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kita harus berkumpul, hidup dan berkembang dengan baik. (m40/eko)

 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved