Kecelakaan

Sopir Bus Tayo Lepas Jerat Hukum, Keluarga Korban Kecelakaan Damai setelah Terima Uang Rp 20,5 Juta

Beberapa waktu lalu publik dikejutkan oleh kecelakaan maut Bus Tayo di Kota Tangerang, akhirnya damai.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
warta kota/gilbert sem sandro
Pegawai Bagian Operasional PT Tiara Perkasa Mobil selaku Operator Bus Tayo, Hadi Yulianto, menjalani proses mediasi dengan keluarga korban kecelakaan di Mapolrestro Tangerang Kota, Kamis (12/1/2023). 

Ia memastikan, penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut akibat korban kehilangan konsentrasi saat berkendara.

Pasalnya, saat kejadian korban saat itu hendak menjalani pengobatan dari penyakit yang dialaminya, yakni saraf kejepit.

Saraf terjepit atau HNP (Hernia Nucleus Pulposus) adalah kondisi ketika bantalan antar-tulang belakang, yang lembut dan seperti agar-agar, menonjol dan menekan saraf di sekitarnya, menimbulkan rasa nyeri.

"Berdasarkan informasi dari keluarga, korban itu memiliki riwayat sakit saraf kejepit dan sudah berobat ke dokter (sejak lama)," tuturnya.

Menurutnya, sebelum peristiwa naas itu terjadi, korban tengah dalam perjalanan pulang dari tempatnya bekerja.

Penyebab terjadinya kecelakaan maut antara pengendara sepeda motor yang menghantam Bus Tayo di Jalan Raya Bayur, Periuk, Kota Tangerang pada Senin (9/1/2023) lalu, akhirnya terungkap. Kanit Laka Satlantas Polres Metro Tangerang Kota, AKP Badruzzaman mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi lantaran pengemudi sepeda motor yang menjadi korban tewas dalam peristiwa ini kehilangan konsentrasi.
Penyebab terjadinya kecelakaan maut antara pengendara sepeda motor yang menghantam Bus Tayo di Jalan Raya Bayur, Periuk, Kota Tangerang pada Senin (9/1/2023) lalu, akhirnya terungkap. Kanit Laka Satlantas Polres Metro Tangerang Kota, AKP Badruzzaman mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi lantaran pengemudi sepeda motor yang menjadi korban tewas dalam peristiwa ini kehilangan konsentrasi. (wartakotalive.com, Gilbert Sem Sandro)

Korban yang tengah bekerja saat itu, meminta izin pulang lebih dahulu untuk menjalani pengobatan.

Namun belum sampai tujuan, sakit yang diderita tersebut diduga kambuh dan membuat korban kehilangan konsentrasi dalam berkendara.

"Jadi sebelum kejadian, almarhum sudah izin pulang lebih dahulu sama personalia di tempatnya bekerja untuk berobat, mungkin dalam perjalanan pulang itu, riwayat sakitnya kambuh, sehingga berkendaranya kehilangan konsentrasi," ucapnya.

"Karena merasa sakitnya kambuh, kami menduga korban nge-blank (hilang fokus) dan akhirnya terjadi kecelakaan itu," jelas AKP Badruzzaman.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved