Pemilu 2024
Sunardi Anak Petani yang Memiliki Tekad Mengantar Pemilu 2024 Jurdil, Ini Profilnya
Ketua KPU DKI Jakarta Sunardi memiliki asa membawa Pemilu 2024 benar-benar jurdil (jujur dan adil), setidaknya untuk di Jakarta.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Memiliki latar belakang sebagai anak petani di Ngawi, Jawa Timur tak menyurutkan semangat Sunardi untuk menjadi orang sukses dan terpandang.
Terbukti pada usianya 51 tahun, Sunardi resmi menyabet gelar sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
Lahir pada 15 Oktober 1971, Sunardi memiliki dua anak laki-laki dan istri yang bernama Tri Mawarni.
Pribadinya yang ramah dan bersahaja, membuatnya tumbuh menjadi seorang pemimpin di segala bidang profesi.
Sunardi banyak melanglang buana saat mengais ilmu. Bidang pendidikanlah yang kemudian mengantarkan dirinya ke panggung kesuksesan.
"Saya ini dibesarkan di keluarga petani jauh di kampung sana, di Ngawi Jawa Timur," ujar Ketua KPU DKI Jakarta, Sunardi saat ditemui Wartakotalive.com di Kantor KPU DKI Jakarta, Senin (9/1/2023).
"Karena memang sampai sekarang hobi saya adalah bertani dan berkebun," sambungnya.
Pendidikan dan Organisasi
Perjalanan hidup Sunardi dihiasi oleh proses belajar mengajar, baik secara akademis maupun praktik.
Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), berlanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), kemudian ia mendapat kesempatan untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit di Ngawi, yakni SMAN 2 Ngawi.
Setelah itu, Sunardi mendapat kesempatan untuk masuk dan berkuliah di salah satu universitas swasta di Jogjakarta, yakni Universitas Islam Indonesia (UII).
Baca juga: Jumlah Anggota DPRD DKI Tambah 19 Kursi Jadi 125 Orang, Ketua KPU DKI Sunardi: Hasil Pemilu 2024
Saat itu, Sunardi mengambil Fakultas Ekonomi.
Sebagai anak seorang petani, Sunardi mengalami banyak suka dan duka selama berkuliah, terutama terkait biaya kuliah.
"Namanya orang petani, kalau dari kampung biasalah gitu ya, apalagi waktu di UII kan termasuk kampus yang agak mahal waktu zaman itu," ujar Sunardi.
Kendati begitu, dirinya santer menjadi mahasiswa aktif dengan mengikuti kegiatan di berbagai organisasi dan lembaga kemahasiswaaan.
Selain itu, Sunardi juga aktif mengikuti organisasi eksternal, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Tak sampai di situ, Sunardi juga mengepakkan sayapnya untuk mengikuti berbagai organisasi lain, seperti karang taruna.
Baca juga: Ketua KPU DKI Jakarta Sunardi: Efek Bertambahnya Parpol di Pemilu 2024
Rupanya, keaktifan Sunardi mengikuti berbagai organisasi, sudah dimulai saat ia duduk di bangku SMA. Pada waktu itu, dirinya bergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan menjadi ketua kelas berturut-turut, hingga kuliah.
Datang ke Jakarta
Sejak tahun 1997, Sunardi menghabiskan waktu di Jakarta untuk mengadu nasib.
Namun sebenarnya, Jakarta bukanlah kota impian Sunardi untuk meniti karier dan menghabiskan waktu. Ia justru lebih senang berada di Yogyakarta atau Surabaya.
Alasannya tak lain agar lebih dekat dengan kampung halaman.
"Tapi mungkin takdir berkata lain, yang membawa ke Jakarta itu saudara. Sampai Jakarta, saya tidak boleh pulang," kata Sunardi.
Baca juga: Ketua KPU DKI Jakarta Sunardi Jawab Tudingan Intimidasi Partai Politik Jelang Pemilu 2024
"Karena dibilangin, 'Apa kamu enggak malu sama si A udah bisa ngasih orang tua?', 'Saya malu jadinya', akhirnya saya enggak pulang," sambungnya.
Lokasi pertama tempat Sunardi meniti karier adalah Muara Baru, kemudian Priuk.
Di tempat tersebut, Sunardi mengaku banyak mendapat gemblengan dan arahan untuk menjadi seorang pemimpin.
Namun, Sunardi tak lantas terjun pada dunia politik, ia bekerja dahulu di salah satu perusahaan swasta pada tahun 1997-2024.
Tak berselang lama, kemudian ia diajak untuk menjadi tenaga pengajar di kampus-kampus.
Saat itulah, titik balik yang mengantarkan Sunardi ke panggung kesuksesan.
Baca juga: Dewan Pers Bahas Cara Atasi Hoaks Jelang Pemilu 2024 Bersama Polri, KPU, Bawaslu, dan KPI
Sunardi terpilih menjadi Ketua Jurusan, Staf Tata Usaha, Wakil Dinas, dan beberapa jabatan penting lainnya di Universitas Satyagama Jakarta mulai tahun 1997.
Kemudian tahun 2010, dirinya diminta untuk menjadi dosen di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. Sunardi pun tercatat sebagai dosen tetap hingga hari ini.
"Posisi saya itu sebenarnya sampai sekarang masih dosen di Universitas Pamulang, tapi nonaktif karena sudah di KPU," jelas Sunardi.
Jalan Menjadi Ketua KPU

Berlatar belakang pendidikan ekonomi, Sunardi sebenarnya tak menyangka akan terjun ke dunia politik, terlebih menjadi Ketua di KPU DKI Jakarta.
Hal tersebut bermula pada perjalanannya mulai tahun 2004, dirinya menjadi Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di lingkungan rumah.
Kemudian pada 2007 saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta digelar, Sunardi diminta untuk menjadi ketua penyelenggara di tingkat kecamatan.
Setelah itu, Sunardi diminta mendaftar ke KPU Kabupaten Kota di Jakarta Barat.
"Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik, karena selama ini saya tidak punya bayangan menjadi penyelenggara. Cuma ketua kami almarhum waktu itu di Ketua Jakarta Barat, selalu men-support," ungkap Sunardi.
"Mangkanya diajak, terakhir dites kesehatan sama dia didampingi, takut orangnya pergi," lanjutnya.
Akhirnya, kata Sunardi, ia mendaftar dan diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu anggota KPU di Jakarta Barat sampai tahun 2013.
Tahun 2013, dirinya mendaftarkan diri kembali menjadi anggota KPU, namun terpilih menjadi Ketua KPU Jakarta Barat hingga 2018.
Ketika tahun 2018, dirinya mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta dan terpilih menjadi ketua umum hingga hari ini.
"Jadi saya merintis dari bawah, KPPS di tingkat PPS, di tingkat Kecamatan Kota, tingkat DKI," jelas dia.
Berorganisasi di Mata Sunardi
Tumbuh di lingkungan organisasi, Sunardi banyak mengambil manfaat di dalamnya, seperti bisa menghadapi karakter orang dan mengatur serta mengelola kehidupan.
"Karena kami terbiasa memanaj (mengatur) di luar jadwal kuliah, menghadapi orang, berkomunikasi dengan orang, bersilaturahmi, dan tidak semata-mata didapati saat di bangku kuliah," ujar Sunardi.
Menurutnya, berorganisasi adalah suatu kegiatan yang ikhlas, tulus dari hati, dan berdasarkan kemampuan serta keinginan diri sendiri.
Lewat organisasi, kata Sunardi, seseorang bisa mengolah cara berpikirnya, melatih kepemimpinan, dan kritis dalam bertindak.
Selain itu, lewat organisasi juga kemampuan menjadi seorang pemimpin bisa terasah.
"Kepemimpinan itu enggak bisa terbentuk dalam waktu sesaat. Akan terbentuk pada saat dia lahir, berkembang, kemudian belajar, pemikiran dan seterusnya. Nah itulah tahap-tahap proses untuk menjadi seorang leader," jelas dia.
Salah satu ilmu organisasi yang diterapkan Sunardi hingga hari ini adalah manajemen.
"Termasuk saya inikah sebenarnya orang ekonomi, kalau dilihat sepintas enggak diperlukan di penyelenggaraan KPU, karena mestinya pandangan orang awam bahwa KPU itu diisi oleh orang-orang yang paham politik," ujar Sunardi.
"Ternyata tidak, ketika saya masuk ke dalam penyelenggara Pemilu, justru ilmu-ilmu manajemen yang dipakai di sini. Bagaimana merencanakan, bagaimana mengatur , bagaimana menggerakkan orang, dan mengevaluasi," sambungnya.
Hal tersebutlah yang membuat Sunardi semakin senang menjalankan perannya di dunia politik, terlebih menjadi Ketua di KPU DKI Jakarta.
Ia menganggap, KPU adalah kawah Candradimuka. Bukan hanya melatih pikiran, tetapi mental sebab KPU selalu menjadi sorotan serta tak jarang menuai kritik.
"Keyakinan kalau saya di sini adalah memberikan yang terbaik, maka harus diberi karakter baik sehingga apa yang kami perkuat jangan sampai rusak," tandasnya.
Biodata Lengkap Ketua KPU DKI Jakarta, Sunardi, S.E.,MM
Nama : Sunardi
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Ngawi, 15 Oktober 1971
Usia : 42 tahun
Pekerjaan/jabatan : Ketua KPU DKI Jakarta
Alamat : Jalan Raya Prepedan No. 32 RT 03/RW 09, Kelurahan Karnal Kalideres, Jakarta Barat
Status : Sudah Kawin (punya dua anak)
Nama Istri : Tri Mawarni
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Tungkulrejo Ngawi, lulus tahun 1984
2. SMP Negeri 1 Padas Ngawi, lulus tahun 1987
3. SMA Negeri 2 Ngawi, lulus tahun 1990
4. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (S1), lulus tahun 1995
5. Universitas Satyagama Jakarta (S2), lulus tahun 2003.
6. Universitas Satyagama Jakarta (S3), (tahap penelitian)
Pengalaman Kerja
1. Khusus Kepemiluan
- Ketua Ketua KPPS pada Pemilu Anggota Legislatif tahun 2004
- Ketua KPPS Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004
- Ketua PPK Kecamatan Kalideres pada Pilkada 2007 dan Anggota KPU Kota Administrasi Jakarta Barat tahun 2008-2013
- Ketua Umum KPU DKI Jakarta tahun 2018 sampai sekarang
2. Non Kepemiluan
- Team Marketing pada PT Silicaindo Makmursentosa tahun 1997-2004
- Dosen Tetap pada Universitas Satyagama tahun 1997-2010
- Dosen Tidak Tetap pada Universitas Muchtar Talip tahun 2004
- Dosen Tidak Tetap pada Universitas Suropati Jakarta tahun 2003-2004
- Dosen Tidak Tetap pada Universitas Kalpataru tahun 2003
- Kepala Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Satyagama tahun 1998-1999
- Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Satyagama tahun 2001-2010
- Pembantu Dekan II dan III Fakultas Ekonomi Universitas Satyagama tahun 2002-2006
- Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Satyagama tahun 2006-2010
- Koordinator Kampus Fatmawati USG tahun 2007-2010
- Staf Khusus Rektor Bidang Marketing tahun 2007-2008
- Koordinator Team Task Force USG tahun 2009-2010
- Dosen Tetap pada Universitas Pamulang tahun 2011 sampai sekarang
- Kepala Lembaga Penjaminan Mutu FE Universitas Pamulang 2012.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.