Pilpres 2024

Dituduh Memaksa jadi Cawapresnya Anies, AHY Sentil Balik NasDem: Maksa Itu Menolak Orang Tanpa Sebab

Partai Demokrat mengusulkan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diteriaki ‘cawapres ‘ oleh seorang warga saat hadir dalam acara pemaparan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. Acara yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (8/10/2022) siang. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab pernyataan dari Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, yang mengatakan, usulan Partai Demokrat terkesan memaksakan kehendak, lantaran di internal rencana Koalisi Perubahan belum menyepakati sosok cawapres Anies Baswedan pada Rabu (11/1/2023).

"Yang jelas begini, kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak, ada yang saling memaksakan diri," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat,Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023).

Sebaliknya, AHY menyebut jika menolak seseorang tanpa alasan jelas juga merupakan sikap memaksa.

"Contoh memaksakan itu begini, pokoknya wajib si A. Itu maksa. 'Apapun ceritanya saya tidak perlu tahu urusan atau alasannya yang penting si A'," tutur AHY.

"Atau sebaliknya, 'Saya tidak perlu tahu alasannya yang penting jangan si A'. Sama-sama memaksa," sambung AHY.

Baca juga: AHY Legowo Lukas Enembe Dicokok KPK: Kita Beri Doa dan Suport, tapi Hukum Harus Ditegakkan

Selain itu, AHY menyebutkan, Partai Demokrat sepakat tidak bersikap demikian, karena mengacu kepada konsensus.

AHY juga mempunyai harapan jika Demokrat, NasDem dan PKS jadi bekerja sama bingkai 'Koalisi Perubahan'. 

AHY menginginkan harapan masyarakat benar-benar bisa diwujudkan lewat koalisi yang tengah diupayakan ini.

"Kita ingin kalau koalisi ini mendapatkan restu dari Allah SWT itu benar-benar bisa menghadirkan kemenangan. Sebuah poros alternatif, sebuah poros perubahan, yang bisa membawa aspirasi dan harapan masyarakat Indonesia karena kami ingin meyakinkan Indonesia bisa berubah leboh baik tentunya dan melalui koalisi ini mudah-mudahan terbuka jalan itu,"kata AHY 

Baca juga: Gus Choi: Jokowi Maunya Ganjar Capres, Padahal Insyaallah yang Bakal Menang Anies

Disisi lain, AHY setuju perubahan ini tidak boleh dilakukan dengan paksaan, AHY menegaskan juga soal capres dan cawapres yang diputuskan, harus mempunyai peluang kemenangan yang besar.

"Tidak boleh memang saling memaksakan tapi sebaliknya kita harus meyakinkan bahwa pasangan yang nanti bisa dihadirkan oleh koalisi perubahan ini adalah pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan dan harus bisa membawa kans kemenangan yang paling besar. Itu yang menjadi konsensus," tutur AHY. 

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Urung Umumkan Bacapres di HUT PDIP, Ganjar Pranowo Pilih Bersabar

NasDem minta Demokrat jangan memaksa

Sebelumnya, Partai Demokrat mengusulkan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan, usulan Partai Demokrat terkesan memaksakan kehendak, lantaran di internal rencana Koalisi Perubahan belum menyepakati sosok cawapres Anies.

"Kalaupun demikian (Demokrat ingin AHY cawapres Anies) berarti memaksakan kehendak, karena kita belum menyepakati itu," kata Ali saat dihubungi, Rabu (11/1/2023).

Anggota Komisi III DPR itu menyebut rencana Koalisi Perubahan sulit terwujud apabila PKS, NasDem, dan Demokrat masing-masing mengusulkan cawapres.

"Artinya ada tiga cawapres dalam kontestasi ini. Kalau demikian akan sulit diwujudkan koalisi tersebut," ujar Ali.

Ali menegaskan, rencana Koalisi Perubahan harus dibangun dengan prinsip kesetaraan, tanpa membeda-bedakan.

Baca juga: KRONOLOGI Dugaan Brigadir Yosua Lecehkan Putri Candrawathi, Pintu Dibuka Keras

Ia menuturkan, Partai NasDem telah menyerahkan kepada Anies untuk menentukan cawapresnya.

"Dari NasDem sejak awal menyerahkan ke Anies," ucapnya.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan berharap AHY dideklarasikan sebagai cawapres Anies pada Februari mendatang.

Baca juga: TGB Perintahkan Kader Perindo Genjot Program yang Bermanfaat untuk Masyarakat

Tak hanya Syarief, sebelumnya Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, kadernya menginginkan duet Anies-AHY.

Menurut Herzaky, hal tersebut juga terpotret dalam hasil sejumlah lembaga survei, yang menyebut duet Anies-AHY memiliki elektabilitas cukup unggul.

"Pasangan Anies-AHY ini selalu jadi yang tertinggi, dan hampir selalu menang melawan pasangan manapun," papar Herzaky, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Baper Disindir Megawati, PSI Minta Maaf karena Dukung Ganjar Pranowo Jadi Calon Presiden

Ia menyebut hal tersebut sesuai dengan keinginan para kadernya, agar kedua figur tersebut duet pada pilpres.

"Selaras pula dengan keinginan kader dan konstituen kami, nama Anies-AHY yang paling sering disebut-sebut," ucap Herzaky.

Terlebih, kata Herzaky, baik Anies maupun AHY sama-sama memiliki kriteria yang diikuti Koalisi Perubahan.

"Memang, dari lima kriteria capres-cawapres yang kami susun, Mas Anies dan Mas AHY masuk dalam kriteria itu."

"Punya integritas, kapabilitas, elektabilitas tinggi, chemistry, dan sama-sama tokoh representasi perubahan dan perbaikan, bukan status quo," paparnya.

Kendati demikian, Herzaky menyebut pihaknya tak mempermasalahkan baik PKS maupun NasDem mengusulkan nama-nama tertentu untuk mendampingi Anies.

Sebab, kata dia, Koalisi Perubahan dibangun berdasarkan prinsip equal partnership, sejajar, setara satu sama lain.

"Tiap dari kami bebas bersuara. Bebas mengusulkan. Jadi, silakan saja jika NasDem ataupun PKS mengusulkan nama-nama capres atau cawapres," ucap Herzaky.

Namun, ia menuturkan pada akhirnya keputusan capres-cawapres di internal Partai Demokrat bakal ditentukan Majelis Tinggi Partai.

Herzaky menerangkan, saat ini Partai Demokrat masih terus menyerap aspirasi dari kader, konstituen, mencermati berbagai masukan dan data, termasuk hasil dari berbagai lembaga survei, serta berkomunikasi dengan calon mitra Koalisi Perubahan.

"Setelah tuntas di Majelis Tinggi Partai Demokrat, barulah akan kami bawa ke Koalisi Perubahan."

"Di Koalisi Perubahan, capres dan cawapres dibahas dan ditentukan secara bersama-sama oleh kami bertiga, Demokrat, PKS, dan NasDem," imbuhnya. (Fersianus Waku)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved