Berita Jakarta
Jadi Saksi Keganasan Covid-19, RSDC Wisma Atlet Segera Ditutup, Kini Tampak Kosong dan Sunyi
Ditutupnya Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran dikarenakan pandemi tersebut sudah mulai mereda dan kasusnya turun signifikan.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Suhendra mengaku sedih, sebab ia tak akan bekerja lagi di tempat yang bertahun-tahun berjuang untuk kesembuhan ribuan nyawa.
"Haru, karena dulu penuh sekarang sepi," jelasnya.
Pernyataan Erick Thohir
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ini menjadi pertanda baik untuk Indonesia agar bisa maju kedepan.
Menurut Erick, kehadiran Wisma Atlet Kemayoran awal pandemi menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk melindungi rakyat. Selain itu, ia mengatakan Wisma Atlet kemayoran mempunyai andil besar dalam keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.
"Kita tentu masih ingat, saat awal pandemi, seluruh pihak, dari TNI, Polri, kementerian lain, BUMN, tenaga kesehatan, hingga swasta, bahu-membahu mendirikan RS khusus untuk penanganan Covid-19," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/12/2022).
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Tuliskan 10 Film Favorit, dari Ngeri-Ngeri Sedap hingga KKN di Desa Penari
Baca juga: Covid-19 di China Makin Menggila, Krematorium Kewalahan Tangani Jenazah Korban Virus Corona
Secara terpisah, Mantan Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayor Jenderal TNI (Purn.) Tugas Ratmono mengatakan kehadiran Wisma Atlet Kemayoran tak lepas dari dukungan Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir, terutama penyaluran alat kesehatan dan obat-obatan.
"Jadi kalau kita lihat dari awal bagaimana membangun RSDC Wisma Atlet, bantuan alat kesehatan seperti tempat tidur dan juga obat-obatan berasal dari Kementerian BUMN," ujar Ratmono, Sabtu (24/12/2022).
Menteri Erick kala itu mengerahkan BUMN bergerak cepat membantu pendirian RS Wisma Atlet Kemayoran.
Dia menyebut BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya saling bekerja sama untuk melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.
"Holding BUMN RS yang baru terbentuk, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), langsung bekerja sama dengan TNI untuk menyediakan tenaga kesehatan. Lalu ada Hotel Indonesia Natour (HIN) yang mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet," ucap Erick.
Baca juga: Jelang Nataru, Dinkes DKI Jakarta Buka Gerai Vaksinasi Covid-19 di Empat Terminal
Baca juga: HUT ke-13, BUMN PT PII Gelar Skrining TBC Pedagang Pasar hingga Pelatihan Guru Daring
Mayjen (Purn.) Tugas Ratmono juga menyampaikan kehadiran Wisma Atlet tak lepas dari Kementerian dan Lembaga lainnya seperti Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI/Polri.
"Jadi untuk pembangunan fisik itu disiapkan oleh Kementerian PUPR. Kemudian sistem pelayanan itu antara Kemenkes dan Kesehatan TNI/Polri," ujar Ratmono.
Ia mengungkapkan, Kementerian dan Lembaga terkait memiliki peran luar biasa dalam pembangunan awal Wisma Atlet COVID-19.
"Saya kira di situ ada peran kolaboratif yang luar biasa antara Kementerian BUMN, PUPR, BNPB dan Kementerian Kesehatan secara integratif bersama Kesehatan TNI dan Polri. Jadi saya kira itu yang terjadi saat itu sampai beberapa kurun waktu masih berjalan terus. Setelah itu, baru mulai alur untuk obat dikendalikan oleh Kementerian Kesehatan dan lainnya dikendalikan oleh BNPB," pungkasnya.